Ini Dia, Aneka Catatan APPI di Hari Koperasi Ke-77

Ini Dia, Aneka Catatan APPI di Hari Koperasi Ke-77
NERACa
Jakarta - Dalam menghadapi situasi bangsa Indonesia saat ini, pesan para tokoh pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia, masih relevan untuk dijadikan acuan, terutama  dalam pembangunan koperasi Indonesia dewasa ini. Bung Hatta diantaranya berpesan agar koperasi bisa mendidik masyarakat dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum DPP Asosiasi Profesi Perkoperasian Indonesia (APPI) Muhammad Taufik, dalam keterangan resmi di Jakarta, menyambut Hari Koperasi ke-77, Jumat (12/7).
"Koperasi akan mendidik semangat percaya pada kekuatan sendiri (self help) yang dibutuhkan untuk memberantas penyakit Inferiority Complex warisan kolonialisme," tandas Taufik.  
Bahkan, lanjut Taufik, koperasi bisa menempa ekonomi rakyat yang lemah agar menjadi kuat. "Koperasi bisa merasionalkan perekonomian, yakni dengan mempersingkat jalan produksi ke konsumsi. Bung Hatta juga berpesan bahwa koperasi merupakan senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan hidupnya," jelas Taufik.
Namun, Gerakan Koperasi Indonesia yang telah berumur 129 tahun, sampai saat ini kita belum bisa menyaksikan kehidupan perkoperasian yang memuaskan dan membanggakan, meskipun Indonesia sudah berada pada 'uper midle income economy'. 
Bagi Taufik, koperasi Indonesia sejak memasuki milenium baru, bergeser orientasinya ke sektor jasa keuangan yakni usaha simpan pinjam. "Akibatnya, konsentrasi perkembangan koperasi dengan pencurahan sumberdaya anggota dan modal pada sektor keuangan," tandas Taufik. 
Menurut Taufik, kondisi ini menjadikan kemajuan koperasi tidak lagi seimbang dan penuh dengan risiko, sehingga banyak kasus koperasi yang bermasalah. Di lain pihak, kehadiran koperasi sektor riil kurang berkembang, bahkan banyak yang mengalami kemunduran. 
“Liberalisasi yang semakin liar, telah merusak sendi-sendi koperasi di sektor riil dan menggerus kepercayaan masyarakat kepada koperasi," tegas Taufik.
Taufik menambahkan, permasalahan utama yang menghambat perkembagan koperasi Indonesia dewasa ini adalah karena lemahnya ketaatan pada implementasi jatidiri koperasi. "Banyak koperasi yang tidak menjunjung nilai etika berkoperasi yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian kepada pihak lain," tukas Taufik. 
Padahal, kata Taufik, nilai-nilai etika ini sangat penting untuk menyelamatkan dan mengembalikan marwah koperasi. 
Selain itu, pendidikan sebagai salah satu prinsip dalam berkoperasi tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Akibatnya, anggota koperasi banyak yg tidak mengerti hak dan kewajibannya sebagai pemilik maupun pengguna jasa koperasi. 
"Banyak pengurus dan pengelola yang tidak memahami dalam memberikan pelayanan kepada para anggotanya. Oleh karena itu, pendidikan mengenai jatidiri kooperasi baik bagi anggota, pengurus dan pengelola koperasi mutlak diperlukan," ucap Taufik. 
Demikian halnya kerjasama antar koperasi yang juga merupakan bagian dari prinsip koperasi mutlak diperlukan untuk membangun sinergi yang semakin produktif dan berdaya saing. Sehingga, mempunyai dampak ekonomi koperasi yang dapat dilihat dan dirasakan secara signifikan oleh masyarakat.
Aspek Prioritas
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Umum DPP APPI Untung Tri Basuki menambahkan, pembenahan kehidupan koperasi Indonesia ke depan perlu terus diperjuangkan dan dilakukan secara saksama, melalui beberapa aspek prioritas.
Yaitu, secara konsekuen menerapkan jatidi koperasi sebagai sumber keunggulan koperasi dalam menghadapi entitas bisnis lainnya, membangun kembali secara sistematis dan berdaya saing koperasi di sektor rill, hingga pembenahan dan perkuatan organisasi gerakan koperasi.
Termasuk membangun kembali lembaga-lembaga pendidikan perkoperasian yang dikelola secara profesional, serta negara hadir dalam porsi yang tepat untuk memberdayakan koperasi.
"APPI sebagai organisasi profesi, merasa terpanggil untuk turut secara aktif mendukung dan memfasilitasi pengembangan koperasi Indonesia ke depan," imbuh Untung. 
Untung menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan APPI. Pertama, menyediakan wadah organisasi bagi profesi bidang perkoperasian yang mencakup pelaku, penggerak, pembina, fasilitator, instruktur,  pendamping, konsultan, dan penyuluh bidang perkoperasian.
Kedua, membangun lembaga untuk memperkuat pendidikan dan pelatihan perkoperasian. Ketiga, memfasilitasi pengembangan jejaring baik sesama koperasi, maupun antara koperasi dengan entitas lainnya.
Keempat, meningkatkan kompetensi komponen organisasi koperasi. Kelima, melakukan sinergi dengan berbagai lembaga dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Keenam, mendorong dan membantu koperasi melakutan transformasi digital dalam kehidupannya, 
"Upaya lainnya, mendorong dan membantu koperasi melakukan inovasi dan penerapan teknologi yang berorientasi penguatan daya saing," tutup Untung. (Mohar/Rin)

