Pelaku Ekraf Diajak Kembangkan Ekraf Unggulan Daerah

NERACA

Palembang – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) yang ada di Palembang, Sumatra Selatan, untuk mengembangkan potensi ekraf unggulan yang ada di daerahnya semaksimal mungkin.

Dalam "Kelana Nusantara" di Utopia Collaboration Space, Palembang, Sandiaga mengatakan Palembang memiliki potensi ekraf yang kuat, terutama di subsektor kuliner. Sebab berdasarkan hasil Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PM3KI) pada 2018, kuliner terpilih sebagai subsektor ekraf andalan di Palembang.

Sehingga, hal ini bisa menjadi atraksi tersendiri untuk menarik kedatangan wisatawan ke Sumatra Selatan, khususnya ke Palembang.

"Sekitar 66 persen orang yang berwisata itu setiap berkunjung ke destinasi wisata mereka selalu mencari kuliner khas lokal. Jadi Palembang ini bisa diajukan menjadi kota kreatif UNESCO agar bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas lagi bagi masyarakat Kota Palembang," kata Sandiaga.

Sandiaga mengungkapkan, untuk meningkatkan potensi ekraf yang ada di Palembang ini perlu kolaborasi yang kuat antara Pemerintah, pelaku ekraf, dan masyarakat dalam meningkatkan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang ada. "Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, oleh karena itu kita harus bersinergi," kata Sandiaga.

Menurut Sandiaga, ekosistem parekraf yang kuat menjadi kunci utama untuk mengembangkan dan memasarkan potensi-potensu yang ada di Palembang. "Jadi untuk pemasaran ini kita bisa berkolaborasi, maka ekosistem (parekraf) harus dibangun," ujar Sandiaga.

Lebih lanjut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkomitmen untuk memetakan potensi ekraf di setiap kabupaten/kota, salah satunya melalui PMK3I.

Sandiaga mengatakan PMK3I bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekosistem ekonomi kreatif (ekraf) pada kabupaten/kota secara bottom-up melalui mekanisme pengisian borang dan uji petik.

Tim Penilai Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia telah melakukan verifikasi lapangan secara sampling kepada para peserta dan dilanjutkan dengan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang dihadiri oleh perwakilan pemangku kepentingan ABCGM (akademisi, pelaku bisnis, komunitas kreatif, pemerintah daerah, dan media).

Lebih lanjut, terkait ekraf, sektor ekraf Indonesia hingga triwulan I 2024 menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari capaian nilai tambah ekonomi kreatif (ekraf) yang diestimasi mencapai Rp749,58 triliun atau 55,65 persen dari target Rp.1.347 triliun.

Ada tiga sektor unggulan untuk nilai tambah ekonomi kreatif, yaitu kuliner, fesyen, dan kriya. Tiga subsektor ini diperoleh dari data Deputi Bidang Kebijakan Strategi Kemenparekraf/Baparekraf yang telah melakukan survei kepada pelaku sektor ekonomi kreatif.

Sedangkan untuk ekspor, pemerintah menargetkan kontribusi ekonomi kreatif mencapai USD27,53 miliar. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kemenkeu pada semester I-2024, nilai ekspor ekonomi kreatif sebesar USD12,36 miliar. Nilai ini menunjukan adanya peningkatan 4,46 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebagai dampak dari peningkatan permintaan ekspor kriya dan fesyen. Kalau secara total untuk ekspor ini sudah mencapai 44,89 persen.

Nilai ekspor ekraf berdasarkan komoditas didominasi oleh 4 sektor, yakni fesyenUSD 6.767,62 juta, kriya USD4.755,79 juta, kuliner USD829,66 juta, dan penerbitan USD6,15 juta.

Sebab harus diakui bahwa produk-produk ekraf yang dihadirkan para pelaku ekraf sudah memiliki kualitas yang baik dan bahkan beberapa diantarany sudah banyak yang menembus pasar ekspor.

 “Semester kedua mudah-mudahan bisa tercapai dan mungkin bisa lebih syukur. Alhamdulillah,” kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Nia Niscaya.

Adapun Top 5 negara tujuan ekspor di antaranya ke Amerika Serikat dengan USD4.078,09 juta, Swiss USD908,47 juta, Jepang USD619,28 juta, Hongkong USD582,63 juta, dan India USD541,78 juta.

Sehingga dalam hal ini Kemenparkeraf terus mendorong pelakuekraf untuk terus melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi untuk dapat menciptakan peluang agar bisa naik kelas dan bersaing di pasar global.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pertamina - Bappenas Perkuat Ketahanan Energi Nasional

NERACA Jakarta – PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas) menandatangani…

Indonesia dan Inggris Sepakat Kerja Sama Mineral Kritis

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Inggris telah menyepakati kerja sama strategis di bidang mineral kritis. Menteri Energi dan…

SMK Kemenperin Wakili Indonesia pada Kompetisi Industri 4.0 di Prancis

NERACA Jakarta – Seiring dengan perkembangan teknologi industri 4.0, sektor manufaktur di Indonesia terus berupaya untuk memanfaatkan peralatan mutakhir agar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina - Bappenas Perkuat Ketahanan Energi Nasional

NERACA Jakarta – PT Pertamina (Persero) bersinergi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas) menandatangani…

Indonesia dan Inggris Sepakat Kerja Sama Mineral Kritis

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Inggris telah menyepakati kerja sama strategis di bidang mineral kritis. Menteri Energi dan…

SMK Kemenperin Wakili Indonesia pada Kompetisi Industri 4.0 di Prancis

NERACA Jakarta – Seiring dengan perkembangan teknologi industri 4.0, sektor manufaktur di Indonesia terus berupaya untuk memanfaatkan peralatan mutakhir agar…