NERACA
Palu- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan investor pasar modal di Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami peningkatan sangat signifikan sejak delapan bulan terakhir atau mulai Januari hingga Agustus 2024."Target kami tahun ini pertumbuhan investor pasar modal sekitar 35% atau sekitar 27 ribu-an investor dan hingga Agustus 2024 jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal meningkat tajam mencapai 107.737," kata Kepala BEI Perwakilan Sulawesi Tengah, Putri Irnawati di Palu, kemarin.
Dirinya menjelaskan, data keseluruhan jumlah investor yang melantai di bursa saham khusus Sulteng per Desember 2023 hingga Agustus 2024 mengalami kenaikan sebesar 71%. Pertumbuhan itu tidak lepas dari upaya masif dilakukan pihaknya mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bursa saham, termasuk edukasi menghindari investasi bodong baik di lingkungan kampus, pemerintahan maupun perusahaan swasta lainnya.
Selain sebagai penyelenggara dan penyediaan sistem serta sarana perdagangan efek, lanjutnya, BEI juga berkewajiban memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait literasi keuangan maupun bisnis supaya tidak terjerumus ke investasi bodong. Dia mengemukakan, tahun 2023 jumlah investor Sulteng sebanyak 76.918 SID, jumlah itu meningkat sekitar 24.858 SID dibandingkan tahun 2022 hanya sekitar 52.060 SID.
Salah satu alasan mengapa masyarakat minat berinvestasi di pasar modal, salah satunya tidak mesti modal besar, kemudian bursa efek juga dapat menjadi wadah untuk belajar membangun bisnis dan membaca peluang investasi."Peningkatan investor tahun sebelumnya dibandingkan tahun ini mengalami pertumbuhan sekitar 30.819 SID, capaian ini sangat positif. Masih ada dua bulan ke depan untuk menentukan berapa total jumlah investor pasar modal 2024," tutur Putri.
Dirinya menambahkan, hingga kini pasar saham masih didominasi milenial dan gen Z sekitar 38% di usia 18-15 tahun. Sebelumnya, BEI mencatat, jumlah investor saham di Indonesia lebih dari 6 juta SID. Direktur Utama BEI, Iman Rachman pernah bilang, pertumbuhan jumlah pemodal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia yang masih kuat, meskipun kondisi ekonomi global dan domestik penuh ketidakpastian. “Partisipasi investor ritel masih terjaga, dengan secara keseluruhan investor domestik masih menguasai, baik dari segi kepemilikan ataupun transaksi,” ujarnya.
Fakta menarik lainnya, investor lokal mendominasi kepemilikan saham di BEI dengan persentase 51,5% dibandingkan 48,5% milik investor asing. Selain itu, investor individu juga menguasai 53,3% kepemilikan. Rinciannya, 38,3% merupakan investor institusi dalam negeri dan 15% investor individu, Sementara sisanya 46,6% dimiliki oleh investor institusi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk berinvestasi secara langsung di pasar saham. (ant/bani)
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…