 

 

NERACA

Jakarta - Dalam menghadapi situasi bangsa Indonesia saat ini, pesan para tokoh pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia, masih relevan untuk dijadikan acuan, terutama  dalam pembangunan koperasi Indonesia dewasa ini. Bung Hatta diantaranya berpesan agar koperasi bisa mendidik masyarakat dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum DPP Asosiasi Profesi Perkoperasian Indonesia (APPI) Muhammad Taufik, dalam keterangan resmi di Jakarta, menyambut Hari Koperasi ke-77, Jumat (12/7).

"Koperasi akan mendidik semangat percaya pada kekuatan sendiri (self help) yang dibutuhkan untuk memberantas penyakit Inferiority Complex warisan kolonialisme," tandas Taufik.  

Bahkan, lanjut Taufik, koperasi bisa menempa ekonomi rakyat yang lemah agar menjadi kuat. "Koperasi bisa merasionalkan perekonomian, yakni dengan mempersingkat jalan produksi ke konsumsi. Bung Hatta juga berpesan bahwa koperasi merupakan senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan hidupnya," jelas Taufik.

Namun, Gerakan Koperasi Indonesia yang telah berumur 129 tahun, sampai saat ini kita belum bisa menyaksikan kehidupan perkoperasian yang memuaskan dan membanggakan, meskipun Indonesia sudah berada pada 'uper midle income economy'. 

Bagi Taufik, koperasi Indonesia sejak memasuki milenium baru, bergeser orientasinya ke sektor jasa keuangan yakni usaha simpan pinjam. "Akibatnya, konsentrasi perkembangan koperasi dengan pencurahan sumberdaya anggota dan modal pada sektor keuangan," tandas Taufik. 

Menurut Taufik, kondisi ini menjadikan kemajuan koperasi tidak lagi seimbang dan penuh dengan risiko, sehingga banyak kasus koperasi yang bermasalah. Di lain pihak, kehadiran koperasi sektor riil kurang berkembang, bahkan banyak yang mengalami kemunduran. 

“Liberalisasi yang semakin liar, telah merusak sendi-sendi koperasi di sektor riil dan menggerus kepercayaan masyarakat kepada koperasi," tegas Taufik.

Taufik menambahkan, permasalahan utama yang menghambat perkembagan koperasi Indonesia dewasa ini adalah karena lemahnya ketaatan pada implementasi jatidiri koperasi. "Banyak koperasi yang tidak menjunjung nilai etika berkoperasi yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian kepada pihak lain," tukas Taufik. 

Padahal, kata Taufik, nilai-nilai etika ini sangat penting untuk menyelamatkan dan mengembalikan marwah koperasi. 

Selain itu, pendidikan sebagai salah satu prinsip dalam berkoperasi tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Akibatnya, anggota koperasi banyak yg tidak mengerti hak dan kewajibannya sebagai pemilik maupun pengguna jasa koperasi. 

