Dua Tahun Pelindo Pasca Merger - Memetik Manfaat Digitalisasi Layanan dan Efisiensi Biaya

Meski baru seumur jagung, dua tahun pasca merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sudah menunjukkan pencapaian positif baik dari kinerja keuangan dan juga efektifivitas serta efisiensi dalam layanan bongkar muat barang. Hal inipun diakui Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, sejak melakukan merger 1 Oktober 2021 lalu, kinerja perseroan terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut terlihat dari performa keuangan yang mampu catatkan kenaikan laba bersih pada 2021 dan 2022.

Tengok saja, konsesi Pelindo mencapai Rp 360 miliar pada 2021 dan tumbuh jadi Rp 473 miliar di 2022. Dimana  pertumbuhan kinerja Pelindo berdampak pada peningkatan kontribusi terhadap negara. Selain itu PNBP yang tercatat sebesar Rp 157 miliar pada 2021 dan Rp 173 miliar pada 2022. Kemudian, Pph Pelindo pada 2022 mencapai Rp 1,815 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,185 triliun. Sedangkan, dividen Pelindo menyentuh angka Rp 1,317 triliun pada 2022 atau naik signifikan dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 560 miliar. 

Arif juga menambahkan, pasca merger bagi pelanggan baik shipping line maupun cargo owner dapat memetik manfaat berupa efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar. Sebagai contoh di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan. Disebutkan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam jadi 45 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum.

Hasilnya, waktu sandar kapal berkurang dari dua hari menjadi hanya satu hari. Selain itu, peningkatan kinerja diakui terjadi di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port. Di mana waktu sandar berkurang dari dua menjadi satu hari.

Dan, di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, kecepatan bongkar muat naik hampir tiga kali lipat. Dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks. Hasilnya, jumlah waktu sandar kapal terpangkas dari tiga hari menjadi dua, bahkan satu hari. Dengan pencapaian tersebut, Pelindo terbukti mampu menjadi operator terminal petikemas terbesar nomor delapan di dunia.

Dibidang layanan, komitmen Pelindo menekan efisiensi dan efektifivitas terus dilakukan dengan transformasi dan digitalisasi layanan. Teranyar, Pelindo bersama Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menerapkan sistem Data Identifikasi Truk Secara Tunggal atau Single Truck Identification Data (STID) di wilayah kerja Pelindo.  

Dengan sistem tersebut memberikan kemudahan dalam melakukan identifikasi dan monitoring terhadap aktivitas truk pengangkut yang beroperasi melalui penerapan kartu STID serta untuk meningkatkan produktivitas layanan jasa kepelabuhanan di seluruh pelabuhan Indonesia. 

Kata Ketua Umum Aptrindo, Gemilang Tarigan, sistem STID ini adalah sistem yang terpusat dan sama di seluruh Indonesia. “Ini suatu sistem yang kita banggakan bukan hanya soal masuk truk ke pelabuhan melainkan efisiensi yang berhubungan dengan kemacetan gate yang sebelumnya menjadi masalah kita dan sekaligus melancarkan pelaksanaan National Logistic Ecosystem (NLE) dan juga akan meningkatkan peringkat Logistics Performance Index (LPI) Indonesia,”ujarnya.

STID ini dibuat dalam bentuk Radio Frequency Identifcation (RFID) atau kartu elektronik yang memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi informasi identitas dan kondisi truk serta sebagai alat transaksi pembayaran pas pelabuhan. “Penerapan STID ini merupakan suatu hal dapat mengubah wajah trucking dalam penentuan kebijakannya untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi di seluruh pelabuhan Indonesia," ungkap Gemilang. 

Sementara Guna Mulyana, Direktur Utama IPC TPK menyampaikan bahwa dari sisi operasi penerapan STID membantu dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan di terminalnya. “STID tidak hanya mempercepat pelayanan, namun juga memudahkan penanganan apabila terjadi kendala di lapangan. STID memudahkan kami dalam mengendalikan trafik di terminal dan menjaga kelancaran proses bongkar muat petikemas,” ujar Guna. 

Asal tahu saja, STID menjadi identitas tunggal setiap truk dengan sistem berbasis elektronik terkoneksi pada sistem IT manajemen pelabuhan. STID berisi database meliputi kelayakan teknis truk dan pengemudinya, termasuk data nomor polisi serta pemilik/perusahaan angkutannya. Sebelumnya, truk pengangkut muatan di pelabuhan belum seragam karena masing-masing pengelola terminal menerbitkan TID-nya sendiri, sehingga tidak bisa digunakan di terminal berbeda. 

Penerapan sistem STID ini pertama kali diterapkan di Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, kemudian diimplementasikan pada 13 cabang pelabuhan lain. Di tahun 2023 ini, penerapan STID diperluas lagi di 13 cabang pelabuhan. Ya, digitalisasi layanan menjadi keniscayaan di era digital saat ini guna meningkatkan efisiensi dan juga mencegah praktik korupsi. Langkah yang sama juga dilakukan Pelindo Regional 3. Di antaranya adalah Single Portal Integrated Billing System (IBS), e-Regristation, e-Booking, e-Tracking, e-Payment, e-Invoice, e-Billing, dan e-Care."Dengan layanan digital kami, pelanggan dapat mengakses berbagai fitur dan fungsi penting tanpa harus terikat oleh batasan waktu dan tempat," kataRegional Head 3 Pelindo, Ardhy Wahyu Basuki.

