NERACA
Jakarta – Dua kementerian yakni Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) berkomitmen untuk saling bersinergi dalam mengakselerasi program prioritas pemerintah, termasuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Kedua kementerian ini juga sepakat untuk saling mendukung kebijakan dalam pengembangan industri manufaktur nasional yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
“Masing masing kementerian akan menyiapkan tim teknis yang dibutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam membuka pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Pada pertemuan ini, turut hadir Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan serta jajaran eselon I Kemenperin dan Kemnaker. Menperin mengemukakan, kedua pihak sepakat untuk melakukan pertemuan atau kunjungan yang akan dilaksanakan rutin setiap semester.
Menurut Agus, Kemenperin dan Kemnaker berperan penting untuk mendukung peningkatan kinerja dan produktivitas industri manufaktur nasional agar bisa lebih berdaya saing global. Sebab, selama ini sektor industri manufaktur terbukti menjadi tulang punggung atau konsisten memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian nasional.
“Kami berharap, pertemuan ini, bisa jadi satu sinyal yang baik kepada pelaku usaha dan pelaku industri, bahwa kedua kementerian ini akan senantiasa melakukan koordinasi untuk mengelola sektor manufaktur yang dibina Kemenperin,” papar Agus.
Agus menambahkan, kedua kementerian akan fokus juga pada penciptaan lapangan kerja untuk turut mendorong kesehjateraan masyarakat secara luas. “Kami selalu mengedepankan job creation dalam investasi di sektor manufaktur. Belum lama ini, kami menyampaikan kepada Apple bahwa kami selalu menekankan job creation sebagai pertimbangan penting, agar mereka membangun pabrik di Indonesia,” imbuh Agus.
Agus optimistis, upaya memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan kementerian terkait akan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga kepercayaan pelaku industri di Indonesia akan semakin tinggi. “Kesepakatan yang penting ini akan kami gunakan untuk menjelaskan seperti apa tumbuh kembang sektor manufaktur saat ini,” ungkap Agus.
Kedua kementerian juga akan memberikan perhatian penuh terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor industri. “Ada beberapa studi yang mengatakan bahwa labour productivity di Indonesia harus ditingkatkan agar Indonesia bisa jadi lebih menarik bagi para calon investor. Sebab, produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan mendongkrak daya saing industri manufaktur,” lanjut Agus.
Pada pertemuan Menteri Perindustrian dan Menteri Ketenagakerjaan, dibahas pula tentang kondisi sektor-sektor industri yang sedang rentan terhadap tekanan dari dinamika politik dan ekonomi global saat ini, serta sektor-sektor industri yang mempunyai potensi tumbuh lebih tinggi ke depannya.
“Bahkan, kami telah memetakan dari 40 perusahaan yang menyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia, termasuk sektor mana yang menjadi ujung tombak dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia,” ungkap Agus.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan, Kemenperin memiliki peranan penting dalam memberikan masukan kepada Kemnaker dalam mengelola ketenagekerjaan di Indonesia. “Oleh karena itu, kami butuh data terkait kondisi sektor industri manufaktur saat ini. Alhamdulillah, kami mendapatkan data yang lengkap, terkait progres data industri per bulan, yang ekspansi dan kontraksi,” jelas Yassierli.
Kemnaker juga berharap dukungan dari Kemenperin dalam upaya membentuk lembaga produktivitas nasional. “Akan ada pembicaraan yang lebih teknis untuk bisa menggagas dan menggulirkan gerakan peningkatan produktivitas nasional, terutama di sektor industri manufaktur,” imbuh Yassierli,
Yassierli pun mengatakan, pihaknya telah mendapat gambaran terkait sektor-sektor industri di Indonesia ke depannya. “Karena kami bertanggung jawab untuk menyiapkan tenaga kerjanya yang kompeten. Jadi, kami akan rutin bertemu sehingga bisa memperkuat kinerja kami di Kabinet Merah Putih,” jelas Yassierli.
Lebih dari itu, sebelumnya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga melakukan pertemuan dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Rachmat Pambudy. Dalam pertemuan yang bertempat di Kantor Kementerian PPN/Bappenas tersebut, kedua menteri membahas mengenai arah kebijakan industrialisasi dalam RPJPN 2025-2045 serta mengenai rancangan RPJMN 2025-2029.
Artinya untuk mencapai target Pembangunan ekonomi, industri manufaktur harus menjadi leading sector-nya. Keduanyai sepakat bahwa untuk mencapai target pembangunan, perlu policy dan strategi yang tepat.
NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan sedang membahas kemungkinan pemangkasan jumlah penerima harga…
NERACA Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menegaskan bahwa tahun 2025 merupakan momen krusial bagi perekonomian…
Kementerian UMKM Bersama YDBA Replikasi Model Pembinaan UMKM Masuk Rantai Pasok Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…
NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan sedang membahas kemungkinan pemangkasan jumlah penerima harga…
NERACA Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menegaskan bahwa tahun 2025 merupakan momen krusial bagi perekonomian…
Kementerian UMKM Bersama YDBA Replikasi Model Pembinaan UMKM Masuk Rantai Pasok Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…