5 Tahun Program Shuji Bersolek - Danau Shuji jadi Ekowisata Mandiri

5 Tahun Program Shuji Bersolek, Danau Shuji jadi Ekowisata Mandiri
Neraca, Beberapa wisatawan tampak mengunjungi Danau Suji di Desa Lembak, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Hari itu bukan hari libur maupun weekend, namun pengunjung selalu ada. Setelah 5 tahun Program Shuji Bersolek (Danau Shuji: Bergerak Bersama untuk Pengembangan Sosial, Lingkungan dan Ekonomi) - sebuah Program PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Prabumulih Field, ekowisata ini sudah mandiri. 
“Harapannya, tahun 2024 Mbak Dewi Shuji sudah menjadi ekowisata yang mandiri dan menjadi percontohan,” kata Bob Permana dilontarkan 5 tahun lalu ketika mulai merintis wisata Danau Shuji ini. Kini, harapan itu terwujud. 
Ketika membangun wisata Danau Shuji, Bob tidak berharap muluk-muluk. Kala itu, ia hanya ingin membantu para pemuda yang terdampak PHK. Tahun 2020, sebuah pabrik di Desa Lembak tutup yang mengakibatkan 217 orang warganya kehilangan pekerjaan. Bob bisa merasakan ketika kehilangan pekerjaan dan tidak punya uang. 
Pada saat niat membersihkan danau tersebut, Bob hanya ingin mengajak orang-orang yang di-PHK ini untuk bergerak. Perkara menghasilkan uang atau tidak, urusan belakangan. Sebagai modal awal, Bob kebetulan memiliki dana. Ia sukses menjalankan pekerjaan pengamanan di Muara Enim sehingga kliennya puas dengan hasil kerjanya. Dari hasil kerja berisiko itu, Bob mendapatkan honor 560 juta rupiah. Uang sebanyak itu tak ingin dihabiskannya sendiri.
Ia menggunakan uangnya untuk memberangkatkan umroh beberapa anggota dalam kelompok pengelola wisata, juga pengurus masjid terdekatnya. Bob menggunakan uang ini untuk modal awal membersihkan danau. Bob mengatakan, ia tidak berpikir jauh bahwa upayanya akan menghasilkan. 
“Yang penting jalan dulu. Teman-teman ini ada pekerjaan saat ini. Desa Lembak itu tidak ada yang tahu, padahal dia punya danau bersejarah. Ada sisa-sisa peninggalan Jepang di sini,” kata Bob. 
Ia membiayai pembersihan danau selama 6 bulan dengan berbagai keraguan dari masyakarat pada umumnya. Bob melibatkan 40 orang yang terkena PHK untuk melakukan pekerjaan tersebut hingga danau menjadi bersih.
Kepercayaan Pertamina dan Tekat Bob
Perjalanan hidup panjang dan tak mudah telah dilalui Bob secara personal sehingga empati pada sesama lebih besar. Bob pernah menjalani masa tahanan 6 tahun dari vonis 12 tahun 6 bulan di LAPAS yang dijuluki Alkatraz-nya Indonesia, Nusakambangan. Ketika kembali ke tengah masyarakat, tantangannya jauh lebih besar.  Ia tak diterima masyarakat karena rekam jejaknya pernah dipenjara. 
Namun Erwin Hendra Putra, ,Officer ComRel & CID Zona 4 melihat hal yang jauh lebih dalam pada diri Bob. Bukan sekadar prediksinya, namun Erwin melihat rekam jejak yang dilakukan Bob atas pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Awalnya, Pertamina memberi kepercayaan pada Bob untuk mengamankan jalur pipa dan tugas tersebut terlaksana dengan baik. Bob disegani masyarakat sehingga tak ada yang berani mengganggu hal yang dijaga Bob. Selain itu, Bob sudah merintis membersihkan danau secara swadaya sehingga program ini bukan kemauan perusahaan namun kebutuhan masyarakat.
