Dampak Media Sosial bagi Kesehatan Mental

Penggunaan media sosial menjadi hal yang paling diminati saat ini. Segala lini kehidupan bahkan bisa diposting di sosial media dan kita dapat melihat aktifitas orang lain dari sosial media. Namun, tanpa sadar banyak orang yang kecanduan media sosial.

Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengecek berbagai platform tertentu mulai dari bangun tidur di pagi hari sampai malam menjelang tidur. Melihat foto atau video di Instagram, Tik Tok, dan lain-lain memang menyenangkan dan bisa menghibur. Namun, bila tidak bijak menggunakannya, media sosial juga memberi banyak dampak buruk untuk kesehatan mental.

Alasan Seseorang Bisa Mengalami Kecanduan Media Sosial

Tahukah kamu bahwa media sosial dirancang untuk menarik perhatian kamu? Semakin tinggi perhatian yang dicurahkan untuk suatu platform tertentu, semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk beriklan atau menjual barang atau layanan mereka di sana. Jadi, kecanduan ini bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan media sosial.

Itulah mengapa beberapa platform sebenarnya menantang kemampuan kamu untuk mengendalikan diri. Halaman yang tidak ada batasnya bisa membuat kamu terus menerus scrolling. Belum lagi notifikasi yang sering muncul juga menggoda untuk dibuka.

Namun, alasan yang paling kuat yang menjadi penyebab banyak orang kecanduan media sosial adalah daya tariknya terhadap insting sosial bawaan manusia. Manusia bisa bertahan hidup selama ini berkat nalurinya untuk berperilaku sosial. Nah, para ahli berteori bahwa otak manusia menghargai interaksi sosial dengan melepaskan zat kimia saraf tertentu, yang paling utama adalah dopamin.

Dampak Kecanduan Media Sosial bagi Kesehatan Mental

Sebenarnya, dampak media sosial tidak sepenuhnya buruk. Bagaimanapun juga platform, seperti Instagram dan Facebook, memungkinkan kamu untuk berkomunikasi dan tetap up to date dengan kabar keluarga dan teman-teman di seluruh dunia. Kamu juga bisa menemukan teman dan komunitas baru dari media sosial, serta mendapatkan berbagai pengetahuan atau pembelajaran dari sana.

Namun, segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak akan memberi dampak baik. 

Berikut beberapa dampak kecanduan media sosial terhadap kesehatan mental:

1. Membuat tidak percaya diri tentang hidup atau penampilan

Kamu mungkin sudah tahu bahwa foto-foto yang ditampilkan di media sosial bisa diedit atau dipercantik dengan menggunakan filter. Meski begitu, tetap saja melihat penampilan orang lain yang lebih cantik dengan tubuh yang indah dan pakaian yang bagus bisa membuat kamu lama kelamaan merasa tidak percaya diri dengan penampilan diri sendiri.

Kamu pun seharusnya mengetahui juga bahwa orang lain cenderung hanya membagikan hal-hal yang bahagia dalam hidup mereka. Namun, tetap saja ada orang yang iri saat melihat foto teman yang sedang berlibur di pantai tropis atau lain sebagainya.

2. Fear of Missing Out (FOMO)

Adanya perasaan takut tertinggal berita atau tren yang kekinian atau tidak mengetahui gosip terbaru bisa menyebabkan seseorang menjadi kecanduan sosial media atau memperburuknya. Hal itu akhirnya akan memicu kecemasan dan menyebabkan kamu menggunakan media sosial lebih lagi.

FOMO bisa memaksa kamu untuk mengambil smartphone setiap beberapa menit untuk memeriksa adanya pembaruan atau menanggapi setiap notifikasi dengan kompulsif. Hal itu bisa dilakukan bahkan bila kamu sedang mengemudi sekalipun atau bila kamu harus merelakan beberapa jam waktu tidur.

3. Isolasi diri

Sebuah studi di University of Pennsylvania menemukan bahwa penggunaan Facebook, Snapchat, dan Instagram yang tinggi justru meningkatkan perasaan kesepian. Sebaliknya, studi tersebut menemukan bahwa mengurangi penggunaan media sosial sebenarnya bisa membuat kamu merasa tidak terlalu kesepian dan terisolasi. Bahkan puasa media sosial bisa  meningkatkan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.

4. Depresi dan kecemasan

Manusia tetap membutuhkan kontak tatap muka atau interaksi langsung untuk menjadi sehat secara mental. Tidak ada cara yang lebih efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati daripada menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang terkasih. Itulah mengapa semakin kamu memprioritaskan interaksi media sosial daripada hubungan langsung, kamu berisiko lebih tinggi mengembangkan atau memperburuk gangguan mood, seperti kecemasan dan depresi.

5. Perudungan siber

Perundungan nyatanya tidak hanya bisa terjadi di dunia nyata, tapi sekarang juga sudah merambah ke dunia maya. Menerima komentar yang ofensif dari orang lain tentu bisa membuat kamu menjadi down, stres, bahkan mungkin depresi. Pelecehan pun bisa terjadi di platform sosial tersebut yang bisa meninggalkan luka emosional yang bertahan lama.

6. Menjadi egois

Sering berbagi swafoto dan status atau pemikiran kamu di media sosial secara berlebihan bisa menciptakan keegoisan yang tidak sehat dan menjauhkan kamu dari koneksi di kehidupan nyata. Itulah dampak buruk kecanduan media sosial bagi kesehatan mental. Jadi, bila kamu merasa kamu sudah mengalami kecanduan, segera cari cara untuk mengatasinya. 

BERITA TERKAIT

Pendidikan Komprehensif Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Psikolog anak dan remaja Gisella Tani Pratiwi mengatakan pendidikan seksual yang diberikan secara komprehensif dapat melindungi anak dari tindakan atau…

Merayakan Hari Ibu, Berikut Ide Kegiatan Seru Bareng Ibu

Hari Ibu Nasional menjadi satu di antara banyaknya perayaan pada bulan Desember. Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember di…

Sudah Seharusnya Materi Kebencanaan Masuk Kurikulum Sekolah

  Pakar geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sukmandaru Prihatmoko mengusulkan  materi kebencanaan masuk kurikulum sekolah anak sejak dini…

BERITA LAINNYA DI

Pendidikan Komprehensif Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Psikolog anak dan remaja Gisella Tani Pratiwi mengatakan pendidikan seksual yang diberikan secara komprehensif dapat melindungi anak dari tindakan atau…

Merayakan Hari Ibu, Berikut Ide Kegiatan Seru Bareng Ibu

Hari Ibu Nasional menjadi satu di antara banyaknya perayaan pada bulan Desember. Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember di…

Sudah Seharusnya Materi Kebencanaan Masuk Kurikulum Sekolah

  Pakar geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sukmandaru Prihatmoko mengusulkan  materi kebencanaan masuk kurikulum sekolah anak sejak dini…