NERACA
Jakarta –Optimisme harga batu bara akan pulih di tahun 2025 memacu PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) untuk menggenjot produksi tambang batu bara. Dimna perseroan menargetkan volume produksi batu bara mencapai 3,5 juta ton pada 2025. . "Ada peningkatan dari tahun ini 3 juta ton menjadi produksi 3,5 juta ton batu bara tahun depan," kata Direktur Utama Golden Eagle Energi, Huang She Thong di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, perseroan telah memiliki strategi untuk menjaga kelangsungan usaha ke depan. Strategi tersebut seperti mencapai target produksi yang telah ditetapkan, melakukan penambangan yang efisien, menjaga hubungan dengan para mitra bisnis seperti pemasok maupun pelanggan, dan mengoptimalkan portofolio aset.
Di sisi lain, Huang memandang harga batu bara tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dari tahun sebelumnya. SMMT memproyeksi harga batu bara mencapai US$51-US$52 per ton di sisi tahun ini, dan sebesar US$50 per ton untuk 2025. Sementara itu, Corporate Secretary SMMT Susanti Nilam mengatakan produksi batu bara SMMT sampai akhir September 2024 mencapai 1,45 juta ton. Produksi ini turun 500.000 dari periode yang sama tahun 2023 karena curah hujan yang tinggi di awal tahun. "Produksi batu bara kuartal III/2024 1,45 juta ton, dari target 3 juta ton sampai akhir tahun," ujar Susanti.
Susanti juga menuturkan SMMT mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 1,33 juta ton sampai akhir September 2024. Adapun pada periode 9 bulan 2024, SMMT mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp421,03 miliar, turun 45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp771,5 miliar. Turunnya penjualan ini membuat laba bersih SMMT turun 82% menjadi Rp31,36 miliar pada periode Januari-September 2024, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp177,53 miliar.
Kemudian dalam rangka perkuat modal, emiten pertambangan batu bara ini bakal melakukan penerbitan saham baru atau right issue melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Rencananya, perseroan akan menerbitkan saham sebanyak 315.000.000 lembar saham atau setara dengan 10% dari saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana right issue ini juga telah direstui oleh para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB ini pun menyetujui pengunduran diri Ng See Yong selaku komisaris utama perseroan, Budi Susanto selaku direktur utama perseroan, Deni Kusmayadi selaku direktur perseroan.
Di kuartal empat 2024, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) optimistis pertumbuhan kinerja keuangan lebih kuat. Peluang pertumbuhan tersebut terdorong data…
NERACA Jakarta- Pangkas beban utang, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana melakukan konversi sebagian utang kepada Eurofa Capital Investment…
NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) tidak hanya mengandalkan bisnis beton, tetapi lini bisnis sewa…
Di kuartal empat 2024, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) optimistis pertumbuhan kinerja keuangan lebih kuat. Peluang pertumbuhan tersebut terdorong data…
NERACA Jakarta- Pangkas beban utang, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana melakukan konversi sebagian utang kepada Eurofa Capital Investment…
NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) tidak hanya mengandalkan bisnis beton, tetapi lini bisnis sewa…