NERACA
Jakarta — FTSE Russell, yang merupakan penyedia berbagai jenis indeks pasar yang membantu memberikan gambaran yang akurat tentang keadaan pasar saat ini, menilai bahwa badan pengelola investasi daya anagata nusantara atau BPI Danantara yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto, dapat memancing aliran modal ke Indonesia.
Danantara diketahui akan mengelola aset senilai US$900 miliar atau sekitar Rp14.724 triliun. Hal ini dinilai dapat memancing aliran modal asing, salah satunya melalui foreign direct investment (FDI).
Policy Director FTSE Russell, Wanming Du mengatakan investor asing akan tertarik dengan negara yang menginvestasikan kekayaan negaranya ke proyek infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan nasional.
“Jika melihat contoh-contoh di masa lalu, di mana dana kekayaan negara berinvestasi pada, potensi infrastruktur dasar, yang membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, mendukung pertumbuhan tersebut. Dan hal ini akan mendatangkan banyak hal [investor asing], investasi asing, FDI, misalnya,” ucap Wanming Du di Jakarta dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook, dikutip Jumat (21/2).
Ia menyampaikan bahwa investasi yang dilakukan tersebut akan dapat meningkatkan perkembangan bisnis dan menaikkan kontribusi terhadap indeks saham negara. Dia bahkan menyebut, dengan Asset Under Management (AUM) sebesar US$900 miliar itu , Danantara akan menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar ketujuh di dunia.
Wanming Du pun menjelaskan bahwa saat ini banyak negara menggunakan sebagian kekayaan negara untuk meningkatkan sektor infrastruktur demi mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Terlebih, Danantara juga akan melakukan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT). “Jadi menurut saya ini bagus, pastinya untuk pasar domestik,” ucapnya.
Wanming pun menyarankan agar Danantara bisa mencapai potensi maksimal, perlu ada strategi diversifikasi yang mencakup investasi di dalam dan luar negeri.
Sebelumnya, Prabowo mengumumkan bahwa Danantara akan diluncurkan pada 24 Februari. Tujuan utama dibentuknya Danantara adalah untuk memudahkan pemerintah dalam realokasi modal BUMN untuk menjalankan usaha yang memberikan keuntungan tinggi dan dampak sosial tinggi.
Adapun dengan Danantara, keuntungan dari investasi program hilirisasi bisa 100% dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri. Dalam melaksanakan pengelolaan modal dan realokasi modal, Danantara akan diawasi langsung oleh Presiden RI dibantu Dewan Pengawas (yang diketuai Menteri BUMN) dan Dewan Penasehat.
Bogor - Dalam rangkaian Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Majalah Sawit Indonesia mengajak jurnalis berkunjung…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi dan Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyebutkan ada dua hal yang dapat dilakukan pelaku…
NERACA Jakarta - Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 11 Tahun 2025 PMK 11/2025) yang mengatur penyesuaian…
NERACA Jakarta — FTSE Russell, yang merupakan penyedia berbagai jenis indeks pasar yang membantu memberikan gambaran yang akurat tentang…
Bogor - Dalam rangkaian Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Majalah Sawit Indonesia mengajak jurnalis berkunjung…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi dan Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyebutkan ada dua hal yang dapat dilakukan pelaku…