Upaya rintisan wisata Danau Shuji ini menarik perhatian Pertamina. Bila dihitung, upaya Bob dan 40 warga ini bisa membersihkan 184,8 ton sampah yang tadinya mencemari danau, menjadi bersih. Inisiasi warga yang sudah ada merupakan modal penting bagi pemberdayaan masyarakat sebab masyarakat memang membutuhkannya. 
Intervensi Pertamina ke ekowisata Danau Shuji ini melalui 4 kelompok yaitu Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata sebanyak 61 orang), Pokdarling (Kelompok Sadar Lingkungan sebanyak 10 orang), Protaberdasi (Program Tanggap Bencana Kebakaran Danau Shuji sebanyak 15 orang) dan Pokhaji (Kelompok Pengusaha Shuji, 20 orang)
Dari program Shuji Bersolek, Desa Lembak mampu menjadi desa yang berkembang secara ekonomi dengan pendapatan yang diperoleh dari 4 kelompok yang berkembang di Danau Shuji. Pendapatan bruto dari Pokdarling mencapai Rp 402 juta/tahun, Pokdarwis sampai Rp 4,2 milyar/tahun, dan Protaberdasi mencapai Rp 108 juta/tahun, serta Pokhaji mencapai Rp 1,4 milyar/tahun. 
Hasil angka rupiah yang bisa dihitung menjadi angka riil yang bisa dilihat dari pendampingan Danau Shuji. Harapannya, tahun 2024 Shuji Bersolek sudah menjadi ekowisata yang mandiri dan menjadi percontohan. Jika dilihat dari SROI (Social Return on Investment) berangka 3,52 artinya sangat baik.
“Pertamina memperbaiki pondok-pondok yang ada dengan memanfaatkan pipa air bekas dari Pertamina. Ini sangat kuat dan awet,” kata Bob. Pondok yang tadinya hanya kayu, kini menjadi lebih bagus dan kuat. Inovasi juga untuk menggunakan limbah pipa air dari perusahaan. 
Selain memberikan bantuan dana, Pertamina juga memberikan pelatihan-pelatihan dan pembangunan infrastruktur pendukung; berupa sarana dan prasarana wisata sehingga mempercantik wahana di danau ini, sedangkan ide kreatif dan realisasi program oleh Pokdarwis, seperti papan-papan tulisan menarik kekinian merupakan ide dari Pokdarwis. Kini, setelah 5 tahun berjalan, bangunan itu masih utuh dan bisa dinikmati oleh wisatawan. 
Perahu, Makanan, dan Musik
Jika kita berkunjung ke Danau Suji, ada banyak hal yang menarik untuk dieksplore. Pertama tentu menikmati pemandangan. Anda bisa berjalan mengelilingi danau dan berfoto. Ada jembatan, pondok, hingga kebun karet yang berada di pinggir danau menjadi lokasi yang instagramable. 
Selanjutnya, bila ingin bermain dengan air, Anda bisa menyewa perahu. Ada dua jenis perahu yaitu perahu kayuh berbentuk aneka binatang. Di perahu ini muat 2 orang, Anda bisa menyewanya sampai puas berkeliling.  Atau perahu yang memuat 4 orang dengan mesin. Perahu dengan bentuk artistik ini membawa Anda keliling danau selama 30 menit. Mulai dari ujung pintu masuk, melewati pondok-pondok, hingga di ujung tempat dinding “misterius” yang menjadi batas danau. Dinding ini dibuat seperti gua yang bisa Anda susuri. 
Selebihnya, Anda bisa duduk-duduk saja sambil memesan aneka hidangan yang tersaji di warung-warung kecil. Tenang saja, harganya ramah di kantong anak-anak muda. Mulai belasan ribu saja sudah mendapatkan hidangan yang mengenyangkan. 
Tak lupa musiknya. Agaknya, penata musik menyukai musik-musik nostalgia

