NERACA
Jakarta-Layanan digital perbankan komprehensif dalam satu aplikasi atau lebih dikenal dengan super apps mengubah lanskap industri, sehingga menjadi kebutuhan untuk bersaing menggaet pasar baru. Karena itu, super apps perbankan dituntut tidak hanya mempermudah akses dan layanan, tetapi juga harus semakin aman.
Pengamat IT sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi mengatakan super apps sebenarnya bukan hal baru. Industri teknologi telah lebih dahulu mengenalkan konsep tersebut.
Heru menilai sebenarnya kebutuhan sebagian besar nasabah perbankan masih tidak jauh dari cek saldo, transfer, dan transaksi pembayaran. Akan tetapi kehadiran satu super apps di industri perbankan perlu direspons oleh bank lain agar tetap relevan.
“Lalu diadopsi oleh industri finansial dengan menambahkan layanan bukan hanya cek saldo dan transfer, tapi juga investasi dan lain-lain. Agar tetap bisa bersaing secara kompetitif, bank sekarang perlu memiliki super apps,” kata Heru.
Dia melanjutkan super apps di satu sisi memberikan kemudahan layanan finansial kepada nasabah. Ragam fitur bisa didapatkan di dalam satu atap. Belum lagi super apps terintegrasi dengan berbagai layanan digital lain.
Dalam perspektif keamanan siber, kemudahan layanan akan meningkatkan risiko kejahatan digital. Investasi, kata Heru, jangan sampai hanya untuk mempermudah layanan kepada nasabah. Akan tetapi juga harus menjamin kenyamanan dalam bertransaksi yang aman. “Bank perlu langkah ekstra menjaga keamanan data nasabah, jadi bukan hanya mudah tapi juga aman,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut sudah diatur oleh regulator sehingga nasabah memperoleh akses layanan perbankan yang semakin mudah, komprehensif dan aman. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK Nomor 22 Tahun 2023. Dalam POJK tersebut, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) wajib memastikan keamanan sistem informasi dan ketahanan siber untuk perlindungan konsumen.
Dalam Pasal 24 ayat (1) disebutkan PUJK wajib memastikan keamanan sistem informasi dan ketahanan siber dalam pelaksanaan kegiatan usaha untuk pelindungan konsumen. Untuk memastikan ketahanan siber sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PUJK harus melakukan proses paling sedikit dengan mengidentifikasi aset, ancaman, dan kerentanan. Selain itu, pelindungan aset, deteksi insiden siber, dan penanggulangan dan pemulihan insiden siber.
Adapun super apps terbaru yang hadir di industri perbankan Tanah Air adalah BYOND by BSI yang belum lama ini diluncurkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Perseroan resmi meluncurkan super apps BYOND by BSI sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan layanan jasa perbankan dan keuangan yang semakin kompleks di era digital.
BYOND by BSI merupakan super apps layanan finansial, sosial, dan spiritual komprehensif yang lebih mudah dan nyaman diakses, dengan keamanan yang semakin maksimal.
Terpisah, Direktur Teknologi Informasi BSI Saladin D. Effendi mengatakan BYOND by BSI hadir didukung teknologi dan infrastruktur IT yang mumpuni karena mencakup pengembangan teknologi baru, peningkatan keamanan siber, dan infrastruktur.
Menurut Saladin, saat perseroan merancang BYOND, keamanan nasabah adalah prioritas utama. BYOND by BSI dibangun dengan berbagai lapisan keamanan untuk melindungi nasabah. Pertama, untuk aktivasi, nasabah harus memasukkan PIN dan data kartu debit mereka.
Kedua, BYOND menerapkan fraud detection system (FDS) yang dapat mengenali pola transaksi yang anomali. Selain itu, BYOND dilengkapi dengan hardware security module (HSM). “Ini adalah teknologi tinggi yang digunakan untuk melindungi PIN dan data nasabah dalam bentuk yang sangat aman. Bisa diibaratkan safe deposit box dalam ranah digital,” ujarnya.
Proses keamanan BYOND pun sangat ketat. Setiap fitur melewati beragam uji coba—grey box, white box, dan black box penetration test—untuk memastikan bahwa tidak ada celah yang bisa dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab.
“Bahkan, aplikasi ini dirancang dengan perlindungan firewall, dan kami juga memperhatikan perlindungan di sisi nasabah. Dengan semua langkah ini, BSI ingin membuat BYOND hadir dengan sistem keamanan berlapis yang bisa diandalkan. Kami menyebutnya sebagai ‘benteng dobel’—ada notifikasi, FDS, HSM, aktivasi menggunakan kartu, dan lainnya. Jadi, nasabah bisa menggunakan BYOND dengan tenang dan merasa aman,” tutup Saladin. bari
NERACA Jakarta – Superbank memperkuat kolaborasi ekosistem dengan Grab Indonesia melalui kemitraan pembayaran eksklusif di Festival Megahnya Diskon Jajanan Akhir…
NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat tidak sembarang membagikan data kode keamanan pribadi, Personal Identification Number (PIN) dan…
NERACA Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK)…
NERACA Jakarta-Layanan digital perbankan komprehensif dalam satu aplikasi atau lebih dikenal dengan super apps mengubah lanskap industri, sehingga…
NERACA Jakarta – Superbank memperkuat kolaborasi ekosistem dengan Grab Indonesia melalui kemitraan pembayaran eksklusif di Festival Megahnya Diskon Jajanan Akhir…
NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat tidak sembarang membagikan data kode keamanan pribadi, Personal Identification Number (PIN) dan…