Oleh : Dr. Muhtadi M.Si
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
Masyarakat miskin masih tersebar baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Mereka tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara maksimal. Kebutuhan untuk makan sehari-hari mereka masih kurang apalagi untuk biaya pendidikan dan kesehatan yang semakin tinggi. Mereka memiliki pekerjaan yang tidak tetap dan menjadi pedagang kecil yang rentan usahanya gulung tikar. Karena keterbatasan modal, sarana dan bahan baku produksi yang dimilikinya.
Karena mereka miskin pula kurang memiliki akses pada lembaga keuangan formal seperti bank yang dapat membiayai usahanya. Hal ini disebabkan mereka tidak memiliki jaminan yang pasti dan legal jika ingin mendapatkan untuk pembiayaan usahanya. Padahal di tengah kemiskinan yang mereka hadapi dan tetap eksis salah satunya dengan membuka usaha mikro. Misalnya mereka dapat menjadi penjual makanan dan minuman, membuka warung sembako atau membuka bengkel dan lain sebagainya.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memperkenalkan program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) di Tangerang sebagai bagian dari upaya untuk mendukung para mustahik yang menjalankan usaha mikro agar dapat mengembangkan bisnis mereka. BAZNAS Microfinance Desa yang telah ada di berbagai provinsi, seperti Jawa Barat, Sumatera Barat, Banten, Sulawesi Tengah, Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (https://baznas.go.id/news-show/Bantu_Usaha_Mustahik,_BAZNAS_Microfinance_Desa_). Program BMD ini akan dapat menolong bagi mereka yang tidak mampu untuk punya mimpi yang nyata yakni memiliki kegiatan usaha. Para mustahik dapat mendirikan usaha dengan berbasis pemberian modal dari BMD. Pada kaitan ini masyarakat miskin memiliki harapan untuk mempunyai kegiatan usaha sebagai sarana peningkatan kesejahteraan diri maupun keluarganya.
Selain Program BMD untuk membantu usaha mustahik ada juga Program BAZNAS Microfinance Masjid (BMM) yakni layanan keuangan mikro yang berbasis masjid. Program BMM ini bertujuan untuk menyebarluaskan Gerakan Cinta Zakat melalui pembiayaan mikro yang dilakukan di masjid. Program ini juga memaksimalkan peran masjid dalam pemberdayaan ekonomi umat dengan menjalin kerjasama pembiayaan mikro bersama BAZNAS. (https://menara.baznas.go.id/microfinance_masjid). Masyarakat di sekitar, sekaligus sebagai jamaah masjid, dapat melakukan kegiatan usaha untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Program BMM ini tentu saja dapat membantu para jamaah yang memiliki usaha tetapi menghadapi kendala pendanaan. Program BMM dapat memberikan solusi pendanaan alternatif yang lebih sederhana, mudah dan persyaratan tidak terlalu rumit.
Program BAZNAS Microfinance Masjid adalah produk dari Bank Zakat Mikro yang telah dilaksanakan di 20 masjid wilayah Jabodetabek pada tahap awal. Bantuan yang diberikan merupakan bagian dari inisiatif program Bank Zakat Mikro yang digagas oleh BAZNAS. Bank Zakat Mikro merupakan layanan keuangan mikro yang dijalankan oleh BAZNAS untuk mengoptimalkan penggunaan dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya, dengan menyalurkannya kepada mustahik yang menjalankan usaha mikro dalam bentuk pembiayaan modal dan pengembangan usaha. (https://menara.baznas.go.id/bmfi_berita/2023-07-baznas-microfinance-masjid- ).
Pada jangka menengah dan panjang para mustahik penerima BAZNAS Microfinance Desa (BMD) dan BAZNAS Microfinance Masjid (BMM) diharapkan dapat tumbuh menjadi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sehingga aktivitas ekonomi di daerah-daerah dapat bergerak menumbuhkan kesejahteraan karena keberadaan dari UMKM penerima BMD dan BMM. Sebagaimana kita ketahui UMKM ini menjadi penopang perekonomian di Indonesia. Aktivitas ekonomi di Indonesia tidak lesu dan melemah karena eksistensi dari UMKM terus bergeliat walaupun terjadi krisis global. Hal ini berbeda dengan usaha-usaha besar terkena krisis mulai berhenti beroperasi dan terjadi PHK yang besar-besaran. Bahkan dari PHK besar-besaran itu mereka beralih menjalankan kegiatan UMKM untuk bertahan secara ekonomi akibat krisis tersebut.
Pada bulan Ramdhan yang mulia ini, Program BMD dan BMM dapat memberikan peluang usaha bagi mereka yang penggangguran atau korban PHK. Sebagaimana kita ketahui di bulan suci banyak peluang usaha khususnya makanan, minuman dan pakaian lebaran, program BMM dan BMD dapat memberikan dukungan bagi para mustahik untuk berkegiatan usaha di bidang tersebut. Karena aktivitas usaha makanan, minuman dan pakaian memiliki kecenderungan meningkat di bulan suci Ramadhan.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini terdapat sekitar 64,2 juta UMKM yang menyumbang 61,07% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau setara dengan Rp8.573,89 triliun. Selain itu, UMKM juga berkontribusi besar dengan menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional dan mengelola hingga 60,4% dari total investasi. (https://ekon.go.id/publikasi/detail/2969/). Pada konteks ini, bahwa UMKM itu menjadi pilar penting bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu penguatan UMKM baik pada aspek SDM, permodalan dan jaringan menjadi agenda yang perlu ditindaklanjuti. BMM dan BMD dapat memberikan kontribusi bagi proses penguatan UMKM agar mereka dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi Indonesia maupun global.
Pada konteks ini, BAZNAS melalui BMM dan BMD sudah tepat untuk membangun usaha para mustahik agar tumbuh dan berkembang lebih banyak UMKM dengan beragam bidang usaha. Program BMM dan BMD terus dilanjutkan dengan beragam kreasi dan inovasi sehingga tumbuh lebih banyak para wirausahawan yang berlatar belakang dari para penerima zakat. Program BMM dan BMD dapat mendorong dan meningkatnya tramsformasi dari mustahik ke muzakki. Mereka yang tadinya hanya penerima zakat menjadi pemberi zakat karena telah menjadi pedagang sukses dampak positif dari Program BMM dan BMD.
Di sisi lain, Program BMM dan BMD, sekali lagi, disebarkan ke berbagai daerah yang aktivitas ekonomi yang belum tinggi untuk melahirkan wirausahawan handal dan ulet. Mereka ini diharapkan menjadi aktor pembangunan ekonomi di wilayahnya dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan di masyarakat. Karena kita memerlukan banyak wirausaha di pedesaan-pedesaan untuk menggali potensi ekonomi yang diolah menjadi kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Program BMM dan BMD dapat mempercepat tumbuh wirausaha dengan bantuan yang diberikan kepada para mustahik. Semoga.
Sejumlah kendaraan roda empat melintas di ruas tol Tangerang-Merak, Kota Serang, Banten, Selasa (11/3/2025). Astra Infra Toll Road akan menerapkan…
Kasatgas Pangan Dirtipideksus Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf (kedua kiri) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu…
Kiri ke kanan. Ketua Badan Marketing & Komunikasi DPP Perbasi Andiko Ardi Purnomo, Sekjen PP Perbasi Nirmala Dewi, Ketua Umum…
Sejumlah kendaraan roda empat melintas di ruas tol Tangerang-Merak, Kota Serang, Banten, Selasa (11/3/2025). Astra Infra Toll Road akan menerapkan…
Kasatgas Pangan Dirtipideksus Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf (kedua kiri) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu…
Kiri ke kanan. Ketua Badan Marketing & Komunikasi DPP Perbasi Andiko Ardi Purnomo, Sekjen PP Perbasi Nirmala Dewi, Ketua Umum…