Neraca, Beberapa wisatawan tampak mengunjungi Danau Suji di Desa Lembak, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Hari itu bukan hari libur maupun weekend, namun pengunjung selalu ada. Setelah 5 tahun Program Shuji Bersolek (Danau Shuji: Bergerak Bersama untuk Pengembangan Sosial, Lingkungan dan Ekonomi) - sebuah Program PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Prabumulih Field, ekowisata ini sudah mandiri. 

“Harapannya, tahun 2024 Mbak Dewi Shuji sudah menjadi ekowisata yang mandiri dan menjadi percontohan,” kata Bob Permana dilontarkan 5 tahun lalu ketika mulai merintis wisata Danau Shuji ini. Kini, harapan itu terwujud. 

Ketika membangun wisata Danau Shuji, Bob tidak berharap muluk-muluk. Kala itu, ia hanya ingin membantu para pemuda yang terdampak PHK. Tahun 2020, sebuah pabrik di Desa Lembak tutup yang mengakibatkan 217 orang warganya kehilangan pekerjaan. Bob bisa merasakan ketika kehilangan pekerjaan dan tidak punya uang. 

Pada saat niat membersihkan danau tersebut, Bob hanya ingin mengajak orang-orang yang di-PHK ini untuk bergerak. Perkara menghasilkan uang atau tidak, urusan belakangan. Sebagai modal awal, Bob kebetulan memiliki dana. Ia sukses menjalankan pekerjaan pengamanan di Muara Enim sehingga kliennya puas dengan hasil kerjanya. Dari hasil kerja berisiko itu, Bob mendapatkan honor 560 juta rupiah. Uang sebanyak itu tak ingin dihabiskannya sendiri.

Ia menggunakan uangnya untuk memberangkatkan umroh beberapa anggota dalam kelompok pengelola wisata, juga pengurus masjid terdekatnya. Bob menggunakan uang ini untuk modal awal membersihkan danau. Bob mengatakan, ia tidak berpikir jauh bahwa upayanya akan menghasilkan. 

“Yang penting jalan dulu. Teman-teman ini ada pekerjaan saat ini. Desa Lembak itu tidak ada yang tahu, padahal dia punya danau bersejarah. Ada sisa-sisa peninggalan Jepang di sini,” kata Bob. 

Ia membiayai pembersihan danau selama 6 bulan dengan berbagai keraguan dari masyakarat pada umumnya. Bob melibatkan 40 orang yang terkena PHK untuk melakukan pekerjaan tersebut hingga danau menjadi bersih.

Kepercayaan Pertamina dan Tekat Bob

Perjalanan hidup panjang dan tak mudah telah dilalui Bob secara personal sehingga empati pada sesama lebih besar. Bob pernah menjalani masa tahanan 6 tahun dari vonis 12 tahun 6 bulan di LAPAS yang dijuluki Alkatraz-nya Indonesia, Nusakambangan. Ketika kembali ke tengah masyarakat, tantangannya jauh lebih besar.  Ia tak diterima masyarakat karena rekam jejaknya pernah dipenjara. 

Namun Erwin Hendra Putra, ,Officer ComRel & CID Zona 4 melihat hal yang jauh lebih dalam pada diri Bob. Bukan sekadar prediksinya, namun Erwin melihat rekam jejak yang dilakukan Bob atas pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Awalnya, Pertamina memberi kepercayaan pada Bob untuk mengamankan jalur pipa dan tugas tersebut terlaksana dengan baik. Bob disegani masyarakat sehingga tak ada yang berani mengganggu hal yang dijaga Bob. Selain itu, Bob sudah merintis membersihkan danau secara swadaya sehingga program ini bukan kemauan perusahaan namun kebutuhan masyarakat.

Upaya rintisan wisata Danau Shuji ini menarik perhatian Pertamina. Bila dihitung, upaya Bob dan 40 warga ini bisa membersihkan 184,8 ton sampah yang tadinya mencemari danau, menjadi bersih. Inisiasi warga yang sudah ada merupakan modal penting bagi pemberdayaan masyarakat sebab masyarakat memang membutuhkannya. 

Intervensi Pertamina ke ekowisata Danau Shuji ini melalui 4 kelompok yaitu Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata sebanyak 61 orang), Pokdarling (Kelompok Sadar Lingkungan sebanyak 10 orang), Protaberdasi (Program Tanggap Bencana Kebakaran Danau Shuji sebanyak 15 orang) dan Pokhaji (Kelompok Pengusaha Shuji, 20 orang)

Dari program Shuji Bersolek, Desa Lembak mampu menjadi desa yang berkembang secara ekonomi dengan pendapatan yang diperoleh dari 4 kelompok yang berkembang di Danau Shuji. Pendapatan bruto dari Pokdarling mencapai Rp 402 juta/tahun, Pokdarwis sampai Rp 4,2 milyar/tahun, dan Protaberdasi mencapai Rp 108 juta/tahun, serta Pokhaji mencapai Rp 1,4 milyar/tahun. 

