NERACA
Jakarta – Danai ekspansi bisnisnya, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2025 sebesar US$300 juta atau setara Rp4,87 triliun (kurs Jisdor Rp16.251 per dolar AS). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan mengungkapkan, mayoritas belanja modal dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur. Alokasi capex untuk pengembangan bangunan dan infrastruktur mencapai 86%. Sementara itu, alokasi capex sebanyak 12% untuk peralatan dan mesin, serta 2% untuk peralatan lainnya.
BYAN juga menjelaskan terdapat sejumlah proyek yang akan menggunakan dana capex tersebut. Proyek tersebut seperti proyek relokasi kamp dan workshop di Tabang, Kalimantan Timur dengan nilai US$100-US$150 juta. Lalu untuk pengadaan dan penggantian alat berat senilai US$34 juta, pembangunan kolam pengendapan baru sebesar US$20-US$30 juta, serta peningkatan fasilitas impor dan ekspor dermaga BCT tahap 6 sebesar US$20-US$30 juta.
Proyek lain yang juga akan digarap perseroan adalah pengaspalan jalan angkut Muara Pahu sebesar US$10-US$20 juta, pengalihan aliran sungai sebesar US$10-US$20 juta, serta penambahan pemuat tongkang ke-4 di Muara Pahu US$10-US$20 juta. Adapun sebelumnya pada 2024, BYAN diketahui menganggarkan capex sebesar US$230-US$260 juta.
Sementara itu, sampai akhir September 2024, BYAN diketahui menghabiskan capex senilai total US$120,2 juta. Aktualisasi capex ini lebih rendah daripada budget di tahun 2024, karena adanya penundaan beberapa proyek seperti kamp kontraktor dan fasilitasnya, pengalihan aliran sungai, perlindungan tepi sungai di Senyiur, dan kamp FSP yang baru.
Di sisi lain, untuk tahun depan BYAN menargetkan akan memproduksi sebanyak 69-72 juta ton batu bara pada tahun 2025. Manajemen Bayan Resources dalam keterangannya menuturkan volume produksi batu bara pada 2025 diperkirakan meningkat antara 20% hingga 25%, karena ekspansi yang berlanjut di konsesi Tabang. Sementara itu, volume penjualan batu bara BYAN diperkirakan berada dalam kisaran 70 juta ton hingga 72 juta ton tahun depan. Volume penjualan ini naik 25% hingga 30% dibandingkan tahun 2024 dengan perkiraan penjualan sekitar 56 juta ton.
Total liabilitas BYAN per 30 September 2024 mencapai US$824,86 juta, turun 43,7% dari US$1,46 miliar per Desember 2023. Adapun jumlah aset dan ekuitas BYAN per September 2024, masing-masing US$3,13 miliar dan US$2,3 miliar. Hingga kuartal III 2024, BYAN membukukan pendapatan sebesar US$2,46 miliar, turun 10,4% dari US$2,75 miliar pada periode sama 2023. Dari pendapatan ini, BYAN meraih laba bersih US$620,80 juta pada kuartal III 2024, anjlok sebesar 31,8% jika dibandingkan US$910,50 juta pada kuartal III tahun 2023.
Komitmen untuk melakukan pemerataan ekonomi dan mengangkat pertumbuhan ekonomi dari saat ini sekitar 5% menjadi minimal 8%, termasuk salah satunya…
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan, pasar modal Indonesia…
NERACA Jakarta - Di penghujung tahun 2024, Sinar Mas Land (SML) kembali mengukir prestasi dengan meraih delapan penghargaan dari empat…
Komitmen untuk melakukan pemerataan ekonomi dan mengangkat pertumbuhan ekonomi dari saat ini sekitar 5% menjadi minimal 8%, termasuk salah satunya…
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan, pasar modal Indonesia…
NERACA Jakarta - Di penghujung tahun 2024, Sinar Mas Land (SML) kembali mengukir prestasi dengan meraih delapan penghargaan dari empat…