NERACA
Jakarta -Danai refinancing, PT Cikarang Listrindo Tbk. (POWR) berencana melakukan aksi korporasi penerbitan surat utang global dengan membidik dana hingga US$500 juta. Manajemen Cikarang Listrindo menyampaikan target tersebut bernilai lebih dari 50% nilai ekuitas perseroan yang tercatat US$704,12 juta pada 2023.
Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, surat utang global POWR akan membayar suku bunga tetap maksimal 7,00% per tahun. Kemudian dana yang diperoleh akan digunakan perseroan untuk melunasi sebagian atau keseluruhan atas surat utang 2026, termasuk bunga dan biaya lainnya.
Lebih terperinci, surat utang 2026 diterbitkan oleh anak usaha POWR, Listrindo Capital B.V. pada 14 September 2016. Surat utang tersebut diterbitkan senilai US$550 juta dengan tingkat suku bunga 4,95% yang dibayarkan dua kali dalam satu tahun. Rencana penerbitan surat utang global POWR dilaksanakan untuk meningkatkan likuiditas dan untuk mendukung kebutuhan pembiayaan umum perseroan.
Selain menjaga likuiditas, POWR berharap penerbitan surat utang itu bisa memperpanjang periode jatuh tempo utang perseroan dengan skema pembayaran surat utang pada akhir jatuh tempo atau bullet payment. Penerbitan surat utang dan pelunasan surat utang 2026 akan tergantung pada kondisi pasar. Perseroan akan memperhatikan kondisi yang terbaik yang akan diperoleh perseroan.
Berdasarkan hitung-hitungan manajemen, setelah penerbitan surat utang diestimasi turun menjadi 3,9 kali dan 4,2 kali, rasio cepat 7,9 kali dari 8,3 kali, dan rasio lancar menjadi 9,3 kali dari 9,6 kali. Adapun, rasio-rasio tersebut dapat berubah tergantung dengan jumlah yang digunakan untuk pembayaran utang, belanja modal di masa yang akan datang.
Tahun lalu, POWR membukukan laba bersih sebesar US$76,97 juta atau setara Rp1,2 triliun, dengan asumsi kurs berada di level Rp15.701,95. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2023, perolehan laba POWR tersebut meningkat 6,12% jika dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yakni US$72,53 juta. Sementara itu, POWR membukukan penjualan neto sepanjang 2023 sebesar US$546,07 juta alias menurun 0,79% year-on-year (YoY).
Penurunan ini disebabkan oleh penjualan dari pelanggan industri yang turun 1% secara tahunan menjadi US$472,16 juta. Corporate Secretary POWR, Christanto Pranata pernah bilang, koreksi penjualan dari segmen pelanggan industri disebabkan oleh menurunnya perekonomian global, yang akhirnya berdampak pada kinerja ekspor nonmigas di sektor industri manufaktur.
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…