Membangun ketananan pangan disektor pertanian dengan memacu produktivitas petani tidak hanya mengandalkan ketersediaan pupuk yang berkualitas, tetapi bagaimana infrastruktur pendukungnya juga disokong teknologi yang bersumber energi yang ramah lingkungan sehingga menekan efisiensi dan biaya operasionalnya. Langkah inilah yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN yang berhasil membuat petani Indonesia naik kelas lewat program eletricfying agriculture (EA). Hingga September 2023, sebanyak 230.555 pelanggan di Indonesia merasakan manfaat dari program EA. Teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani.
“Berkat pemanfaatan energi listrik, biaya untuk mengairi sawah bisa lebih hemat,”kata Abay (56) petani asal Lebak Banten. Dirinya bercerita, bila selama ini biaya pengairan sawah pakai mesin disel mulai beralih dengan energi listrik yang lebih murah, praktis dan jangkauannya luas.
Disampaikannya, program listrik masuk sawah atau electrifying agriculture (EA) sangat membantu para petani dalam menekan ongkos biaya yang dikeluarkan selain membeli pupuk. Alhasil, kini hampir seluruh para petani mulai beralih gunakan energi listrik ketimbang pakai mesin disel baik untuk sewa atau harus membeli.
Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Kampili di Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrudidin yang mendapatkan program juga mengaku memperoleh keuntungan berkali lipat sejak menggunakan energi listrik untuk kegiatan bertaninya. Selain dapat meningkatkan intensitas panen, biaya operasional juga lebih hemat 85% sejak menggunakan listrik. "Sebelumnya masyarakat hanya mampu memanen satu kali saja per tahun, dan setelah menggunakan pompa listrik, masyarakat mampu memaksimalkan kemampuan panen hingga tiga kali dalam satu tahun," ujar Syahruddin.
Dirinya juga menjelaskan, listrik dengan daya terpasang 66 kiloVolt Ampere (kVA) menjadi sumber energi untuk mengoperasikan pompa listrik yang mengaliri sawah seluas 200 hektare pada ketiga desa tersebut. Dirinya mencatat, sebelum menggunakan listrik, dalam satu kali siklus panen, para petani menghabiskan total Rp360 juta untuk membeli gas LPG, sedangkan saat menggunakan listrik PLN para petani hanya mengeluarkan biaya Rp51 juta per panen."Artinya terdapat penghematan biaya operasional untuk menjalankan mesin pompa air adalah sebesar Rp309 juta atau 85,8% dalam satu kali panen," kata Syahruddin.
Hal senada juga disampaikan Muhammad Ali, salah satu petani di Desa Limpua, Kabupaten Bone yang turut merasakan manfaat positif dari program Electrifying Agriculture PLN."Sebelum menggunakan listrik, dalam satu bulan saya harus mengeluarkan biaya Rp1 juta untuk membeli solar yang akan digunakan sebagai bahan bakar mesin pompa air diesel. Sekarang setelah menggunakan listrik dengan daya 23 kVA saya hanya mengeluarkan biaya Rp300 ribu per bulannya untuk mengairi sawah saya,"ungkapnya.
Dia mengaku turut merasakan manfaat positif setelah menggunakan listrik, penggunaan listrik terbukti dapat menghemat biaya operasional sampai 70%. Pengalaman yang sama juga disampaikan Happy Syaifullah, petani jeruk di Desa Bolo, Kabupaten Gresik ini menuturkan, menggunakan energi listrik mampu menekan biaya lebih efisien. “Peralihan bahan bakar diesel ke listrik cukup efektif dalam menekan biaya produksi. Sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter BBM mengeluarkan Rp 68.000,-, sementara untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar Rp20.000,- saja,” ucap Happy.
Dirinya juga menjelaskan, sebelum pakai listrik PLN, panennya hanya menghasilkan 2 ton per hektare setiap bulan. Sementara setelah menggunakan listrik PLN, panennya meningkat menjadi 5 ton per hektare setiap bulan. “Dengan pengairan kebun yang lancar dan mudah membuat pohon tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang melimpah. Saat ini kami bisa memanen 200 ton jeruk setiap bulan untuk luas lahan 40 hektare,” kata Happy.
Menurutnya, dengan pengairan kebun yang lancar dan mudah membuat pohon tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang melimpah. “Saat ini kami bisa memanen 200 ton jeruk setiap bulan untuk luas lahan 40 hektare," tandasnya.
