NERACA
Surabaya - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mendorong para pengusaha ternak sapi di Indonesia untuk segera mendatangkan sapi indukan dari luar negeri. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan pangan bergizi nasional, terutama dalam mendukung program makan bergizi gratis yang dijalankan pemerintah.
Sudaryono, atau yang akrab disapa Mas Dar itu menegaskan bahwa untuk memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat, peran sektor peternakan sangat penting, khususnya dalam menyediakan daging dan susu.
“Kita ingin pengusaha mendatangkan sapi hidup untuk dibudidaya disini sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan nasional utamanya untuk pemenuhan makan bergizi gratis,” kata Mas Dar di Surabaya, Jawa Timur.
Mas Dar menjelaskan bahwa hampir seluruh komponen makan bergizi gratis, seperti cabai, bawang, sayur, ayam, telur, daging, dan susu, menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian (Kementan).
Namun saat ini, kebutuhan nasional untuk daging sapi dan susu masih relatif kurang. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah membuka peluang investasi sebesar-besarnya di sektor peternakan sapi.
“Makan bergizi gratis dari semua menu yang kita makan selain ikan dan garam domainnya dari Kementan, mulai dari cabainya, bawangnya, sayurnya, ayamnya, telurnya termasuk daging sapi dan susu yang masih kurang. Untuk itu kita membuka ruang investasi bagi siapapun yang mau mendatangkan sapi hidup,” ujar Mas Dar.
Untuk mencapai target tersebut, Mas Dar mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan mendatangkan 200.000 ekor sapi perah dan 200.000 ekor sapi pedaging pada tahun 2025. Dalam lima tahun ke depan, target total indukan sapi yang akan diimpor mencapai sekitar 2 juta ekor, dengan 1 juta ekor di antaranya diperuntukkan sebagai sapi perah.
Sapi indukan tersebut akan disebar ke berbagai peternak, baik skala kecil maupun besar, melalui pola kemitraan.
"Indukan sapi ini nantinya akan disalurkan ke kelompok-kelompok peternak sapi perah di seluruh Indonesia. Pemerintah tidak langsung mengimpor sapi, tetapi membuka ruang bagi investor untuk mendatangkan sapi indukan dan memperbanyak jumlahnya di dalam negeri," tambah Mas Dar.
Menurut Mas Dar, langkah ini akan membantu memenuhi kebutuhan daging dan susu nasional yang masih kurang, serta mendukung keberlanjutan program pangan bergizi yang telah dimulai.
"Dengan hadirnya investasi di sektor peternakan sapi, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia, terutama dalam menyediakan pasokan pangan yang bergizi bagi masyarakat," jelas Mas Dar.
Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan produksi dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, dan menciptakan peluang baru bagi para pengusaha di sektor peternakan.
Sebelumnya Mas Dar Juga menegaskan bahwa investasi dalam sektor peternakan sapi yang sedang berjalan saat ini akan melibatkan peternak sapi lokal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak Indonesia, serta memastikan keberlanjutan dan ketahanan pasokan daging dalam negeri.
“Kami akan mendukung mulai dari perizinan hingga penyerapan produk peternakan, baik untuk perusahaan besar, kecil, hingga koperasi,” ujar Mas Dar.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, peternak lokal, dan investasi swasta, Mas Dar berharap sektor peternakan sapi Indonesia dapat berkembang pesat dan meningkatkan kesejahteraan peternak, sambil memastikan ketahanan pangan yang lebih baik bagi masyarakat.
Lebih lanjut, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2022, konsumsi protein per kapita masyarakat Indonesia sudah berada di atas standar kecukupan konsumsi protein nasional, yaitu 62,21 gram. Kendati demikian, angka tersebut masih cukup rendah untuk protein asal hewani, yakni kelompok ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram, daging 4,79 gram, telur dan susu 3,37 gram. Padahal, protein hewani mampu menekan prevalensi stunting pada anak, di mana pada 2023 lalu dilaporkan prevalensinya 21,53 persen.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menyebutkan bahwasanya program MBG ini adalah investasi besar-besaran oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk SDM masa depan. Tentu saja komponen utama dalam MBG adalah protein, khususnya berasal dari hewani.
NERACA Jakarta – Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Yanto Santosa menyatakan sekitar 31,8 juta hektare (ha)…
NERACA Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan Sustainable…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kedatangan para petinggi Apple dan timnya yang telah bersedia datang ke Kemenperin untuk…
NERACA Jakarta – Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Yanto Santosa menyatakan sekitar 31,8 juta hektare (ha)…
NERACA Surabaya - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mendorong para pengusaha ternak sapi di Indonesia untuk segera mendatangkan sapi indukan dari…
NERACA Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan Sustainable…