Dibalik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak masih menyisakan masalah bagaimana menangani sampah dari sisa makanan tersebut. Berdasarkan data sistem informasi pengolahan sampah nasional (SIPSN), dari total 70 juta ton sampah, sebesar 39% atau sekitar 27,3 juta ton sampah sisa makanan.
Ya, persoalan sampah sisa makanan masih menjadi persoalan di Indonesia dan terlebih dengan adanya program Makan Bergizi Gratis yang tentunya bakal menyisakan sampah sisa makanan. Manajer Kampanye Polusi dan Urban Walhi, Abdul Ghofar mengatakan, program Makan Bergizi Gratis yang menyasar sekitar 17 juta siswa menghasilkan sampah sisa makanan sekitar 25-50 gram per siswa."Kami mengkalkulasi potensi timbulan sampah harian sebesar 425 ton hingga 850 ton sampah per hari," ujar Abdul Ghofar.
Menurutnya, timbunan sampah akan lebih besar dari yang diprediksi, karena kalkulasi proyeksi sampah sisa makanan harian belum menghitung potensi sampah susut pangan dari proses distribusi bahan makanan dan proses di dapur umum. Ghofur menerangkan bahwa potensi peningkatan sampah organik pada program tersebut menjadi lebih tinggi karena sisa makanan yang tidak dihabiskan peserta.
Lebih lanjut, dia menjelaskan terkait dampak lain dari sampah tersebut adalah potensi kelebihan kapasitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang dapat berbuntut tejadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, pihak Walhi menyarankan pada pemerintah agar kiranya disusun strategi komperhensif mulai penggunaan kemasan, pemenuhan bahan makanan dari daerah terdekat untuk dapat meminimalisir risiko susut pangan hingga pemilihan bahan makanan yang tepat dalam program MBG tersebut.
Sementara Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Prita Laura menyatakan bahwa sampah sisa MBG berpotensi menjadi ekonomi sirkular apabila dikelola dengan baik oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di masing-masing wilayah."Yang paling penting ini adalah kesempatan bagi masyarakat dan SPPG untuk kemudian mengolah sampah makanan menjadi ekonomi sirkular, menjadi kompos, dan industri maggot," katanya.
Menurutnya, program MBG adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menjadikan sampah sebagai potensi perekonomian lokal."Jadi mari kita melihat bagian dari sampah makanan yang dihasilkan ini bukan sebagai suatu permasalahan, melainkan sebuah kesempatan untuk justru menambah perekonomian lokal," ujar dia.
Meski begitu, menurutnya, perlu kolaborasi dan komitmen yang kuat dari dinas lingkungan hidup di daerah. Namun tentunya ini butuh mata rantai dengan dinas lingkungan hidup di daerah. Dirinya juga menyebutkan Kementerian Lingkungan Hidup sudah membuat standard operating procedure atau SOP terkait limbah makanan dampak program makan bergizi gratis."SOP-nya ini saat ini sedang terus disosialisasikan, bukan hanya untuk SPPG menjadi bagian dari SOP, namun juga kepada dinas-dinas lingkungan hidup, karena bagaimanapun juga dinas lingkungan hidup di berbagai daerah punya peran sangat penting untuk mengambil dan mengolah hal tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Kepala SPPG Ciracas Agung Riyano Riyadita mengemukakan pihaknya terus melakukan evaluasi, mengumpulkan, hingga mendata sisa makanan bergizi gratis setiap harinya."Proses pendataan dari sampah ini kita juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Jadi, bahan makanan yang dibuang misalnya ujung wortel atau bongkol-bongkolnya itu dipisahkan dengan sisa makanan yang sudah selesai dikonsumsi oleh balita, anak sekolah, ibu menyusui, ibu hamil, jadi itu ada perbedaan," katanya.
Optimalkan Ekonomi Sirkular
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebut beberapa metode untuk menanggulangi sampah yang ditimbulkan dari program Makan Bergizi Gratis termasuk dengan melibatkan pihak ketiga yang profesional untuk pengelolaannya. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol mengatakan, akumulasi food waste dalam jangka panjang menjadi perhatian serius. Untuk itu, pemerintah telah mengarahkan satuan pelaksana agar memastikan pengelolaan sisa makanan dilakukan dengan baik.
Disampaikannya, Kementerian Lingkungan Hidup telah memberikan pada satuan pelaksana program MBG melalui surat edaran. Selain itu, KLH juga akan memfasilitasi satuan pelaksana pengelolaan sampah. “Kami akan fasilitasi, kami akan pandu terus baik melalui badan gizi maupun langsung ke teman-teman ataupun melalui pemerintah daerah karena kami juga punya tangan secara fungsional melalui Dinas Lingkungan Hidup di kabupaten maupun kota dan provinsi,” jelas dia.
Selain itu, dia memastikan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam pengoperasian program ini wajib mematuhi kaidah pengelolaan sampah. Lalu Wakil Kepala Staf Kepresidenan M. Qodari menuturkan sisa makanan dari program MBG dapat dimanfaatkan sebagai limbah organik dalam budi daya maggot untuk kebutuhan pakan ikan. Hal ini dalam upaya mengoptimalkan sektor ekonomi dari sisa makanan MBG yang tidak dihabiskan peserta.
Menurutnya, inisiatif sisa makanan MBG menjadi limbah organik dalam budi daya maggot merupakan bagian dari penyempurnaan Program MBG. “Maggot itu adalah bahan larva yang akan jadi pakan dari ikan dan seterusnya. Jadi food waste-nya pun juga akan dioptimalkan untuk kegiatan ekonomi,” ucapnya.
Sementara Direktur Program Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan seperti dikutip Kompas mengatakan, limbah dari MBG dapat diolah menjadi pupuk kompos atau pakan ternak. "Program MBG dapat mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah dan regionalisasi pangan,"ujarnya.
Skemanya adalah, pengolahan sampah organik dari sisa makanan dapat dilakukan sekolah atau melibatkan bank sampah terdekat. Titik menuturkan, berdasarkan penghitungan, timbulan sampah organik dari makanan bisa mencapai 30 persen. Politik Desentralisasi dan Kinerja Pendidikan Artikel Kompas.id Pupuk kompos yang berhasil diolah dapat disuplai ke petani lokal di wilayah paling dekat dengan sekolah atau berdasarkan region.
Pakan ternak dari limbah MBG juga bisa dipasok ke peternak yang dekat dengan sekolah atau berdasarkan regional. Hasil panenan dari petani atau peternak yang memanfaatkan limbah MBG dapat disalurkan ke dapur umum penyedia makanan.
Kembangkan pemberdayaan wanita, khusus kemandirian ekonomi membantu ekonomi keluarga terus didukung PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Belum lama ini, PLN…
Mengenalkan pentingnya menjaga lingkungan, khususnya kekayaan biota laut kepada anak sejak dini menjadi perhatian PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) yang…
Berdayakan masyarakat pedalaman untuk ciptakan kemandirian ekonomi dengan membangun kecakapan digital, Yayasan World Wide Fund for Nature atau WWF Indonesia…
Dibalik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak masih menyisakan masalah bagaimana menangani…
Kembangkan pemberdayaan wanita, khusus kemandirian ekonomi membantu ekonomi keluarga terus didukung PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Belum lama ini, PLN…
Mengenalkan pentingnya menjaga lingkungan, khususnya kekayaan biota laut kepada anak sejak dini menjadi perhatian PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) yang…