Tak jauh berbeda juga dialami dialami Kelompok Tani (Poktan) Bawang Merah Ngudi Makmur di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ilyas Suprapta, salah seorang anggota Poktan, mengaku bahwa dirinya berhasil melakukan efisiensi biaya operasional hingga 90% sejak beralih menggunakan listrik untuk mengairi sawahnya dari 2022.“Setelah beralih ke energi listrik setahun lalu, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi sangat tinggi dari Kelompok Tani kami,” ujar Ilyas Suprapta.
Oleh karena itu, keberadaan program EA berhasil membuat Kelompok Tani Ngudi Makmur yang di dalamnya terdapat 801 petani mampu menghemat hingga 90% untuk biaya penyiraman setiap musimnya.Manager Produksi PT Niki Tunggal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Didik yang merasakan produktivitas budidaya ayam meningkat hingga 20% dan dapat menghemat biaya produksi dengan menggunakan listrik PLN. Untuk 1.000 ekor ayam petelur setelah 12 minggu pemeliharaan dalam kandang listrik bisa menghasilkan 10.000 telur, dari sebelum menggunakan listrik PLN hanya menghasilkan 8.000 telur,“Setelah pakai listrik PLN, biaya produksi turun 15 persen sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi. Kelebihan lainnya panas dari listrik ini sangat optimal untuk menjaga suhu dan kelembaban kandang ayam, terlebih kami juga menyediakan pakan dan air secara otomatis menggunakan listrik,”kata Didik.
Petani Naik Kelas
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, program EA merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan, serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani.“Melalui program ini PLN berupaya menciptakan creating shared value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Electrifying agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN, melalui program ini kami berharap kualitas dan kuantitas produktivitas para petani kita dapat meningkat, maju dan modern,” ujar Darmawan Prasodjo.
Dari catatan PLN, total daya tersambung pelanggan EA mencapai 3.561,31 Megavolt Ampere (MVA). Pemanfaatan EA ini tumbuh 14,24% dibandingkan September 2022. Pada September saja ada 27.866 pelanggan baru yang beralih ke alat pertanian berbasis listrik.
Melihat dampak besarnya energi listrik bagi petani, mendorong Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk menyuarakan peningkatan elektrifikasi di sektor pertanian.
Ketua HKTI, Moeldoko menyampaikan, pengadaan subsidi listrik untuk membantu petani menjadi pemikiran yang positif. Sebagai Kepala Staf Presiden (KSP), dia mengatakan, akan mengusulkan saran tersebut kepada Presiden Joko Widodo untuk dipertimbangkan. “Pertanian itu perlu listrik dan pertanian itu juga menghasilkan listrik. Itu poinnya,” ujarnya.
Melalui elektrifikasi, sektor pertanian dengan sistem budi daya modern dapat berjalan lancar. Saat ini, di tengah kemajuan teknologi, hampir seluruh proses dari penyiapan benih. Dimulai dari penyiapan benih, pascapanen, hingga proses produksi menjadi bahan pangan.
Usaha tani yang kian maju menggunakan teknologi dapat lebih efisien bila terbantu dengan tarif listrik yang murah. Sementara ini, mereka yang ingin mendapatkan subsidi listrik maksimal hanya bisa menggunakan daya listrik 900 VA karena masuk dalam program subsidi untuk listrik rumah tangga. “Dengan elektrifikasi ada terjadi efisiensi, ujungnya nanti PLN,” katanya.
Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN (Persero), Tonny Bellamy menyampaikan, sejauh ini perseroan telah memiliki program electrifying agriculture yang merupakan layanan khusus bagi pelanggan PLN yang punya usaha di bidang pertanian, perikanan, peternakan. “PLN menawarkan solusi listrik 24 jam dan adopsi teknologi digital yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya agar produk mampu bersaing secara nasional,” kata dia.
Selain itu, hingga kini PLN telah membantu 217.818 pelaku usaha bidang pertanian dalam melakukan penyambungan listrik dengan total daya terpasang sebesar 3.445 MVA di seluruh Indonesia.
NERACA Bali – Pada 2024, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berhasil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 22 sumur. PHE juga…
NERACA Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tancap gas merealisasikan program revitalisasi tambak Pantura Jawa untuk mendukung pencapaian target…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif memacu pelaku industri dalam negeri untuk melebarkan sayapnya ke pasar mancanegara melalui perdagangan…
NERACA Bali – Pada 2024, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berhasil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 22 sumur. PHE juga…
NERACA Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tancap gas merealisasikan program revitalisasi tambak Pantura Jawa untuk mendukung pencapaian target…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif memacu pelaku industri dalam negeri untuk melebarkan sayapnya ke pasar mancanegara melalui perdagangan…