Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0 - BIEMA 7th - ESGRC:

NERACA

Jakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dengan bangga telah menyelenggarakan acara Business, Management, Economics, and Accounting National Seminar (BIEMA) ke-7, yang berlangsung pada Kamis, 12 September 2024, mulai pukul 09.00 hingga 13.00 WIB.

Acara ini dilaksanakan secara hybrid, baik melalui platform Zoom Meetings maupun secara langsung di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika, Lantai 4 Gedung Jenderal Soedirman UPN "Veteran" Jakarta.

Seminar ini mengusung tema besar “Environmental Social Governance Risk Compliance (ESGRC): Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0”, yang bertujuan untuk menggali berbagai perspektif tentang pentingnya tata kelola keberlanjutan bisnis di tengah cepatnya perkembangan teknologi dan transformasi digital. Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Jubaedah, S.E., M.M., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta, dan menampilkan pembicara utama Lufaldy Ernanda, S.T., M.M., Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang membagikan wawasannya terkait peran penting ESG dan tata kelola risiko dalam sektor keuangan.

Seminar tersebut menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka di bidangnya, antara lain Rima Dwi Permatasari, Head of ESG PT Bank Syariah Indonesia; Prof. Dr. Erna Hernawati, Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi UPN Veteran Jakarta; dan Jerry Marmen, M.Sc., M.Ec., M.Mgt., Ph.D., Komisaris Utama PT KB Bank Tbk dan Ketua LSP-GRC. Moderator dalam acara ini adalah Andi Manggala Putra, S.E., M.Sc., CGP, dosen FEB UPN Veteran Jakarta.

Menurut Dr. Jubaedah, S.E., M.M., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta, acara ini digelar setahun sekali dan acara ini yang ketujuh. Tema Environmental Social Governance Risk Compliance (ESGRC): Paradigma Bisnis Berkelanjutan di Era Transformasi Digital 5.0 diambil karena karena kita Fakultas Ekonomi Bisnis Dimana perkembangannya cukup cepat. Dunia bisnis ini mengikuti aturan regulasi. ESGRC tidak hanya keuntungan tapi juga sosial dan lingkungan.

Prof. Dr. Erna Hernawati, Guru Besar UPN Veteran Jakarta menekankan bahwa Penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan fondasi utama dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Guru Besar  Ilmu Akuntansi  tersebut mengatakan bahwa Governance tidak hanya mencakup perusahaan besar, tetapi juga usaha kecil yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.

"Hanya dengan kerjasama yang erat antara sektor-sektor ini, kita bisa menciptakan lingkungan bisnis yang efisien dan transparan. Dalam konteks ESG, penerapan GCG juga semakin relevan karena dengan tata kelola yang baik, kita tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. Korupsi dan praktik bisnis yang tidak etis adalah tanda kegagalan tata kelola, dan kita harus terus berjuang melawan ini. Ujar Prof Erna

Sementara Rima Dwi Permatasari, Head of ESG PT Bank Syariah Indonesia menekan bahwa Keuangan berkelanjutan adalah lebih dari sekadar sebuah komitmen—ini adalah kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda lagi. dirinya menyampaikan bahwa PT Bank Syariah Indonesia telah mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG dalam seluruh aspek operasional, mulai dari manajemen risiko hingga produk-produk keuangan berkelanjutan.

"Transformasi digital telah mengubah paradigma bisnis global, terutama dalam konteks keberlanjutan. Di era transformasi digital 5.0, teknologi seperti AI, IoT, dan Big Data memberikan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengelola risiko dengan lebih efektif" merupakan salah satu poin yang disampaikan Jerry Marmen, M.Sc., M.Ec., M.Mgt., Ph.D., Komisaris Utama PT KB Bank Tbk dan Ketua LSP-GRC.

Jerry juga menekan bahwa  kerangka Environmental, Social, Governance, Risk, and Compliance (ESGRC) memungkinkan perusahaan untuk memantau dampak sosial dan lingkungan mereka secara real-time, mempercepat adopsi kebijakan keberlanjutan, serta meningkatkan transparansi di seluruh rantai pasokan.

"Saya percaya bahwa ESGRC adalah masa depan tata kelola risiko di dunia usaha. Manajemen risiko tidak lagi hanya tentang melindungi nilai; sekarang, ini adalah tentang menciptakan nilai. Perusahaan yang tidak mengadopsi prinsip-prinsip ini akan tertinggal, karena konsumen, investor, dan regulator semakin menuntut transparansi dan keberlanjutan di setiap level operasi"  pungkas Jerry

BERITA TERKAIT

Produksi Susu Ikan Dorong Hilirisasi Perikanan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut susu ikan  merupakan minuman protein salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein…

Di Makassar Barang Tidak Sesuai Dokumen Senilai Rp1,33 Miliar - JANUARI " JULI 2024

NERACA Makassar – Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) memimpin ekspose temuan pengawasan impor…

Perluas Kerjasama Pengembangan Hulu Migas di Amerika Latin dan Karibia

NERACA Peru – PT Pertamina (Persero) terus menjajaki peluang kerja sama pengembangan hulu migas di negara-negara Amerika Latin dan Karibia atau…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Produksi Susu Ikan Dorong Hilirisasi Perikanan

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut susu ikan  merupakan minuman protein salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein…

Di Makassar Barang Tidak Sesuai Dokumen Senilai Rp1,33 Miliar - JANUARI " JULI 2024

NERACA Makassar – Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) memimpin ekspose temuan pengawasan impor…

Perluas Kerjasama Pengembangan Hulu Migas di Amerika Latin dan Karibia

NERACA Peru – PT Pertamina (Persero) terus menjajaki peluang kerja sama pengembangan hulu migas di negara-negara Amerika Latin dan Karibia atau…