NERACA
Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian 2025-2030. Sebelumnya, peta jalan itu disusun pada November 2024 dan diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2024.
Ketua Umum AAUI Budi Herawan dalam kegiatan Workshop dan Softlaunch Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian 2025-2030 di Jakarta, Senin (24/3), menjelaskan peta jalan itu merupakan hasil diskusi AAUI dan UNDP melalui Insurance & Risk Finance Facility (IRFF) serta pemangku kepentingan lainnya.
Tujuan penyusunan peta jalan ini adalah untuk membangun ekosistem asuransi pertanian yang berkelanjutan di Indonesia, guna mendukung ketahanan pangan nasional dan perlindungan risiko usaha tani yang makin kompleks.
“Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, tapi juga rentan terhadap risiko, mulai dari cuaca ekstrem, perubahan iklim, hingga fluktuasi harga komoditas. Di sinilah pentingnya peran asuransi pertanian,” kata Budi.
Selain risiko yang telah disebutkan, risiko lain yang juga dihadapi petani di antaranya hama dan penyakit, anomali cuaca, akses terbatas terhadap investasi, akses penjualan yang terbatas, teknologi pertanian, manajemen pertanian, informasi pendukung yang diperlukan untuk budidaya pertanian dan lainnya.
Dengan mengakses asuransi pertanian, diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengelolaan risiko yang dihadapi petani, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan usaha mereka dan kesejahteraan petani. “Selain itu, pengembangan asuransi pertanian juga dapat meningkatkan inklusi dan penetrasi asuransi di Indonesia,” tambah Budi.
Di sisi lain, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Djonieri berpendapat Indonesia perlu mengembangkan asuransi pertanian, terutama asuransi parametrik.
Asuransi parametrik merupakan jenis asuransi yang membayarkan klaim secara otomatis berdasarkan parameter atau indeks tertentu, seperti cuaca ekstrem atau gempa bumi, dan bukan berdasarkan penilaian kerugian aktual.
“Indonesia itu berada di zona ring of fire, yang termasuk sangat rentan. Jadi, menurut saya, sudah momentum yang tepat untuk seluruh pemangku kepentingan memikirkan tentang peran penting dari asuransi parametrik,” tutur dia.
NERACA Jakarta - Didimax Pialang berjangka lebih dari 25 tahun kini resmi memperoleh izin prinsip dari Otoritas Jasa Keuangan…
NERACA Jakarta - Kontribusi dan konsistensi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dalam memacu literasi dan inklusi layanan jasa…
NERACA Jakarta — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengucapkan selamat atas penunjukkan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama PT…
NERACA Jakarta - Didimax Pialang berjangka lebih dari 25 tahun kini resmi memperoleh izin prinsip dari Otoritas Jasa Keuangan…
NERACA Jakarta - Kontribusi dan konsistensi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dalam memacu literasi dan inklusi layanan jasa…
NERACA Jakarta — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengucapkan selamat atas penunjukkan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama PT…