"Banyak pengurus dan pengelola yang tidak memahami dalam memberikan pelayanan kepada para anggotanya. Oleh karena itu, pendidikan mengenai jatidiri kooperasi baik bagi anggota, pengurus dan pengelola koperasi mutlak diperlukan," ucap Taufik. 

Demikian halnya kerjasama antar koperasi yang juga merupakan bagian dari prinsip koperasi mutlak diperlukan untuk membangun sinergi yang semakin produktif dan berdaya saing. Sehingga, mempunyai dampak ekonomi koperasi yang dapat dilihat dan dirasakan secara signifikan oleh masyarakat.

Aspek Prioritas

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Umum DPP APPI Untung Tri Basuki menambahkan, pembenahan kehidupan koperasi Indonesia ke depan perlu terus diperjuangkan dan dilakukan secara saksama, melalui beberapa aspek prioritas.

Yaitu, secara konsekuen menerapkan jatidi koperasi sebagai sumber keunggulan koperasi dalam menghadapi entitas bisnis lainnya, membangun kembali secara sistematis dan berdaya saing koperasi di sektor rill, hingga pembenahan dan perkuatan organisasi gerakan koperasi.

Termasuk membangun kembali lembaga-lembaga pendidikan perkoperasian yang dikelola secara profesional, serta negara hadir dalam porsi yang tepat untuk memberdayakan koperasi.

"APPI sebagai organisasi profesi, merasa terpanggil untuk turut secara aktif mendukung dan memfasilitasi pengembangan koperasi Indonesia ke depan," imbuh Untung. 

Untung menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan APPI. Pertama, menyediakan wadah organisasi bagi profesi bidang perkoperasian yang mencakup pelaku, penggerak, pembina, fasilitator, instruktur,  pendamping, konsultan, dan penyuluh bidang perkoperasian.

Kedua, membangun lembaga untuk memperkuat pendidikan dan pelatihan perkoperasian. Ketiga, memfasilitasi pengembangan jejaring baik sesama koperasi, maupun antara koperasi dengan entitas lainnya.

Keempat, meningkatkan kompetensi komponen organisasi koperasi. Kelima, melakukan sinergi dengan berbagai lembaga dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Keenam, mendorong dan membantu koperasi melakutan transformasi digital dalam kehidupannya.

"Upaya lainnya, mendorong dan membantu koperasi melakukan inovasi dan penerapan teknologi yang berorientasi penguatan daya saing," tutup Untung. (Mohar/Rin)

 

BERITA TERKAIT

KAI Logistik, Gobel Group, PT Panasonic & Gotrans Logistics International Jalin MoU

NERACA Jakarta - KAI Logistik bersama Gobel Group dan anak perusahaannya PT Panasonic Gobel Indonesia dan PT Gotrans Logistics International…

PNM Dukung Penuh Gerakan Nasional Cerdas Keuangan Besutan OJK

NERACA Jakarta – Dalam rangka pemerataan literasi dan inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).…

Persetujuan KUA PPAS Banggar DPRD: - Target Rp4,4 Triliun APBD Perubahan 2024 Kota Depok Diproyeksi Defisit

NERACA Depok  - Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Depok, setelah setujui  Pembahasan KUA-PPAS untuk APBD Perubahan Tahun Anggaran 2024, diproyeksikan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

KAI Logistik, Gobel Group, PT Panasonic & Gotrans Logistics International Jalin MoU

NERACA Jakarta - KAI Logistik bersama Gobel Group dan anak perusahaannya PT Panasonic Gobel Indonesia dan PT Gotrans Logistics International…

PNM Dukung Penuh Gerakan Nasional Cerdas Keuangan Besutan OJK

NERACA Jakarta – Dalam rangka pemerataan literasi dan inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).…

Persetujuan KUA PPAS Banggar DPRD: - Target Rp4,4 Triliun APBD Perubahan 2024 Kota Depok Diproyeksi Defisit

NERACA Depok  - Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Depok, setelah setujui  Pembahasan KUA-PPAS untuk APBD Perubahan Tahun Anggaran 2024, diproyeksikan…