NERACA
Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menyampaikan bahwa Indonesia memandang pergeseran ekonomi global bukan sekadar ancaman eksternal melainkan juga dapat menjadi sumber peluang bagi negara ini. Hal itu ia sampaikan dalam acara peluncuran Indonesia Economic Prospects (IEP) oleh Bank Dunia (World Bank) yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (16/12).
“Dengan lokasi strategis, sumber daya alam, dan populasi muda yang dimiliki, kami berada dalam posisi yang tepat untuk mengubah tantangan ini menjadi pendorong pertumbuhan,” katanya. Namun untuk mewujudkannya, imbuh Thomas, Indonesia perlu memikirkan kembali strategi ekonominya dengan melangkah maju dari pendekatan tradisional terhadap industrialisasi, dan merangkul model pertumbuhan yang lebih beragam, adaptif, dan tangguh.
Hal ini perlu melibatkan penciptaan fondasi domestik yang kokoh, investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan inovasi, sambil tetap tangkas (agile) untuk menanggapi guncangan ekonomi eksternal dan memanfaatkan tren ekonomi global.
Ia menambahkan, Indonesia bercita-cita menjadi negara ekonomi maju pada tahun 2045. Oleh karena itu, kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan selama beberapa dekade mendatang tidak dapat dihindari. Namun, cita-cita itu menemui tantangan seiring dengan meningkatnya proteksionisme, kerentanan rantai pasokan, dan ketegangan geopolitik melemahkan prospek pertumbuhan.
“Visi tersebut menuntut reformasi struktural yang dipercepat. Oleh karena itu, transformasi kami di Indonesia memprioritaskan tiga pilar. Yang pertama adalah ketahanan pangan, energi, dan air. Yang kedua adalah sumber daya manusia. Ketiga yaitu penguatan kelembagaan, termasuk digitalisasi untuk mendorong efisiensi dan inovasi,” jelas Thomas.
Menurutnya, menemukan keseimbangan yang tepat pada ketiga pilar tersebut sangat penting untuk mengatasi guncangan jangka pendek dan membangun fundamental ekonomi yang kokoh. Dalam hal ini, ujar Thomas, kebijakan fiskal telah memainkan peran penting sebagai shock absorber sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid. “Kebijakan fiskal juga penting dalam memfasilitasi reformasi struktural untuk mengatasi apa yang disebut tiga kesenjangan yang mendesak, yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, dan kelembagaan,” ujar dia.
Dia menyebutkan, ekonomi dunia sedang mengalami periode perubahan yang intens. Hal ini sebagaimana yang disorot dalam World Economic Outlook oleh International Monetary Fund (IMF) pada Oktober lalu bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan turun dari 3,3 persen pada 2023 menjadi 3,2 persen pada 2024 dan 2025.
Pertumbuhan yang rendah tersebut didorong oleh beberapa tantangan, seperti meningkatnya konflik geopolitik yang terus mengganggu arus perdagangan dan rantai nilai global. Kemudian juga didorong oleh kebijakan moneter yang tidak pasti dan pergeseran prioritas fiskal, serta masalah struktural.
Namun di tengah ketidakpastian ini, Thomas mengatakan bahwa perekonomian Indonesia terbukti tangguh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,95 persen pada kuartal ketiga tahun 2024, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat dan ekspansi manufaktur. Kemudian, inflasi tahunan tercatat 1,6 persen pada November 2024 atau masih berada dalam kisaran target.
Sementara itu, surplus perdagangan ditopang oleh ekspor yang kuat di samping meningkatnya impor barang modal terus menciptakan lapangan kerja. Disiplin fiskal dengan defisit menjadi di bawah tiga persen dari PDB serta rendahnya rasio utang terhadap PDB, menggarisbawahi komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disertai dengan kemajuan kesejahteraan sosial yang signifikan. Tingkat kemiskinan terus menurun, ketimpangan menyempit, dan tingkat pengangguran menurun,” imbuh Thomas.
Ia pun menekankan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga pengelolaan fiskal yang baik, mendorong pertumbuhan berkelanjutan, dan mendorong reformasi penting yang akan memperkuat ekonomi domestik dalam jangka panjang.
Pada kesempatan yang sama, ia turut menyampaikan apresiasi kepada Bank Dunia atas kemitraan dan dedikasi untuk memajukan aspirasi ekonomi Indonesia. “Sebagai salah satu mitra pembangunan terkemuka, Bank Dunia secara konsisten menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang lanskap ekonomi Indonesia, membantu pemerintah untuk menavigasi peluang dan tantangan,” katanya.
Ia mengajak Bank Dunia beserta pemangku kepentingan terkait untuk terus mendukung pembangunan Indonesia yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi dan inovasi, Thomas yakin dapat membuka potensi yang besar dan memastikan pertumbuhan dan keberhasilan Indonesia di dunia yang terus berkembang pesat.
NERACA Jakarta - Sebagai bagian dari upaya mendorong sinergi lintas sektor dan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam mewujudkan sistem…
NERACA Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara menyepakati kerja…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melaporkan realisasi anggaran pendidikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara…
NERACA Jakarta - Sebagai bagian dari upaya mendorong sinergi lintas sektor dan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam mewujudkan sistem…
NERACA Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara menyepakati kerja…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melaporkan realisasi anggaran pendidikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara…