Tingkatkan Ketahanan Energi

Oleh: Bahlil Lahadalia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatatkan sejumlah capaian positif dalam mendukung program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, terutama dalam meningkatkan ketahanan energi untuk mencapai swasembada energi. Sepanjang 2024, kinerja positif dicatatkan Kementerian ESDM, seperti realisasi investasi sektor ESDM, Penerimaan Nasional Bukan Pajak (PNBP), lifting minyak dan gas bumi (migas), peningkatan pemanfaatan gas dan batubara domestik, penurunan emisi sektor energi, hingga peningkatan produksi biodiesel.

Kementerian ESDM salah satu yang diberi tugas untuk menjalankan dan menyukseskan serta mengeksekusi program prioritas Pak Presiden, program prioritas Pak Presiden ini minimal ada empat. Pertama adalah kedaulatan pangan, kedua kedaulatan energi, ketiga hilirisasi dan yang keempat adalah makanan bergizi, di samping ada program-program yang lain.

Selama tahun 2024, realisasi investasi sektor ESDM mencapai USD32,3 miliar, meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 dengan realisasi sebesar USD29,9 miliar. Berdasarkan angka tersebut, investasi untuk subsektor migas menjadi yang terbesar dengan nilai USD17,5 miliar, diikuti oleh mineral dan batubara (minerba) USD7,7 miliar, Ketenagalistrikan sebesar USD5,3 miliar, dan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar USD1,8 miliar.

Akumulasi total investasi sektor ESDM tahun 2024 sebesar USD32,3 miliar, atau sekitar Rp515 triliun. Di migas sedikit naik dari USD14,9 miliar ke USD17,5 miliar, kurang lebih USD2,6 miliar lebih besar ketimbang 2023 atau hampir kurang lebih Rp40 triliun. Ini dalam rangka untuk mendorong peningkatan lifting migas. Sementara itu, PNBP sektor ESDM melampaui target hingga 115%, dengan realisasi mencapai Rp269,5 triliun dari target sebesar Rp234,2 triliun.

Terdiri dari migas sebesar Rp110,9 triliun, minerba Rp140,5 triliun, EBTKE Rp2,8 triliun, dan lainnya Rp15,4 triliun. Ini terjadi penurunan PNBP di sektor minerba, kenapa? Karena harga global lagi turun, tapi kita bersyukur meski harga komoditas minerba lagi turun, tapi target PNBP kita dari sektor ini masih bisa tumbuh, yang tadinya (target) Rp113 triliun, menjadi Rp140,5 triliun.

Demi meningkatkan ketahanan energi, pemerintah terus menjaga lifting migas sepanjang tahun 2024. Tercatat, akumulasi lifting migas pada tahun 2024 sebesar 1.606,4 mboepd, dengan lifting minyak bumi 579,7 mbopd dan gas bumi sebesar 5.481 mmscfd (setara 978,8 mboepd). Hal ini sebanding dengan perluasan akses energi bagi masyarakat di dalam negeri. program BBM Satu Harga yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dalam mengkases energi, Kementerian ESDM mencatat pada tahun 2024 penyalur BBM Satu harga telah menjangkau 583 lokasi di Indonesia.

Dari total 583 titik yang tersebar di wilayah Indonesia untuk BBM Satu Harga, Maluku dan Papua itu 208 titik, supaya mereka merasakan juga kemerdekaan bangsa. Kemudian Sulawesi 60 titik, Kalimantan 119 titik, Sumatera 89 titik, Jawa & Madura 3 titik, Bali 2 titik, dan Nusa Tenggara 102 titik. Artinya, 99% dari total 583 titik yang tersebar di Indonesia, itu di luar Pulau Jawa supaya membangun Indonesia ini Indonesia sentris.

Tak hanya itu, pemanfaatan gas bumi nasional pada tahun 2024 sebesar 5.786 BBTUD, porsi untuk kebutuhan domestik mencapai 67% atau sebesar 3.881 BBTUD, dan sisanya untuk kebutuhan ekspor 33% atau 1.905 BBTUD. Pemanfaatan domestik ini untuk listrik 19% (707 BBTUD), pupuk 19% (690 BBTUD), industri 40% (1.473 BBTUD), gas kota 1% (15,48 BBTUD), kemudian untuk LPG domestik 2% (77 BBTUD) dan domestik LNG sebesar 19% (695 BBTUD).

Jadi ini total akumulasi produksi gas kita, 67% untuk konsumsi domestik dan 33% ekspor. Ke depan, kita lagi menghitung Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang baru yang akan memproduksi, kami akan memprioritaskan untuk kebutuhan domestik dengan memperhatikan kontrak jangka panjang juga.

Di sisi lain, peruntukan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 233 juta ton pada tahun 2024 mengalami kenaikan dari tahun 2023 sebelumnya, yaitu 213 juta ton. Sementara produksi batubara nasional mencapai 836 juta ton pada tahun 2024 atau 117% dari target produksi yang dipatok, yakni sebesar 710 juta ton. Dari produksi tahun 2024 tersebut diekspor sebesar 555 juta ton dan stok sebesar 48 juta ton.

Pada tahun 2024 kita mengekspor 555 juta ton batubara, sekedar informasi total pemakaian batubara dunia itu sekitar 8-8,5 miliar ton, tapi yang beredar di pasar batubara itu sekitar 1,25-1,5 miliar ton. Kita menyuplai kurang lebih sekitar 555 juta ton, itu sama dengan 30-35% dari konsumsi dunia. Jadi batubara kita itu sangat betul-betul berdampak sistemik masif dan terstruktur, kalau kita membuat kebijakan untuk terjadi pengetatan ekspor.

BERITA TERKAIT

Perubahan UU BUMN, Kesempatan dan Risiko Fiskal

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Ketiga Atas UU No19 Tahun 2003…

Efisiensi Anggaran Negara

  Oleh: Firdaus Baderi Wartawan Harian Ekonomi Neraca   Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 Tentang Efisiensi Belanja…

Koperasi Sekunder Syariah

Oleh : Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran koperasi syariah berbentuk Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPP) sempat menjadi primadona…

BERITA LAINNYA DI

Perubahan UU BUMN, Kesempatan dan Risiko Fiskal

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Ketiga Atas UU No19 Tahun 2003…

Tingkatkan Ketahanan Energi

Oleh: Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatatkan sejumlah capaian…

Efisiensi Anggaran Negara

  Oleh: Firdaus Baderi Wartawan Harian Ekonomi Neraca   Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 Tentang Efisiensi Belanja…