Langkanya ketersedian energi listrik di Indonesia dapat di lihat dari rasio yang rendah dari electricity reserve margin dan current electrification sebesar 65%, hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk memenuhi ketersedian listrik. Terlebih seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang positif memicu kebutuhan energi listrik makin besar. Merespon hal tersebut, PT Exploitasi Energi Tbk (CNKO) yang bergerak di bisnis tambang mencoba masuki peluang bisnis energi yang dinilai menjanjikan.
Bagaimana strategi perseroan masuki bisnis energi kedepan, selain pertambangan. Neraca mewancarai Presiden Direktur PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk Henry Halomoan Sitanggang. Berikut petikan wawancaranya.
Makanya, kami harus lari ke power plant dan problem main ke power plant control ada di PLN dan harus melalui tender. Pasalnya, ini bisnis subsidi. Bila tidak harga kita bakal tinggi dan sedangkan daya beli belum cukup. Oleh karena itu, ini agak unik karena itu bisnis batu bara di bilang sudah sunset. Pertimbangannya, masing-masing negara mulai mengamankan energi, karena energi ini bisnis strategis.
Bicara pasar batubara, sangat berprospek karena industri sudah mulai banyak. Contoh PLN kewalahan suplai listrik ke suatu industri dan industri itu akan bangun power plant sendiri dan hal ini sudah banyak dilakukan.
J Kalau regulasi pasti sudah diatur dalam Undang-Undangnya dan juga ada UU lama sebelumnya. Tentu saat bicara UU lama pasti mendukung industri pertambangan, cuma pemerintah bersifat strategi dan kita tidak ekspor tambang mentah. Tetapi mau ada nilai lebih dalam bisnis ini, misalnya medium industri produk ada di kita tapi finising di luar dan kalau perlu finsing di kita.
Kemudian kalau bicara industri, kuncinya suplai listrik atau kita sebut infrastruktur. Harusnya kalau kita industri tambang bisa lihat dari segi positif aturan tersebut dan siap dari awal tentunya sangat mendukung. Artinya regulasi sudah mendukung, karena pemerintah targetnya global pertahankan pertumbuhan ekonomi yang pasti menciptakan lapangan pekerjaan.
T. Kemudian bisnis apa yang bakal dilakukan perseroan tahun depan dan target produksi dan penjuakan batu bara ?
J. Target penjualan batu bara tahun depan 3 juta ton ke PLN. Naik 100% dibandingkan tahun lalu 1,4 juta sampai desember 2012 atau dua kali lipat. Kalau bisnis energi, masih bangun powerplant dengan kapasitas listrik masih 11 mega watt dan ini sedang dibangun. Kontrak baru belum ada dan masih pasok ke PLN. Sementara negara tetangga di Asean masih direncanakan, seperi Malaysia, Vietnam PLTU. Pada saat akuisisi di Indonesia bagian timur, kita bakal lirik ekspansi ke Timor Leste.
Emiten perhotelan, PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) membukukan laba sampai dengan September 2024 sebesar Rp23,32 miliar (Rp5,65 per saham) atau…
Lantaran terjadi peningkatan harga saham di luar kewajaran atau unusual market activity (UMA), perdagangan saham PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ)…
Dalam rangka transparansi dan mencari permodalan, PT Pelindo II (Persero) berencana akan mencatatkan lima anak usahanya di pasar modal atau…
Emiten perhotelan, PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) membukukan laba sampai dengan September 2024 sebesar Rp23,32 miliar (Rp5,65 per saham) atau…
Lantaran terjadi peningkatan harga saham di luar kewajaran atau unusual market activity (UMA), perdagangan saham PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ)…
Dalam rangka transparansi dan mencari permodalan, PT Pelindo II (Persero) berencana akan mencatatkan lima anak usahanya di pasar modal atau…