Kolaborasi Indonesia deang Jepang Tingkatkan SDM Industri yang Berdaya Saing

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia (SDM) industri melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi. Hal ini juga sejalan dengan upaya akselerasi peningkatan produktivitas nasional.

“Saat ini, Kemenperin memiliki 13 Pendidikan Tinggi Vokasi, 9 Sekolah Menengah Kejuruan, dan 7 Balai Diklat Industri, yang seluruhnya berperan aktif dalam penyediaan dan pengembangan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing global. Ini juga untuk mendukung terciptanya peningkatan produktivitas nasional sekaligus dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Program pendidikan dan pelatihan vokasi yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, di antaranya melalui kerja sama yang strategis dengan berbagai pihak terkaitSalah satu kolaborasi internasional yang telah diselenggarakan adalah Program Peningkatan Produktivitas SDM Industri dari hasil kerja sama antara Kemenperin RI dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

 “Kolaborasi ini direalisasikan oleh BPSDMI Kemenperin RI bersama The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) Jepang. Kami telah menjalin kerja sama sejak tahun 2019, dengan jumlah penerima manfaat hingga saat ini sebanyak 1.304 orang yang terdiri dari guru, dosen dan praktisi industri,” ungkap Kepala BPSDMI, Kemenperin, Masrokhan.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dari hasil kerja sama kedua pihak, antara lain Pelatihan Guru Produktif Bidang Elektronika dan Pemesinan, Pelatihan 5S/Kaizen untuk guru-guru SMK, Program Pelatihan Infrastruktur Pengembangan SDM Industri Manufaktur Indonesia (ENIV) di Jepangserta Pelatihan Lean Manufacturing for Making Indonesia 4.0 (LEMMI 4.0).

Masrokhan menjelaskan, pada periode tahun 2022-2025, program peningkatan produktivitas SDM di Indonesia dilaksanakan dalam tiga fase, yaitu fase 1 (2022-2023), fase 2 (2023-2024), dan fase 3 (2024-2025). “Fase 1 dilaksanakan bagi satuan kerja dan mitra industri dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perindustrian, sedangkan fase 2 dan 3 oleh Kementerian Perindustrian,” tuturnya.

Masrokhan berharap, program kerja sama ini bisa terus berkelanjutan. Sebab, dapat juga menopang kinerja sektor industri kecil dan menengah (IKM). “Seluruh peserta dari satuan pendidikan kami yang telah mendapatkan pelatihan siap untuk memberikan pendampingan bagi para pelaku IKM yang ingin meningkatkan produktivitasnya,” imbuh Masrokhan .

Presiden Direktur Japan External Trade Organization (JETRO) Jepang Takahashi Masakazu mengapresiasi kerja sama bilateral tersebut. “Program ini diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Indonesia, sekaligus dapat meningkatkan hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia,” ungkapnya.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari menyampaikan, selama tiga tahun, program kerja sama tersebut telah menghasilkan trainers kaizen sebanyak 38 orang, terdiri atas 36 guru dan dosen yang berasal dari 15 unit pendidikan vokasi milik Kemenperin dan 2 peserta dari Kementerian Ketenagakerjaan. “Adapun industri yang telah didampingi sebanyak 48 orang dari 16 perusahaan industri,” sebut Wulan.

Selain pelaksanaan Training of Trainers (ToT) dan pendampingan sektor IKM, melalui program ini juga dilaksanakan seminar 5S Kaizen. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap 5S Kaizen, sehingga para peserta dapat menerapkan budaya kerja yang aman dan nyaman serta meningkatkan produktivitas kerja.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebanyak 12 batch di Makassar, Solo, Bogor, Bandung, Jakarta dan Padang dengan mengundang peserta dari unit pendidikan dan perusahaan yang belum terlibat pada program pendampingan sebanyak 420 orang dari perusahaan besar, IKM dan tenaga pendidik.

“Dari pengalaman yang sudah dilaksanakan industri, implementasi Kaizen menunjukkan peningkatan produktivitas dengan efisiensi dari berbagai macam pemborosan seperti waktu, proses produksi, aliran produksi, warehouse, dan pengangkutan. Selain itu, penerapan 5S juga akan mengurangi risiko kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman,” jelas Wulan.

 

BERITA TERKAIT

Transformasi Koperasi Siap Masuk Sektor Industri Tengah

NERACA Solo - Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono memastikan, proses transformasi koperasi untuk masuk dalam sektor industri tengah dipersiapkan dan…

Pertamina Perkuat Sistem Tata Kelola

NERACA Jakarta – Mendukung 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo – Gibran serta sejalan dengan Asta Cita pada bidang memperkuat pencegahan…

Nilai Investasi Pabrik AirTag Apple Di Batam Belum Tentu Mencapai USD1 Miliar

NERACA Jakarta – Apple berencana membangun pabrik di Batam untuk produksi AirTag, aksesoris iPhone dengan nilai investasi sebesar USD1 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Industri

Transformasi Koperasi Siap Masuk Sektor Industri Tengah

NERACA Solo - Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono memastikan, proses transformasi koperasi untuk masuk dalam sektor industri tengah dipersiapkan dan…

Pertamina Perkuat Sistem Tata Kelola

NERACA Jakarta – Mendukung 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo – Gibran serta sejalan dengan Asta Cita pada bidang memperkuat pencegahan…

Kolaborasi Indonesia deang Jepang Tingkatkan SDM Industri yang Berdaya Saing

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia (SDM) industri melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi. Hal…