NERACA
Tangerang Selatan – Memasuki 2025, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berkomitmen memperkuat Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sebagai instrumen penguatan perdagangan komoditas unggulan Indonesia melalui pembentukan harga acuan.
“Tahun ini akan menjadi tahun yang tidak mudah dan penuh tantangan. Untuk itu, Bappebti berkomitmen terus meningkatkan kinerja di setiap sektor terkait. Komitmen ini menjadi langkah strategis Bappebti dalam menghadapi berbagai tantangan perdagangan, baik di tataran global maupun dalam negeri dengan capain kinerja 2024 sebagai bahan refleksi dan pijakan,” tegas Kepala Bappebti, Tirta Karma Senjaya.
Menurut Tirta, Bappebti juga berkomitmen menyukseskan arahan Presiden RI untuk program swasembada pangan, swasembada energi, dan hilirisasi. Selain itu juga tentu menyukseskan tiga program kerja Menteri Perdagangan dalam pengamanan pasar dalam negeri, memperluas pasar ekspor, dan UMKM Bisa Ekspor, yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan produk lokal yang berdaya saing.
Tantangan lain, lanjut Tirta, adalah adanya peralihan kewenangan pengaturan dan pengawasan aset kripto dan derivatif keuangan dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan( OJK) Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (IAKD), Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto; Derivatif Keuangan yaitu Indeks Saham dan Single Stockdari Bappebti ke OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif (PMDK), dan Bursa Karbon; serta derivatif pasar uang dan pasar valuta asing (PUVA) atau Forex dari Bappebti ke Bank Indonesia.
Hal ini membuat Rencana Strategis Bappebti lima tahun ke depan harus dilakukan sedikit refreshdan fokus pada penguatan perdagangan berbasis komoditas.
Tirta menguraikan, sebagai refleksi dan pijakan langkah ke depan, sejumlah capaian Bappebti sepanjang 2024 memberikan optimisme untuk pertumbuhan PBK lebih baik di 2025 dan tahun-tahun mendatang.
Dari bidang Sistem Resi Gudang (SRG), pada 2024 terdapat 280 gudang SRG yang tersebar di 29 provinsi (144 kabupaten/kota) di Indonesia. Nilai transaksi SRG pada 2024 mencapai Rp2,87 triliun atau naik 202,64 persen dibandingkan dengan 2023 yang mencapai Rp946 miliar. Pembiayaannya pun mencapai Rp1,89 triliun atau naik 199,36 persen dibandingkan dengan 2023 yang hanya sebesar Rp631 miliar.
”Beberapa komoditas SRG yang telah mampu mendorong terjaganya inflasi, antara lain beras, bawang merah, gula, ikan, gabah. Adapun yang mendorong penguatan ekspor nonmigas, antara lain kopi, beras organik, timah, lada, ikan, rumput laut, dan telur ikan terbang,” ungkap Tirta.
Selain itu, pada 2024, nilai transaksi Pasar Lelang Komoditas (PLK) mencapai Rp97,15 miliar atau naik 47,18 persen dibandingkan 2023 yang hanya sebesar Rp66,01 miliar.
”Kinerja SRG dan PLK masih berpotensi untuk dikembangkan. Optimalisasi SRG dan PLK menjadi instrumen penting untuk mendukung swasembada pangan, pengamanan pasar dalam negeri, dan perluasan pasar ekspor, serta tentunya meningkatkan kesejahteraan petanidan nelayan,” imbuh Tirta
.Sedangkan di bidang PBK, total nilai transaksi pada 2024 (national value) mencapai Rp33,21 triliun atau naik 29,34 persen dibandingkan 2023 yang mencapai Rp25,67 triliun. Komoditas transaksi multilateral dalam transaksi PBK tersebut, ] antara lain timah, crude palm oil (CPO), emas, kopi, kakao, dan olein.
“Sebagai evaluasi, capaian kinerja PBK tersebut memang masih didominasi transaksi bilateral, sehingga perlu terus didorong penguatan transaksi multilateral berbasis komoditas unggulan Indonesia, seperti CPO, olein, kopi, kakao dan pengembangan komoditas yang berpotensi dalam kontrak berjangka, antara lain nikel, karet, dan renewable energy certificates (RECs),” terang Tirta.
Capaian lainnya adalah perdagangan komoditas pasar fisik emas (secara digital) di bursa berjangka. Pada 2024, nilai transaksi perdagangan ini mencapai Rp58,3 triliun atau naik 466 persen dibandingkan 2023 yang hanya Rp10,3 triliun.
Sedangkan volume transaksinya mencapai 47,4 ton atau naik 358,3 persen dibandingkan 2023 yang mencapai 10,4 ton. Hal ini dipicu karena harga emas yang baik pada 2024 dan kesadaran masyarakat yang meningkat untuk bertransaksi emas fisik di bursa berjangka.
Sementara itu, Sekretaris Bappebti merangkap Plt.Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan PBK, Olvy Andrianita menambahkan, kegiatan Outlook dan Rapat Koordinasi Tahun 2025 merupakan forum strategis untuk bertukar pikiran dan menggali masukan dari para narasumber dan peserta, sehingga langkah kebijakan Bappebti ke depan dapat lebih efektif dalam penguatan PBK di Indonesia.
.“Diskusi panel sangat efektif karena mengangkat berbagai tema yang fokus pada penguatan peran SRG dan PLK dalam swasembada pangan dan penyediaan referensi harga komoditas, pengembangan nikel pada bursa berjangka, dan perdagangan fisik RECsdalam mendukung energi hijau,” jelas Olvy.
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menginstruksikan Perum Bulog untuk aktif melakukan penyerapan gabah yang sesuai dengan Harga Pembelian…
NERACA Putrajaya – Indonesia dan Malaysia sama-sama memandang penting peran Komite Gabungan Bidang Perdagangan dan Investasi (Joint Trade and Investment…
NERACA Tangerang – Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi memaparkan empat kiat bagi seluruh insan penggerak koperasi agar koperasi yang dikelolanya…
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menginstruksikan Perum Bulog untuk aktif melakukan penyerapan gabah yang sesuai dengan Harga Pembelian…
NERACA Tangerang Selatan – Memasuki 2025, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berkomitmen memperkuat Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sebagai instrumen…
NERACA Putrajaya – Indonesia dan Malaysia sama-sama memandang penting peran Komite Gabungan Bidang Perdagangan dan Investasi (Joint Trade and Investment…