Hasil angka rupiah yang bisa dihitung menjadi angka riil yang bisa dilihat dari pendampingan Danau Shuji. Harapannya, tahun 2024 Shuji Bersolek sudah menjadi ekowisata yang mandiri dan menjadi percontohan. Jika dilihat dari SROI (Social Return on Investment) berangka 3,52 artinya sangat baik.

“Pertamina memperbaiki pondok-pondok yang ada dengan memanfaatkan pipa air bekas dari Pertamina. Ini sangat kuat dan awet,” kata Bob. Pondok yang tadinya hanya kayu, kini menjadi lebih bagus dan kuat. Inovasi juga untuk menggunakan limbah pipa air dari perusahaan. 

Selain memberikan bantuan dana, Pertamina juga memberikan pelatihan-pelatihan dan pembangunan infrastruktur pendukung; berupa sarana dan prasarana wisata sehingga mempercantik wahana di danau ini, sedangkan ide kreatif dan realisasi program oleh Pokdarwis, seperti papan-papan tulisan menarik kekinian merupakan ide dari Pokdarwis. Kini, setelah 5 tahun berjalan, bangunan itu masih utuh dan bisa dinikmati oleh wisatawan. 

Perahu, Makanan, dan Musik

Jika kita berkunjung ke Danau Suji, ada banyak hal yang menarik untuk dieksplore. Pertama tentu menikmati pemandangan. Anda bisa berjalan mengelilingi danau dan berfoto. Ada jembatan, pondok, hingga kebun karet yang berada di pinggir danau menjadi lokasi yang instagramable. 

Selanjutnya, bila ingin bermain dengan air, Anda bisa menyewa perahu. Ada dua jenis perahu yaitu perahu kayuh berbentuk aneka binatang. Di perahu ini muat 2 orang, Anda bisa menyewanya sampai puas berkeliling.  Atau perahu yang memuat 4 orang dengan mesin. Perahu dengan bentuk artistik ini membawa Anda keliling danau selama 30 menit. Mulai dari ujung pintu masuk, melewati pondok-pondok, hingga di ujung tempat dinding “misterius” yang menjadi batas danau. Dinding ini dibuat seperti gua yang bisa Anda susuri. 

Selebihnya, Anda bisa duduk-duduk saja sambil memesan aneka hidangan yang tersaji di warung-warung kecil. Tenang saja, harganya ramah di kantong anak-anak muda. Mulai belasan ribu saja sudah mendapatkan hidangan yang mengenyangkan. 

Tak lupa musiknya. Agaknya, penata musik menyukai musik-musik nostalgia tahun 1990-an. Musik yang dilantunkan melalui pengeras suara yang menjadikan Danau Shuji selalu jadi tempat nostalgia. 

BERITA TERKAIT

Pameran Art On Postcard di Malang

Pengunjung melihat lukisan berukuran kartu pos yang dipajang dalam pameran bertajuk Art on Postcard di Malang, Jawa Timur, Kamis (12/9/2024).…

Mengenal UMKM Kopi Banyuatis, Kopi Khas Bali Binaan BNI

Neraca, Kopi Banyuatis barangkali menjadi salah satu ikon kopi khas Bali yang paling dicari oleh turis baik lokal maupun mancanegara…

Rencana Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK

Sejumlah warga bersiap memasuki gerbong KRL Commuterline di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Menurut Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025,…

BERITA LAINNYA DI Berita Foto

Pameran Art On Postcard di Malang

Pengunjung melihat lukisan berukuran kartu pos yang dipajang dalam pameran bertajuk Art on Postcard di Malang, Jawa Timur, Kamis (12/9/2024).…

Mengenal UMKM Kopi Banyuatis, Kopi Khas Bali Binaan BNI

Neraca, Kopi Banyuatis barangkali menjadi salah satu ikon kopi khas Bali yang paling dicari oleh turis baik lokal maupun mancanegara…

Rencana Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK

Sejumlah warga bersiap memasuki gerbong KRL Commuterline di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Menurut Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025,…