NERACA
Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mendirikan anak usaha baru, PT Megah Raya Sumatera di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Dimana untuk membangun PT Megah Raya Sumatera, perseroan menggeluarkan modal dasar Rp 10 miliar dan modal disetor Rp 2,5 miliar.
Corporate Secretary Mark Dynamics Indonesia, Yuriani Trisjoyo dalam keterangan persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, dengan dibentuknya anak usaha baru diharapkan dapat membawa kondisi keuangan perseroan lebih baik setelah perusahaan-perusahaan tersebut beroperasi sesuai rencana. “Secara efesiensi, perseroan juga tidak lagi mengeluarkan biaya anggaran pengolahan limbah cake WWTP dan sisa mould bekas dalam rangka mewujudkan kebijakan reduce, reuse, recycle. Sebab limbah-limbah tersebut memiliki nilai ekonomis untuk dioleh kembali menjadi produk kloset dan gypsum,” papar dia.
Yuriani Trisjoyo menuturkan, anak usaha baru itu akan bergerak di bidang usaha industri peralatan saniter dari porselen, gips, barang dari gips untuk konstruksi, barang dari plastik untuk bangunan, serta kemasan dan kotak dari kertas dan karton. Mark Dynamics Indonesia memegang saham senilai Rp 2,48 miliar atau setara 99,2% di entitas anak ini. Sedangkan Sutiyosi Bin Risman sejumlah 0,8% atau setara Rp 20 juta.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan penjualan tumbuh dua digit seiring dengan kapasitas baru yang telah beroperasi penuh dan peluang perang dagang AS-China. Disebutkan, perseroan memasang target penjualan sekitar Rp420 miliar di 2020 atau tumbuh 18% jika dibandingkan dengan proyeksi tahun 2019 sebesar Rp357 miliar. Selain itu, perseroan menargetkan produksi cetakan sarung tangan menjadi 710.000 unit per bulan pada tahun 2020. Target produksi ini naik 18,3% dari produksi tahun 2019 yang mencapai sekitar 610.000 unit per bulan.
Produsen cetakan sarung tangan ini, optimistis terhadap pertumbuhan dua digit seiring dengan kapasitas baru yang telah beroperasi penuh pada tahun depan. Kapasitas itu berasal dari pabrik baru di Desa Dalu Sepuluh A di Tanjung Morawa yang telah beroperasi pada Agustus 2019. Belum lama ini, perseroan melakukan pembelian kembali (buyback) senilai sebanyak-banyaknya Rp 15 miliar yang bersumber dari kas internal. Jumlah ini sudah termasuk biaya komisi pedagang perantara maupun biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan buyback.
Ridwan Goh, Presiden Direktur MARK pernah bilang, buyback saham akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh manajemen. “Yang pasti, pembeliannya akan dilakukan pada harga yang merujuk pada ketentuan yang berlaku,”ungkapnya.
Untuk memuluskan aksi korporasi tersebut, perseroan telah menunjuk PT Panin Sekuritas Tbk untuk melakukan buyback saham perseroan. Adapun buyback akan dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia pada periode 23 Maret 2020 s.d 23 Juni 2020. Ridwan Goh menjelaskan bahwa rencana buyback perseroan telah sejalan dengan ketentuan yang berlaku dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) menimbang kondisi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) serta kondisi perekonomian nasional dan regional yang ada.
NERACA Batam – Emiten produsen pipa industri minyak dan gas (migas) PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) melalui anak usahanya, PT…
NERACA Jakarta – Upaya pemerintah menyelamatkan PT Indofarma Tbk. (INAF) dari kebangkrutan, salah satunya adalah dengan mejual aset yang ada.…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…
NERACA Batam – Emiten produsen pipa industri minyak dan gas (migas) PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) melalui anak usahanya, PT…
NERACA Jakarta – Upaya pemerintah menyelamatkan PT Indofarma Tbk. (INAF) dari kebangkrutan, salah satunya adalah dengan mejual aset yang ada.…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…