Dirinya menjelaskan, layanan digital dari pihaknya tersedia setiap saat, termasuk selama libur panjang Idul Adha. "Pelanggan dapat melakukan transaksi, melacak status pengiriman, dan memperoleh informasi terkini kapan pun mereka butuhkan, tanpa tergantung pada jam kerja kantor," ujarnya pula.

Selain itu, menurut Ardy, dari sisi internal operasional, Pelindo juga telah memiliki Port Operation Command Center atau POCC. Sebuah layanan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dalam kegiatan kepelabuhan demi kenyamanan para mitra bisnis seiring semakin meningkatnya aktivitas kapal dan bongkar muat barang di sejumlah pelabuhan yang dikelolanya."Jadi baik kegiatan operasional dan layanan pelanggan kami semua sudah kami upayakan digitalisasi, sehingga menghadirkan layanan prima 24/7 menjadi kewajiban bagi kami," kata Ardhy.

 

Konsolidasi 

 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi capaian kinerja PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo setelah merger pada 2021. Disampaikannya,penggabungan Pelindo tak hanya meningkatkan kekuatan operasional, melainkan juga mampu meningkatkan sinergi antar pelabuhan dan peningkatan konektivitas hinterland yang mendorong efisiensi rantai serta mengurangi biaya logistik. 

Optimalisasi jaringan hub and spoke melalui kerja sama dengan shipping lines dan business partners bertujuan memperkecil gap dan in-balance cargo, khususnya di Indonesia bagian timur dan penurunan biaya logistik."Pelindo memiliki 31 inisiatif strategis yang akan diimplementasikan sejak 2021 hingga 2025. Targetnya harus mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp 5,8 triliun," kata Erick.

Sejak awal terbentuk, Erick menekankan empat pilar strategis yang harus dicapai Pelindo yakni meliputi transformasi pelabuhan kelas dunia, memperkuat ekosistem logistik, efisiensi rantai pasok maritim, dan meningkatkan value perusahaan. Tentu, ucap Erick, Pelindo harus berkolaborasi dengan pihak lain dalam  mengembangkan industri di sekitar pelabuhan."Contohnya yang berhasil dilakukan Pelindo itu terminal Kijing untuk mendukung peningkatan potensi daerah dan pengembangan ekonomi berbasis sumber daya lokal di Kalimantan Barat. Hal ini akan meningkatkan pemerataan pembangunan dan menciptakan lapangan kerja," ucapnya.

Erick juga meminta Pelindo terus meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan dan integrasi kawasan industri dengan pelabuhan melalui kerja sama penyediaan moda transportasi terintegrasi, termasuk dengan BUMN. Hal ini telah dilakukan sebelumnya dengan menggandeng KAI dan PTPN III untuk mengoptimalisasi Fasilitas Terminal Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei, dan angkutan barang menggunakan kereta api. 

 Dia pun mendorong Pelindo fokus melakukan ekspansi bisnis dan membangun kemitraan strategis dalam pengembangan pelabuhan, peningkatan konektivitas laut, dan pengembangan konektivitas ekosistem logistik darat. Menurut Erick, Pelindo dapat menjalin kerja sama dengan mitra strategis yang telah memiliki reputasi dan pengalaman di dalam jalur perdagangan internasional. "Ini semakin membuka peluang pasar ekspor Indonesia dan memperbesar market share petikemas dan mampu bersaing di skala global. Merger ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat lantaran meningkatkan produktivitas dan efisiensi layanan pelabuhan,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

Berkah Inovasi Berkelanjutan - Pandawa Agri Juara di SDGs Action Award 2024

Pandawa Agri Indonesia dengan bangga mengumumkan kemenangannya sebagai juara pertama dalam kategori UKM/Startup di ajang SDGs Action Awards 2024 yang…

PetroChina Raih Penghargaan Subroto Award 2024

PetroChina International Jabung Ltd meraih Penghargaan Subroto 2024 untuk Kelompok Kepatuhan Kewajiban terhadap Penerimaan Negara di Jakarta, kemarin. Penghargaan Subroto…

Anindya Sebut Australia Ingin Perkuat Investasi di ASEAN

Hadir di acara The Australia’s Southeast Asia Economic Strategy Breakfast” atau disebut juga dengan “Australia – ASEAN CEO Breakfast”, Ketua…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkah Inovasi Berkelanjutan - Pandawa Agri Juara di SDGs Action Award 2024

Pandawa Agri Indonesia dengan bangga mengumumkan kemenangannya sebagai juara pertama dalam kategori UKM/Startup di ajang SDGs Action Awards 2024 yang…

PetroChina Raih Penghargaan Subroto Award 2024

PetroChina International Jabung Ltd meraih Penghargaan Subroto 2024 untuk Kelompok Kepatuhan Kewajiban terhadap Penerimaan Negara di Jakarta, kemarin. Penghargaan Subroto…

Anindya Sebut Australia Ingin Perkuat Investasi di ASEAN

Hadir di acara The Australia’s Southeast Asia Economic Strategy Breakfast” atau disebut juga dengan “Australia – ASEAN CEO Breakfast”, Ketua…