NERACA
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa banyak negara yang khawatir tidak mendapatkan suplai dari komoditas dan produk turunan dari kelapa sawit Indonesia.
Saat memberikan pengarahan pada Musrenbangnas RPJMN 2025-2029 di Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, Senin, Presiden mengungkapkan bahwa saat melakukan kunjungan luar negeri, banyak negara yang berharap pada Indonesia.
"Saya sampai ngeri sendiri, (mereka) terlalu berharap di sana. Terutama mereka sangat membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis rupanya. Banyak negara takut tidak dapat kelapa sawit," kata Presiden Prabowo, mengutip laman Antara.
Di hadapan para gubernur, bupati dan wali kota yang hadir, Presiden Prabowo meminta kepala daerah bersama aparat penegak hukum untuk menjaga perkebunan kelapa sawit dalam negeri.
Menurut Presiden Prabowo, kelapa sawit telah menjadi aset negara. Kepala Negara pun membantah bahwa kelapa sawit telah menyebabkan deforestasi atau penggundulan hutan.
Selain itu, menyinggung soal tuduhan deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit dari Uni Eropa yang ditujukan kepada Indonesia. Uni Eropa pun mengeluarkan kebijakan yang menolak produk kelapa sawit Indonesia karena dianggap menimbulkan deforestasi.
"Bahkan mereka bingung waktu mereka mau ngomong-ngomong membatasi, kita tidak boleh (ekspor). Eropa kan mau membatasi, bingung sendiri. Oh terima kasih kita enggak jual ke Anda. Terima kasih, saya bilang," kata Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menekankan bahwa industri cokelat hingga kosmetik beberapa negara memerlukan produk turunan dari kelapa sawit sebagai campurannya, sehingga petani tidak perlu takut akan ancaman tersebut.
Terkait sawit, sebelumnya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bahwa produksi CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil) bulan Oktober 2024 mencapai 4.843 ribu ton, lebih tinggi 9,69 persen dibandingkan produksi bulan September sebesar 4.415 ribu ton.
“Secara YoY (Year on Year) sampai dengan bulan Oktober, produksi CPO dan PKO tahun 2024 adalah 43.780 ribu ton atau 4,56 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yaitu sebesar 45.776 ribu ton,” ungkap Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono.
Mukti memaparkan, total konsumsi dalam negeri naik menjadi 2.083 ribu ton dari 1.989 ribu ton pada bulan September 2024. Konsumsi untuk biodiesel naik menjadi 1.052 ribu ton pada Oktober dari 934 ribu ton pada bulan September 2024 (+12,07 persen), sedangkan konsumsi minyak sawit untuk pangan turun dari 865 ribu ton pada September 2024 menjadi 845 ribu ton pada bulan Oktober (-2,31 persen) dan untuk oleokimia turun menjadi 186 ribu ton pada bulan Oktober dari 190 ribu ton pada bulan September (-2,11 persen).
“Secara YoY sampai dengan bulan Oktober, total konsumsi dalam negeri tahun 2024 mencapai 19.642 ribu ton atau 1,90 persen lebih tinggi dari tahun 2023 sebesar 19.276 ribu ton. Konsumsi untuk pangan mencapai 8.375 ribu ton atau 3,64% lebih rendah dari tahun lalu sebesar 8.680 ribu ton, oleokimia 1.860 atau lebih rendah 1,48 persen dari tahun sebelumnya sebesar 1.888 ribu ton, sedangkan biodiesel mencapai 9.407 ribu ton atau lebih tinggi 8.01% dari tahun sebelumnya sebesar 8.709 ribu ton” papar Mukti.
Mukti pun menjelaskan, total ekspor naik kembali dari 2.260 ribu ton pada September menjadi 2.888 ribu ton pada bulan Oktober atau naik sebesar 27,79 persen. Kenaikan yang besar terjadi pada produk olahan CPO dari 1.573 ribu ton pada bulan September menjadi 2.071 ribu ton pada bulan Oktober (+31,66 persen), diikuti CPO yang naik dari 128 ribu ton pada September 345 ribu ton pada bulan Oktober (+169,53 persen), sedangkan ekspor oleokimia turun dari 408 ribu ton pada bulan September menjadi 354 ribu ton pada bulan Oktober (-13,23 persen).
Menurut negara tujuannya, kenaikan ekspor di bulan Oktober terjadi untuk tujuan India, EU, Afrika, Pakistan, Timur Tengah, Bangladesh dan Malaysia, sedangkan untuk tujuan China dan USA turun. Ekspor untuk tujuan India naik dari 242 ribu ton di September menjadi 719 ribu ton di bulan Oktober, sedangkan untuk tujuan EU naik dari 230 ribu ton menjadi 294 ribu ton, Pakistan dari 174 ribu ton menjadi 237 ribu ton, Timur Tengah dari 112 ribu ton menjadi 171 ribu ton, Bangladesh dari 35 ribu ton menjadi 111 ribu ton dan Malaysia dari 73 ribu ton menjadi 91 ribu ton. Ekspor ke China turun dari 487 ribu ton pada bulan September menjadi 437 ribu ton pada bulan Oktober sedangkan USA turun dari 231 ribu ton ton menjadi 158 ribu ton.
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam (PNBP SDA) perikanan tangkap…
NERACA Jakarta – Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Desember 2024 masih bertahan pada posisi ekspansi, yaitu sebesar 52,93. Angka tersebut turun 0,02…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam (PNBP SDA) perikanan tangkap…
NERACA Jakarta – Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Desember 2024 masih bertahan pada posisi ekspansi, yaitu sebesar 52,93. Angka tersebut turun 0,02…