NERACA
Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis Indonesia dan Singapura bersama-sama dapat mengubah tantangan regional menjadi peluang untuk kolaborasi ekonomi yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Indonesia memiliki pasar yang luas, tenaga kerja muda dan berbakat, sumber daya alam yang melimpah, dan bonus demografi yang mendorong pertumbuhannya. Sementara itu, Singapura menawarkan teknologi dan modal yang canggih.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengungkapkan, tidak ada negara yang dapat maju sendiri. Dalam dunia yang semakin saling terhubung, kolaborasi tidak hanya bermanfaat, tetapi juga sangat diperlukan. Indonesia dan Singapura, sebagai tetangga dekat dengan ikatan sejarah dan ekonomi yang kuat, memiliki posisi yang unik untuk memimpin dengan memberi contoh dalam membina kerja sama global.
“Dengan memperkuat kemitraan, kedua negara dapat mengatasi tantangan bersama, memanfaatkan peluang yang muncul, dan menetapkan standar baru untuk kerja sama regional dan global,” ungkap Jerry.
Jerry menambahkan, Indonesia dan Singapura dapat membangun masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera bagi kedua negara dan kawasan tersebut melalui upaya bersama dalam perdagangan, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi ini tidak hanya mencerminkan rasa saling menghormati, tetapi juga kontribusi penting bagi kemajuan global.
“Singapura memiliki peluang unik untuk mengeksplorasi bagaimana perdagangan dan investasi dapat berkontribusi dalam membangun usaha bisnis yang berkelanjutan dan sangat menguntungkan di Indonesia. Hal ini mengingat Singapura sebagai pemimpin global dalam bidang jasa dan teknologi,” papar Jerry.
Jerry juga menyampaikan keinginannya untuk mendorong perusahaan-perusahaan Singapura untuk berinvestasi di bidang-bidang yang sejalan dengan prioritas pembangunan nasional Indonesia. Prioritas pertama adalah investasi dalam sumber daya manusia.
“Indonesia sangat membutuhkan investasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan untuk mempersiapkan tenaga kerjanya menghadapi tuntutan era global yang digital dan kompetitif. Dengan 60 persen dari 275 juta penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun, terdapat potensi yang sangat besar dalam mengembangkan tenaga kerja muda dan dinamis,” papar Jerry.
Adapun kinerja perdagangan Indonesia – Singapura selama lima tahun terakhir merupakan perjalanan yang diwarnai tantangan sekaligus peluang. Pada 2019, total perdagangan Indonesia – Singapura mencapai USD30,5 miliar sebelum mengalami penurunan selama pandemi global menjadi USD23 miliar pada 2020.
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan ini, kedua negara berhasil bangkit kembali, mencapai total perdagangan sebesar USD 33,8 miliar pada 2022. Hal ini menunjukkan kapasitas kedua negara untuk beradaptasi dan pulih.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menambahkan, Forum Bisnis Indonesia –Singapura diharapkan dapat menerjemahkan semua visi kolaboratif kedua negara menjadi rencana aksi dan potensi bisnis yang lebih nyata dan produktif.
Sebagai dua negara dengan perekonomian paling dinamis di kawasan ini, Indonesia dan Singapura berada dalam posisi yang tepat untuk memimpin upaya regional menuju integrasi dan ketahanan ekonomi kolektif dan kolaboratif.
Hal ini tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga bagi ASEAN yang berupaya mengatasi ketidakpastian ekonomi global dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya di pasar global.
"Kita harus bekerja sama di tingkat regional untuk memaksimalkan sumber daya kita, menyelaraskan peraturan, dan membina lingkungan yang mendukung kerja sama dalam perdagangan dan investasi di kawasan ini. Ini akan membuat kita lebih tangguh menghadapi volatilitas global. Kerja sama bilateral yang kuat dan stabil antara Indonesia dan Singapura diharapkan menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional di ASEAN," jelas Suryopratomo.
Pada 2023, ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura mencapai USD8,3 miliar, mengalami penurunan sebesar 14,21 persen dibandingkan 2022 yang mencapai USD9,7 miliar. Namun, dalam keseluruhan penurunan tersebut, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan.
Terdapat sejumlah komoditas yang menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, seperti perhiasan dari logam mulia (harmonized system code/kode HS 711319) yang meningkat 9,54 persen mencapai USD650 juta, dan peralatan komunikasi (HS 851762), yang mengalami peningkatan luar biasa sebesar 65,57 persen yang mencerminkan permintaan yang kuat untuk produk-produk yang digerakkan teknologi.
Mesin-mesin (HS 847330) juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 72 persen yang menunjukkan ketahanan di sektor ini. Namun, terlepas dari keuntungan ini, ada penurunan yang nyata dalam ekspor timah (HS 800110) dan emas (HS 710812). Masing-masing mengalami penurunan 30,85 persen dan 15,54 persen yang mencerminkan perubahan dinamika permintaan komoditas tersebut.
NERACA Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menargetkan koperasi bisa tumbuh besar di tahun mendatang, dan terus berkontribusi bagi…
NERACA Bekasi – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) terus melakukan pengawasan terhadap…
NERACA Jakarta - Kinerja sektor perikanan budi daya menorehkan catatan positif di tahun 2024. Program-program ekonomi biru Menteri Sakti Wahyu…
NERACA Jakarta - Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menargetkan koperasi bisa tumbuh besar di tahun mendatang, dan terus berkontribusi bagi…
NERACA Bekasi – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) terus melakukan pengawasan terhadap…
NERACA Jakarta - Kinerja sektor perikanan budi daya menorehkan catatan positif di tahun 2024. Program-program ekonomi biru Menteri Sakti Wahyu…