Neraca, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI tetap optimis dapat mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) tahun 2025 sesuai target di tengah pelambatan ekonomi yang sedang terjadi, sehingga proses penyaluran bantuan kepada penerima manfaat tidak ikut terdampak.
Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec, Ph.D saat Pengajian Selasa Pagi bertema Strategi Fundraising di Masa Ekonomi Melambat yang diselenggarakan Pusdiklat BAZNAS RI dan disiarkan melalui kanal Youtube BAZNAS TV pada Selasa (22/4/2025).
“Kita melihat adanya pelambatan ekonomi yang nyata. Oleh karena itu, kita punya pengalaman ketika Covid-19, boleh dibilang ekonomi stagnan, tapi alhamdulillah kita tetap berhasil meningkatkan mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah,” ujar Prof Nadra.
Prof Nadra menyarankan BAZNAS di daerah untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi dengan Unit Pengumpul Zakat (UPZ), sehingga penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah bisa lebih merata dan menjangkau daerah-daerah terpencil.
“Secara aturan, dari dana yang terkumpul, mereka menyerahkan kepada BAZNAS RI, lalu dikembalikan 70 persen. Dan kalau bisa, dana 70 persen BAZNAS daerah ini bisa memanfaatkannya dengan bekerja sama, tentu dengan proposal yang baik, masuk akal, dan bermanfaat di daerah. Saya kira hal ini akan tersalurkan dengan baik ke daerah-daerah terpencil dan yang membutuhkan,” ucap Prof Nadra.
Menurut Prof Nadra, jika hal tersebut bisa terlaksana, maka akan bisa meminimalisir dampak dari pelambatan ekonomi di daerah. Katanya, selama ini UPZ-UPZ mengambil zakat karyawan yang telah memiliki gaji tetap.
Sementara itu, Deputi 1 BAZNAS RI Bidang Pengumpulan, M. Arifin Purwakananta menambahkan, pelambatan ekonomi akan berdampak pada fundraising setidaknya dalam 6 hal, yaitu penurunan donasi, pemotongan anggaran oleh pemerintah, peningkatan kebutuhan sosial, perubahan prioritas belanja, tantangan pengelolaan dana, serta tekanan pada organisasi filantropi.
“Meski demikian, di tengah dampak pelambatan ekonomi tetap ada harapan yaitu krisis akan meningkatkan kedermawanan, terdapat segmen donatur yang tidak terdampak krisis, luasnya saluran donasi digital, inovasi pasar baru, serta donasi tetap,” kata Arifin.
Arifin menegaskan, pelambatan ekonomi tidak boleh menjadi alasan BAZNAS maupun lembaga zakat lainnya untuk menurunkan target pengumpulan, sebab hal tersebut akan berdampak pada penerima manfaat maupun orang yang membutuhkan.
“Karena ada pelambatan lalu kita menjadi mengecil, ini tidak boleh terjadi, tetapi tetap harus berupaya agar target tercapai, karena apa? Karena angka yang kita himpun ini sudah dihitung penyaluran hingga operasionalnya. Jadi perlu dilakukan check point agar target tetap tercapai meski tengah terjadi pelambatan ekonomi,” katanya.
Dua bandara InJourney Airports yakni Bandara Soekarno-Hatta (Foto Atas) dan Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto Bawah) meraih penghargaan dunia…
Neraca, HokBen, pelopor makanan bergaya Jepang di Indonesia, resmi memasuki usia ke-40 pada 18 April 2025. Sebuah perjalanan panjang yang…
KERAJINAN SULAMAN BENANG EMAS : Perajin menyulam kain kasap hias menggunakan kain dan benang emas di Desa Gampong Cot, Kecamatan…
Dua bandara InJourney Airports yakni Bandara Soekarno-Hatta (Foto Atas) dan Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto Bawah) meraih penghargaan dunia…
Neraca, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI tetap optimis dapat mengumpulkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) tahun 2025 sesuai…
Neraca, HokBen, pelopor makanan bergaya Jepang di Indonesia, resmi memasuki usia ke-40 pada 18 April 2025. Sebuah perjalanan panjang yang…