NERACA
Jakarta - Hilirisasi penelitian dimaknai sebagai pengembangan lebih lanjut hasil-hasil riset dan inovasi agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu peluang terciptanya hilirisasi yang aplikatif adalah dengan berkolaborasi antara insan akademisi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). Matching Fund Kedaireka merupakan sarana yang dilaksanakan dalam upaya untuk menjembatani pengembangan ilmu dan teknologi atau rekacipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan kebutuhan teknologi dan pengembangan di industri.
Peneliti dan dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP), yakni Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed selaku ketua pengusul Matching Fund Kedaireka dengan judul “Pengembangan Terapi Pendamping Kanker Payudara Dari Temulawak Secara Filogenetik Dalam Rangka Kemandirian Bahan Baku Obat Tradisional” lolos pendanaan pada Batch 1 tahun 2023 kolaborasi dengan PT Indofarma Tbk.
Kegiatan ini didukung dengan tim yang berasal dari berbagai instansi yakni, dari FFUP : Prof. Dr. apt. Ratna Djamil, M.Si., Dr. apt. Greesty F Swandiny, M.Farm., apt. Rahmatul Qodriah, M.Farm., apt. Safira Nafisa, M.Si., apt. Gumilar Adhi Nugroho, M.Si., apt. Zainur Rahman Hakim, M.Si., dan Arnie Mellawati. S.I.kom. Dari IIUM Malaysia, Prof. Dr. Muhammad Taher Bakhtiar dan Assoc. Prof. Dr. Deny Susanti. Serta Dr. Wan Lelly Heffen, seorang ahli budidaya.
Rangkaian kegiatan ini meliputi, Pengumpulan sumber Temulawak dari 5 daerah, Pembuatan ekstrak rimpang Temulawak dari berbagai daerah, Fraksinasi ekstrak dan isolasi senyawa, Studi mekanisme aksi pada jalur apoptosis, Standarisasi ekstrak, Up scale dari pihak mitra PT Indofarma Tbk, Pengembangan program MBKM, Penguatan kemitraan dengan mitra industri melalui kegiatan kemahasiswaan, Peningkatan kompetensi mahasiswa sesuai kebutuhan industri, dan Mengimplementasikan inovasi pembelajaran PBL/ case method.
Pada Kamis, 30 November 2023 telah terlaksana Soft Launching Produk Inovasi PT Indofarma Tbk bersama FFUP. Produk inovasi berupa ekstrak temulawak terstandar dengan proses formulasi menggunakan teknologi nanopartikel, tujuan penggunaan sebagai terapi komplementer kanker payudara. Acara ini turut dihadiri pihak PT Indofarma Tbk, Direktur Produksi & Supply Chain (Bpk. apt. Jejen Nugraha, S.Si., MM), GM R&D (Ibu apt. Hilda Yani, S.Si.), Manager R&D (Ibu apt. Niken Nuri Marlinda, S.Farm.), Corporate secretary (Bpk. Bima Rizky) , Ass. Manager Formulasi Natex, Herbal & Food (Ibu apt. Mita Amalia Raraswati, S.Farm.).
Dalam sambutan Wakil Rektor IV, Dr. apt. Novi Yantih, M,Si. mengucapkan syukur atas soft launching yang menandai keberhasilan kolaborasi yang apik antara FFUP dengan mitra industri yang tentu harapan besar bersama terus mengembangkan dan kerjasama yang terjalin berkelanjutan. Melalui produk inovasi ini dapat membuktikan bahwa Universitas Pancasila mampu membuat inovasi obat dengan bahan baku tanaman lokal. Manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat.
Dr. Ir. Setia Damayanti, M.Si selaku Koordinator Matching Fund Kedaireka Universitas Pancasila tahun 2023 dalam sambutannya menyampaikan bahwa perjalanan untuk lolos pendanaan tidaklah mudah berbagai tahapan mulai dari pengajuan usulan proposal diseleksi ketat oleh pihak penyelenggara. Lolos pendanaan merupakan prestasi yang membanggakan, untuk itu sangat mengapresiasi hingga dapat dilaksanakannya Soft Launching yang membuktikan keberhasilan kolaborasi aktif. Semoga tahun mendatang dapat berkontribusi kembali mencetak prestasi yang lebih baik dan menjadi contoh bagi para peneliti/ dosen lainnya.
Kemudian Direktur Produksi & Supply Chain, Bpk. apt. Jejen Nugraha, S.Si., MM menyampaikan bahwa sangat bangga menjadi bagian bersejarah kolaborasi dengan akademisi khususnya dari FFUP. PT Indofarma Tbk sudah banyak menjalin kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintahan, akademisi dan industri baik skala nasional maupun internasional. Saat ini, Indofarma sudah memiliki izin edar beberapa produk impor antikanker berbahan aktif traztuzumab dan bevacizumab. Produk ini sangat disambut baik oleh masyarakat dan memiliki angka kebutuhan yang tinggi di masyarakat.
PT Indofarma Tbk mencari bahan baku dan produk antikanker lain yang dapat diproduksi sendiri oleh Indofarma dan akan bermanfaat sebagai terapi suportif antikanker bagi masyarakat Indonesia dan juga Dunia. PT Indofarma mendapat penugasan dari kementrian BUMN untuk fokus mengembangkan herbal dan alat kesehatan sebagai bagian dari holding Farmasi. Adanya Soft Launching ini menjawab kebutuhan penggunaan terapi komplementer yang berbasis bahan alam.
Prof. Dr. apt. Syamsudin, M,Biomed.sebagai peneliti utama bersyukur bahwa riset di tahun 2023 mengenai pengembangan ekstrak temulawak mencapai target yang diharapkan, tidak puas sampai disini akan dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat diterima menjadi Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Dalam acara ini juga secara simbolis penyerahan dokumen hasil riset kepada PT Indofarma Tbk, mesin evaporator kepada FFUP dan produk ekstrak temulawak berbasis formula nanoteknologi.
Mata gatal adalah keluhan umum yang sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini sering kali dianggap sepele, namun sangat…
Obsitas menjadi faktor yang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan, termasuk risiko kanker rahim. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit…
Dokter spesialis onkologi dari RSCM Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B(K)Onk menilai bahwa program skrining gratis yang akan diluncurkan pada 2025…
Mata gatal adalah keluhan umum yang sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini sering kali dianggap sepele, namun sangat…
Obsitas menjadi faktor yang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan, termasuk risiko kanker rahim. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit…
Dokter spesialis onkologi dari RSCM Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B(K)Onk menilai bahwa program skrining gratis yang akan diluncurkan pada 2025…