NERACA
Gresik - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan peningkatan kinerja layanan sertifikasi jaminan mutu produk perikanan yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah Jawa Timur.
Hal ini menyusul launching Quality Assurance Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dari Hulu sampai Hilir pada Kampung Budidaya Bandeng Gresik di Pudak Galeri UMKM Gresik, Kabupaten Gresik.
Peningkatan layanan sertifikasi menurutnya sangat penting, guna mendongkrak kinerja ekspor produk perikanan dari Provinsi Jawa Timur, khususnya Gresik.
"KKP ini melalui Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) harus berupaya semaksimal mungkin, dorong UMKM di Gresik ini agar segera tersertifikasi, ini penting, ekspor hasil perikanan kita agar meningkat," ujar Trenggono.
Trenggono pun mengatakan keberadaan UMKM telah terbukti mendukung ketahanan perekonomian negara di tengah kondisi pandemi. Untuk itu harus terus diupayakan peningkatan bukan hanya dari sisi kuantitas, namun dari segi kualitas produk perikanan yang dihasilkan pelaku UMKM.
"Jadi, tadi saya juga melihat tempat pelatihan masak olahan bandeng. Pada intinya pelatihan para pelaku atau calon pelaku usaha penting untuk memastikan produk UMKM, khususnya di Gresik ini dapat tersertifikasi, jadi dari segi kualitas, mulai dari pembibitan sampai produk akhir itu berkualitas, enak dimakan tentunya," ucap Trenggono.
Selain itu, Trenggono menyampaikan Kabupaten Gresik yang merupakan salah satu sentra perikanan di Jawa Timur, terutama perikanan budidayanya, memiliki komoditas unggulan yaitu bandeng dan udang vaname. Menteri Trenggono berharap budidaya bandeng dan udang vaname dapat menyuplai pasar ekspor melalui unit miniplant atau supplier yang telah memiliki sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB).
Pada tahun 2022, BKIPM menargetkan memberikan pelatihan dan menyertifikasi CPIB kepada 10.000 UMKM/Supplier di seluruh Indonesia. Rangkaian kegiatan meliputi Sosialisasi penerapan jaminan mutu hasil perikanan pada UMKM perikanan; Bazar UMKM produk hasil perikanan, Demo memasak ikan bandeng, Penyerahan sertifikat CPIB (Cara Penanganan Ikan yang Baik), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), dan CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik) pada para pelaku usaha.
Seperti diketahui, Kabupaten Gresik telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai salah satu kampung perikanan budidaya ikan bandeng sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 tentang Kampung Budidaya.
Sementara itu, Plt. Kepala BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hari Maryadi mengatakan, Gresik memiliki banyak UMKM perikanan dengan berbagai produk perikanan yang berpotensi ekspor. Beberapa UMKM telah memenuhi persyaratan ekspor dan telah bersertifikat HACCP namun masih banyak pula yang belum bersertifikat.
"Untuk itu diperlukan upaya berkesinambungan untuk mendorong UMKM perikanan lainnya untuk bisa memenuhi persyaratan jaminan mutu hasil perikanan sesuai standar ekspor sesuai arahan Bapak Menteri tadi," terang Hari.
Bersamaan dengan Launching Quality Assurance Sistem Jaminan Mutu dan KHP ini, KKP menyerahkan sertifikat kepada para pelaku usaha di antaranya 6 UMKM untuk sertifikat HACCP, 2 UMKM untuk sertifikat CKIB dan 7 UMKM untuk sertifikat CPIB.
Lebih lanjut, KKP menargetkan nilai ekspor hasil perikanan meningkat mencapai USD7,13 miliar pada tahun 2022, seiring dimasifkannya pelaksanaan program terobosan. KKP juga akan menggelontorkan sejumlah bantuan pemerintah guna mendorong produktivitas pelaku utama sektor kelautan dan perikanan.
Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar mengungkapkan, di tahun 2022 penangkapan terukur akan diimplementasikan, begitu juga dengan pengembangan budidaya orientasi ekspor, serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. “Insya Allah target peningkatan nilai ekspor hasil perikanan yang sudah ditetapkan dalam Indikator Kinerja 2022 bisa tercapai," ujar Antam.
Lebih lanjut, Antam mengakui, hingga November 2021, nilai ekspor perikanan tercatat di angka USD5,15 miliar dan prognosa sampai akhir tahun 2021 sebesar USD5,45 miliar.
“Komoditas unggulan ekspor meliputi udang, tuna cakalang tongkol, cumi sotong gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut. Sedangkan negara utama pengimpor produk perikanan Indonesia berdasarkan nilainya adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa,” ungkap Antam.
Antam pun menerangkan, di tahun 2022 akan ada perubahan tata kelola khususnya di bidang perikanan tangkap dengan dijalankannya kebijakan penangkapan terukur di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI). Aktivitas penangkapan ikan akan diatur dalam sistem kuota dan zonasi penangkapan. Agus/gro
NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajukan tambahan pagu anggaran tahun 2025 sebesar Rp2,25 triliun untuk menghadirkan program-program yang mampu…
NERACA Balikpapan – Pada tahun 2023, pendapatan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) dari Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit mencapai Rp205,5 miliar. Dari total…
NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat jumlah produksi hasil perikanan hingga Oktober 2024 sebanyak 10,24 juta ton. Jumlah…
NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajukan tambahan pagu anggaran tahun 2025 sebesar Rp2,25 triliun untuk menghadirkan program-program yang mampu…
NERACA Balikpapan – Pada tahun 2023, pendapatan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) dari Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit mencapai Rp205,5 miliar. Dari total…
NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat jumlah produksi hasil perikanan hingga Oktober 2024 sebanyak 10,24 juta ton. Jumlah…