Oleh: Marwanto Harjowiryono
Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal
Kondisi dan tantangan lapangan yang dihadapi di awal pemerintahan Presiden Prabowo cukup dilematis. Kebutuhan dana belanja untuk berbagai program prioritas ternyata cukup tinggi, sementara dana yang tersedia dalam APBN relatif terbatas.
Kenapa jumlah dana tahun ini diklaim masih terbatas, sedangkan belanja APBN 2025 besarnya sudah menembus angka belanja di atas Rp 3.000 triliun. Padahal, jumlah dana untuk belanja tahun ini merupakan belanja negara tertinggi sepanjang Indonesia merdeka.
Ternyata, dana belanja itu belum cukup untuk membiayai semua program Presiden Prabowo yang dijanjikan selama kampanye . Sementara itu, dalam prinsip pengelolaan budget yang sehat, belanja tetap harus dapat dikendalikan sesuai dengan kemampuan negara dalam mengelola pendapatannya. Bila tidak, budget menjadi tidak sehat dan tidak sustainable. Kondisi ini berbahaya untuk keberlangsungan pengelolaan keuangan negara dalam jangka panjang.
Upaya untuk mendorong pendapatan negara melalui peningkatan pendapatan perpajakan, khususnya PPN, menghadapi resistensi dari kelompok yang terusik kenyamanannya. Meskipun telah dilakukan upaya untuk mencari sumber perpajakan lain, termasuk PNBP, namun APBN 2025 masih tetap menghadapi risiko ketidakpastian.
Kondisi itu nampaknya yang mendorong Presiden meminta para pimpinan K/L dan daerah agar belanja negara digunakan secara efisien, dan bermanfaat langsung untuk kepentingan rakyat. Untuk itu, belanja harus diarahkan untuk membiayai berbagai program yang bermanfaat secara langsung untuk rakyat banyak.
Presiden menyampaikan bahwa belanja negara dari K/L dan TKD harus dihemat hingga Rp 306,6 triliun. Jumlah penghematan yang cukup besar. Stategi yang digunakan untuk penghematan dilakukan dengan pemotongan belanja dalam APBN 2025.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengambil langkah strategis guna menjaga kesehatan APBN. Kebijakan strategis tersebut ditempuh untuk memastikan bahwa APBN dapat dikelola dengan aman dalam perspektif jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Kebijakan fiskal yang ditempuh pada dasarnya diarahkan agar defisit APBN dapat dijaga dengan aman. Instrumen yang digunakan diarahkan agar peningkatan pendapatan negara dapat terjaga, baik yang berasal dari penerimaan perpajakan, maupum PNBP. Tidak mudah, namun harus diupayakan dengan cermat tanpa terlalu mendistorsi kegiatan dan pertumbuhan ekonomi.
Langkah lain yang juga dilakukan adalah mengendalikan belanja negara. Salah satu upaya yang diharapkan akan membantu menekan belanja adalah dengan pemotongan belanja K/L, khususnya untuk belanja yang tidak terlalu vital, tidak produktif dan kurang penting.
Presiden meminta kepada jajaran kabinet untuk melakukan efisiensi dan penghematan sesuai Inpres No 1 Tahun 2025. Penghematan belanja dilakukan untuk beberapa jenis belanja, seperti perjalanan dinas, serta berbagai kegiatan seremonial, termasuk seminar, studi banding, serta pembatasan belanja honor dan tim.
Keberhasilan kebijakan penghematan ini, sangat tergantung kepada disiplin dan loyalitas para pimpinan K/L dan daerah. Dengan begitu, program prioritas dapat dilaksanakan, efisiensi belanja dapat ditingkatkan, risiko fiskal dapat terjaga, hingga pengelolaan APBN menjadi sustainable.
Oleh: Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029. Sebagai…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal Presiden Prabowo memiliki komitmen yang sangat kuat untuk meningkatkan kesejahteraan…
Oleh: Budi Santoso Menteri Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) menekankan peran sistem resi gudang (SRG) dalam mendukung swasembada pangan. Gudang-gudang…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal Kondisi dan tantangan lapangan yang dihadapi di awal pemerintahan Presiden…
Oleh: Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029. Sebagai…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Dosen STAN, Pemerhati Kebijakan Fiskal Presiden Prabowo memiliki komitmen yang sangat kuat untuk meningkatkan kesejahteraan…