NERACA
Jakarta -Dukung pengembangan bisnis anak usaha, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor anak usaha perseroan, yakni PT Summarecon Property Development (SMPD) sebesar Rp485,57 miliar menjadi Rp5,501 triliun dari sebelumnya Rp4,566 triliun.
Lydia Tjio, Sekretaris Perusahaan SMRA dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengemukakan, selain penambahan modal ditempatkan dan disetor, perseroan juga meningkatkan modal dasar Summarecon Property Development (SMPD), dari Rp6 triliun, menjadi Rp7 triliun. Setelah penambahan modal disetor, lanjut Lydia, SMRA tetap menguasai 99,99% saham SMPD.
Adapun komposisi pemegang saham SMPD adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar 99,99%, dan PT Bahagia Makmursejati sebesar 0,01%.“Penambahan modal disetor SMPD tersebut bertujuan untuk mendukung pertumbuhan bisnis entitas anak tersebut,”kata Lydia.
Mengacu pada Pasal 6 POJK 4212020, transaksi antara perseroan dengan perusahaan terkendali Perseroan ini dikecualikan dari kewajiban melakukan keterbukaan informasi dan penunjukan penilai independen guna menentukan nilai wajar objek transaksi dan kewajaran transaksi sebagaimana diatur dalam Pasal 4 POJK 4212020.
Sekedar informasi, PT Summarecon Property Development (SMPD), merupakan entitas anak SMRA yang menjalankan kegiatan usaha terkait proyek pendirian, pengoperasian dan pengembangan apartemen, dan perumahan. Semester pertama 2024, SMRA membukukan laba Rp753,68 miliar (Rp45,65 per saham) atau tumbuh 70,5% jika dibandingkan Rp442,03 miliar (Rp26,78 per saham) pada periode sama 2023.
Kenaikan laba ditopang antara lain oleh pendapatan bersih SMRA yang meningkat 89,56% menjadi Rp5,67 triliun pada semester I 2024, dari Rp2,99 triliun pada semester I 2023. Sebesar Rp4,17 triliun (73,65%) pendapatan SMRA semester I 2024 dari penjualan properti (rumah, bangunan komersial, kavling, apartemen), sekitar Rp1,05 triliun (18,51%) dari properti investasi (Mal dan Retail), serta lain-lain Rp444 miliar.
Pertumbuhan pendapatan disertai peningkatan beban pokok pendapatan SMRA yang lebih tinggi dari pendapatan yakni sebesar 88,39% menjadi Rp2,69 triliun pada semester I 2024, dari Rp1,43 triliun pada semester I 2023. Akan tetapi, laba kotor emiten pengembang properti itu melonjak 90,63% jadi Rp2,97 triliun pada semester I 2024, dibanding Rp1,55 triliun pada semester I 2023.
Setelah dikurangi dengan beban usaha, emiten properti dan real estat beraset Rp32,05 triliun per Juni 2024 itu membukukan laba usaha sebesar Rp2,23 triliun pada semester pertama 2024. Pencapaian laba usaha tersebut melesat sebesar 140,77% jika dibandingkan Rp926,88 miliar pada semester pertama 2023. Tahun ini, SMRA menargetkan pra-penjualan sebesar Rp 5 triliun atau naik 11,1% dari 2023 sebesar Rp 4,52 triliun.
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…