NERACA
Jakarta -Dukung pengembangan bisnis, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menerbitkan sebanyak 1,69 miliar saham baru bernominal Rp200 per lembar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektusnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, jumlah saham yang dilepas setara dengan 15,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Untuk itu, perseroan melakukan penawaran awal dengan rentang harga Rp200 hingga Rp220 per lembar mulai tanggal 17-22 Februari 2023. Sehingga nilai IPO ini mencapai Rp338 miliar hingga Rp371,8 miliar.
Proses IPO akan berlanjut jika OJK menerbitkan pernyataan efektif penawaran saham pada tanggal 28 Februari 2023. Jika sesuai jadwal, perseroan bersama Henan Putihrai dan BRI Danareksa Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek melakukan penawaran umum pada tanggal 2 - 6 Maret 2023. Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan oleh anak usaha perseroan, PT Tamtama Perkasa sebagai modal kerja dan belanja modal yaitu termasuk untuk pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara.
Dampaknya, usai IPO, porsi kepemilikan Prajogo Pengestu pada Petrindo turun menjadi 84,97% dari posisi saat ini yang sebanyak 99,99%. Patut diperhatikan, dalam laporan keuangan periode yang berakhir 30 September 2022 belum audit, tercatat perseroan masih defisit Rp1,097 triliun. Walau dalam periode tersebut, perseroan meraup laba bersih sebesar Rp291,89 miliar dari hasil pendapatan sebesar Rp913, 52 miliar.
Sebagai informasi, tahun ini BEI menargetkan ada 70 perusahaan yang IPO di 2023. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna pernah bilang, hingga 14 Februari 2023 sudah ada 17 baru yang mencatatkan diri sebagai perusahaan terbuka. Menurutnya ini hal yang jarang terjadi di bursa saham.
Kata Nyoman, dalam pipeline BEI setidaknya sudah ada 33 perusahaan yang mengantri untuk menggelar pencatatan perdana saham. Sudah ada enam perusahaan yang muncul di situs e-IPO. Adapun keenam perusahaan itu ada PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON), PT Mitra Pack Tbk (PTMP), PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Hillcon Tbk (HILL). "Dalam pipeline ada 33 perusahaan dan sekitar 50 dalam proses untuk siap tercatata sampai dengan awal Februari," ujarnya.
Melihat pipeline pencatatan tersebut dan masih panjangnya waktu, Nyoman berharap minat ini masih akan tinggi hingga 2023. Harapannya, target yang dicanangkan Bursa bisa terpenuhi. "Kalau dari pipeline mudah-mudahan akan tercapai target yang lebih tinggi lagi" kata Nyoman.
NERACA Jakarta - Ketua Umum Asosisasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Robby menyatakan regulasi terkait industri kripto Indonesia…
NERACA Jakarta – Sepanjang April hingga Desember 2024, emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) membukukan pendapatan bersih sebesar…
NERACA Jakarta - Analis bursa kripto Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, pasar kripto dan saham Amerika Serikat (AS) sempat mengalami tekanan…
NERACA Jakarta - Ketua Umum Asosisasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Robby menyatakan regulasi terkait industri kripto Indonesia…
NERACA Jakarta – Sepanjang April hingga Desember 2024, emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) membukukan pendapatan bersih sebesar…
NERACA Jakarta - Analis bursa kripto Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, pasar kripto dan saham Amerika Serikat (AS) sempat mengalami tekanan…