Pertumbuhan Manufaktur Terus Didongkrak Hingga 8 Persen

NERACA

Jakarta – Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029. Sebagai prime mover perekonomian nasional, sektor industri dibidik tumbuh 7,29 persen pada tahun ini, dan 8,59 persen pada tahun 2028.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, “sektor industri juga harus mampu berkontribusi terhadap PDB nasional hingga 17,96 persen di tahun ini, dan 20,92 persen di tahun 2029.”

Agus pun menegaskan, tahun ini pihaknya harus berlari lebih cepat dan bersinergi lebih efektif. “Dengan anggaran yang lebih kecil dari tahun lalu, yaitu Rp2,519 triliun, tata kelola yang kita lakukan harus lebih cermat, penuh tanggung jawab, namun tetap maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi industri dan masyarakat,” ungkap Agus.

Menurut Ahus, kinerja tangguh sektor industri manufaktur nasional, perlu juga didukung oleh kinerja pelayanan dan birokrasi Kemenperin yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap kepala satuan kerja di lingkungan Kemenperin wajib meningkatkan kinerja anggaran, dengan fokus pada pengelolaan risiko dan pengadaan barang/jasa yang lebih efisien.

“Saya memberikan target serapan anggaran, pada September tahun 2025 harus mencapai 60 persen, dengan penyelesaian proses pengadaan barang/jasa pada Juni 2025,” ujar Agus.

Agus juga menyatakan, perlunya pengoptimalan penggunaan katalog elektronik pada pengadaan barang/jasa. “Untuk itu, saya meminta para PPK untuk merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang/jasa tahun 2025 ini melalui katalog elektronik minimal sebesar 30 persen dari pagu anggaran,” imbuh Agus. 

Agus melanjutkan, optimalisasi penggunaan katalog elektronik ini harus menjadi prioritas agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa ke depannya dapat lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

“Penggunaan katalog elektronik versi 6 yang baru diluncurkan adalah terobosan untuk mengoptimalkan pengadaan, agar lebih efisien, transparan, dan terintegrasi dengan sistem SAKTI dari Kementerian Keuangan. Kita harus bisa memanfaatkan ini semaksimal mungkin,” jelas Agus. 

Agus berharap, kegiatan ini menjadi momentum untuk terus memperkuat daya saing industri melalui program-program strategis seperti pelaksanaan hilirisasi sumber daya alam, pengembangan sektor IKM, dan upaya mempercepat dekarbonisasi sektor industri.

“Kita juga harus lebih fokus pada pendidikan dan pelatihan vokasi, agar kita dapat mencetak SDM industri yang kompeten dan lebih banyak lagi, bahkan siap menghadapi tantangan industri global,” tutur Agus.

Agus juga meminta kepada seluruh jajarannya untuk membangun sinergi yang lebih kuat, berinovasi tanpa henti, dan bekerja lebih cerdas. “Mari kita semua menjadi motor penggerak perubahan untuk dapat mempercepat pertumbuhan industri dan ekonomi nasional,” ujar Agus.

Lebih lanjutt, aktivitas industri manufaktur di tanah air kembali menunjukkan geliat positif pada penghujung tahun 2024. Ini tecermin dari hasil survei yang dirilis oleh S&P Global, memperlihatkan capaian Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Desember berada di fase ekspansif, yakni sebesar 51,2 atau naik signifikan dibanding bulan November yang mengalami kontraksi di level 49,6.

“Alhamdullilah, industri manufaktur kita kembali rebound setelah lima bulan berturut turut mengalami kontraksi sejak Juli 2024. Hal ini sejalan dengan laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Desember 2024, yang sudah dirilis sebelumnya oleh Kemenperin, menampilkan IKI Desember masih bertahan pada posisi ekspansi, yaitu sebesar 52,93,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif.

Febri menjelaskan, di tengah dinamika politik dan ekonomi global yang tidak pasti, sektor industri manufaktur di Indonesia tetap menunjukkan ketangguhannya. “PMI manufaktur yang ekspansif ini sekaligus menandakan bahwa kepercayaan diri dan optimisme dari pelaku industri kita masih cukup tinggi. Hal ini turut didukung adanya kenaikan volume produksi dan pesanan baru,” tutur Febri.

Di samping itu, banyak pedagang yang membeli barang lebih pada bulan Desember karena masih berlaku tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen, sehingga membuat permintaan pada akhir tahun agak besar. “Mereka menyimpan stok hingga Januari dan akan dijual dengan tarif PPN 12 persen. Jadi, mereka ada untung kurang lebih 1 persen,” jelas Febri.

Selain terbukti mampu berdaya saing, lanjut Febri, industri manufaktur di Indonesia juga membuktikan strukturnya cukup baik sehingga produktivitas bisa berjalan lancar dari hulu sampai hilir. “Tanpa dukungan regulasi yang tepat saja, industri kita sudah bisa ekspansif. Apalagi kalau didukung regulasi yang tepat, seperti pengendalian barang-barang impor, tentunya manufaktur kita akan meroket tinggi,” imbuh Febri.

PMI manufaktur Indonesia pada Desember 2024 mampu melampui PMI manufaktur RRT (50,5), Jerman (42,5), Rusia (50,8), Inggris (47,3), Amerika Serikat (48,3), Jepang (49,5), Korea Selatan (49,0), Vietnam (49,8), Malaysia (48,6), dan Myanmar (50,4). PMI manufaktur di negara-negara kuat masih banyak yang mengalami kontraksi.

BERITA TERKAIT

Marketplace Wajib Prioritaskan Produk Made in Indonesia

NERACA Jakarta – Penjualan produk-produk dalam negeri harus menjadi prioritas para penyedia lokapasar (marketplace) di Indonesia. Hal ini disampaikan Wakil…

Digitalisasi Kunci Efisiensi, Perkuat Ketahanan dan Swasembada Energi

NERACA Digitalisasi yang dijalankan PT Pertamina (Persero) di seluruh lini bisnis telah memperkuat ketahanan energi hingga pelosok negeri. Salah satu…

Kualitas SDM Industri Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dan berdaya saing untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Upaya strategis…

BERITA LAINNYA DI Industri

Marketplace Wajib Prioritaskan Produk Made in Indonesia

NERACA Jakarta – Penjualan produk-produk dalam negeri harus menjadi prioritas para penyedia lokapasar (marketplace) di Indonesia. Hal ini disampaikan Wakil…

Digitalisasi Kunci Efisiensi, Perkuat Ketahanan dan Swasembada Energi

NERACA Digitalisasi yang dijalankan PT Pertamina (Persero) di seluruh lini bisnis telah memperkuat ketahanan energi hingga pelosok negeri. Salah satu…

Pertumbuhan Manufaktur Terus Didongkrak Hingga 8 Persen

NERACA Jakarta – Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029. Sebagai prime mover perekonomian nasional,…