Presiden Revisi PP No 5 Tahun 2021 untuk Kemudahan Berusaha

 

NERACA

Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan bahwa kebijakan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dilakukan untuk kemudahan berusaha. "Revisi PP 5 Tahun 2021 untuk kemudahan berusaha," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Istana Merdeka Jakarta, Senin (17/2).

Hal tersebut dikatakan Presiden saat menyampaikan sejumlah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mendorong daya saing untuk transformasi ekonomi di Indonesia. Dikutip dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Regulasi tersebut telah mengubah pendekatan perizinan berusaha di Indonesia dari yang semula berbasis izin (license based) menjadi berbasis risiko (risk based) serta menyederhanakan peraturan dan prosedur perizinan yang kompleks menjadi terintegrasi secara elektronik melalui sistem online single submission (OSS).

Dengan pemberlakuan regulasi tersebut, jumlah perizinan berusaha yang telah diterbitkan melalui sistem OSS hingga 1 Juli 2024 mencapai lebih dari 9.5 juta Nomor Induk Berusaha (NIB). Meski demikian, dalam pelaksanaan PP Nomor 5 Tahun 2021, Pemerintah juga terus melakukan penyesuaian seiring dengan dinamika yang terjadi.

Di tengah ketidakpastian global dan iklim usaha saat ini, Pemerintah meyakini perlu dilakukan revisi terhadap PP Nomor 5 Tahun 2021 tersebut agar dapat mengantisipasi dan menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi saat ini. Perubahan atas PP Nomor 5 Tahun 2021 dilakukan terhadap substansi pengaturan yang dianggap belum optimal dalam tataran implementasi.

Selain revisi PP Nomor 5 Tahun 2021, Presiden juga menyampaikan sejumlah kebijakan dalam rangka mendorong daya saing untuk transformasi ekonomi di Indonesia. Di antaranya Program Makan Bergizi Gratis (MBG), program ketahanan pangan dan energi, pembentukan Danantara, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Selanjutnya, kredit investasi untuk industri padat karya, keberlanjutan tax holiday dan tax allowance untuk menjaga iklim investasi, kebijakan tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA), dan pembentukan Bank Emas.

BERITA TERKAIT

Arsjad Rasjid Soroti Peran Industri, Perdagangan, dan Investasi dalam Transformasi Ekonomi

  NERACA Jakarta - Indonesia Economic Summit (IES) 2025 resmi dibuka di Jakarta, dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari 48…

Kadin Komite Tiongkok Dukung Pelestarian Warisan Budaya

  NERACA Jakarta - Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) mendorong pelestarian warisan budaya. Upaya tersebut diwujudkan melalui gelaran Mangkunegaran High…

Bappenas : Adopsi Kebijakan Inovatif untuk Jaga Momentum Pertumbuhan

  NERACA Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan tantangan di dunia…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arsjad Rasjid Soroti Peran Industri, Perdagangan, dan Investasi dalam Transformasi Ekonomi

  NERACA Jakarta - Indonesia Economic Summit (IES) 2025 resmi dibuka di Jakarta, dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari 48…

Kadin Komite Tiongkok Dukung Pelestarian Warisan Budaya

  NERACA Jakarta - Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) mendorong pelestarian warisan budaya. Upaya tersebut diwujudkan melalui gelaran Mangkunegaran High…

Bappenas : Adopsi Kebijakan Inovatif untuk Jaga Momentum Pertumbuhan

  NERACA Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan tantangan di dunia…