NERACA
Jakarta -Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) menetapkan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp450 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Produsen Sari Roti itu mengungkapkan, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp450 miliar atau setara dengan Rp79,44 per saham yang dijadwalkan untuk dibagikan pada 28 April 2025. Sebagai informasi, ROTI membukuan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp362,5 miliar sepanjang 2024. Raihan itu meningkat 8,78% secara year to year (YoY) dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp333,29 miliar.
Artinya, dividen tunai ROTI untuk tahun buku 2024 setara dengan 124,13% dari laba bersih perseroan. Selain dividen, ROTI juga membahas perubahan pengurus perseroan dengan mengangkat Devid Desfreed Kennedy sebagai Komisaris dan Sik Wei Tjien sebagai Komisaris Independen.
Sebagai informasi, ROTI membukukan laba sebesar Rp 362,56 miliar di tahun 2024. Angka ini naik 8,78% bila dibandingkan posisi tahun 2023 sebesar Rp 333,29 miliar. Dengan begitu, laba per saham dasar ROTI tercatat naik menjadi Rp 63,57, dari sebelumnya Rp 56,44. Dari segi top line, ROTI mencatatkan penjualan sebesar Rp 3,93 triliun di tahun 2024, atau meningkat 2,92% dari Rp 3,82 triliun di tahun 2023 lalu.
Beban pokok penjualan perusahaan mencapai Rp 1,78 triliun, naik dari Rp 1,75 triliun. Jumlah pendapatan yang dikurangi beban pokok penjualan menghasilkan laba bruto sebesar Rp 2,14 triliun di tahun 2024, naik dari posisi tahun 2023 sebesar Rp 2,06 triliun.
Secara rinci, penjualan yang berasal dari pos roti tawar tercatat Rp 2,6 triliun. Penjualan roti manis sebesar Rp 1,68 triliun dan penjualan kue tercatat Rp 342 miliar. Sementara, penjualan lain-lain mencapai Rp 86,67 miliar. Total penjualan dari tiga segmen tersebut lalu dikurangi retur penjualan dan rabat menghasilkan pendapatan neto sebesar Rp 3,93 triliun di sepanjang tahun 2024.
ROTI mencatatkan total aset sebesar Rp 3,74 triliun di tahun 2024, turun dari posisi tahun 2023 sebesar Rp 3,94 triliun. Total liabilitas perusahaan mencapai Rp 1,43 triliun di tahun 2024, menurun dari Rp 1,55 triliun di posisi tahun 2024. Sementara ekuitas perusahaan mencapai Rp 2,3 triliun, turun dari sebelumnya Rp 2,39 triliun.Saldo kas dan setara kas hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 430,94 miliar, menurun dari posisi tahun 2023 sebesar Rp 537,95 miliar.
NERACA Jakarta – Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bullish, namun beberapa pelaku manajer perusahaan investasi atau sekuritas memangkas…
NERACA Jakarta – Meski dihantui perlambatan ekonomi dan dampak dari sentimen global, industri properti dalam negeri diyakini masih akan tumbuh.…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan harga saham di pasar, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mulai melakukan buyback atau pembelian kembali…
NERACA Jakarta – Meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bullish, namun beberapa pelaku manajer perusahaan investasi atau sekuritas memangkas…
NERACA Jakarta – Meski dihantui perlambatan ekonomi dan dampak dari sentimen global, industri properti dalam negeri diyakini masih akan tumbuh.…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan harga saham di pasar, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mulai melakukan buyback atau pembelian kembali…