Kolaborasi Internasional untuk Emisi Nol Bersih

NERACA

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia secara resmi menyambut para peserta Asia Zero Emission Community (AZEC) 2nd Ministerial Meeting dalam acara Gala Dinner yang digelar di Jakarta.

AZEC merupakan bagian dari inisiatif pengurangan emisi yang pertama kali diinisiasi oleh Perdana Menteri Jepang pada COP 26 di Glasgow dan diluncurkan secara resmi pada KTT G20 di Bali, 14 November 2022, oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Bahlil menyampaikan apresiasi atas kerja sama solid di sektor energi antar negara-negara anggota AZEC yang terdiri dari Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapore, Vietnam, Filipina Kamboja, Laos, Brunei dan Australia. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mencapai target emisi nol bersih, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang membutuhkan teknologi dan pendanaan yang memadai.

"Untuk mencapai emisi nol bersih merupakan tujuan kita bersama dan ini adalah tanggung jawab kita bersama. Indonesia ke depan pada tahun 2050-2060 harus sudah mencapai satu titik yang lebih baik," ujar Bahlil.

Lebih lanjut Bahlil menekankan bahwa negara berkembang seperti Indonesia memiliki potensi besar dalam energi baru terbarukan, namun masih menghadapi tantangan dalam hal teknologi dan pembiayaan.

"Harus ada sinergi antara negara-negara maju yang sudah mempunyai teknologi dengan negara-negara berkembang yang mempunyai potensi tapi belum memiliki teknologi yang baik, apalagi kalau membutuhkan kapital yang cukup," lanjut Bahlil.

Pertemuan AZEC 2nd Ministerial Meeting akan menghasilkan beberapa hasil penting, antara lain The 2nd AZEC Ministerial Joint Statement, publikasi Memorandum of Understanding (MoU) proyek AZEC baru dan peluncuran Asian Zero Emission Center. Selain itu akan diselenggarakan pula AZEC Business Forum yang bertujuan untuk menggalang partisipasi badan usaha dalam upaya dekarbonisasi sekaligus sebagai forum business matching untuk memperkuat kolaborasi di masa depan.

"Saya yakin dan percaya lewat forum ini besok kita akan mampu berdiskusi untuk melahirkan gagasan-gagasan yang konstruktif untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan," jelas Bahlil.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Ken Saito menyampaikan apresiasinya terhadap Indonesia atas penyelenggaraan acara ini. "Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah menjadi tuan rumah pertemuan ini. Kepemimpinan, antusiasme, dan energi yang ditunjukkan oleh Indonesia untuk mendorong rencana besar ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memimpin AZEC. Melalui acara ini, saya berharap kita dapat membangun momentum untuk mempercepat dekarbonisasi di Asia," ujar Ken Saito.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pembentukan AZEC bertujuan mencapai netralitas karbon melalui transisi energi praktis yang disesuaikan dengan keadaan unik masing-masing negara. “Kami mendorong kerja sama berdasarkan konsep ‘satu tujuan, berbagai jalur’ dengan mengakui beragamnya struktur industri, konteks sosial, geografi, dan tahapan pembangunan di antara negara-negara mitra,” jelas Airlangga.

Kawasan ASEAN sendiri diproyeksikan akan tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global dengan kebutuhan energi yang terus tumbuh, di mana pada tahun 2019 permintaan energi akhir di ASEAN mencapai 448 juta ton dan 47 persen dari suplai energi tersebut berasal dari minyak bumi.

Sementara, pada tahun 2050 di bawah skenario bisnis seperti biasa, kontribusi minyak bumi diperkirakan akan mencapai sekitar 32 persen dari total pasokan energi primer, diikuti oleh batu bara sebesar 29 persen. Akan tetapi, hal tersebut dapat diantisipasi dengan diimplementasikannya proyek-proyek transisi energi rendah karbon yang diproyeksikan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil secara drastis hingga 21,6 persen pada konsumsi energi final di tahun 2050.

“Untuk membantu mewujudkan hal itu, AZEC sebagai platform kolaboratif yang berperan signifikan untuk mempercepat proses transisi energi di Indonesia sembari mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan ketahanan energi, dengan memfasilitasi investasi swasta pada proyek-proyek transisi energi rendah karbon,” tutur Airlangga.

 

 

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga dan Vale Indonesia Bersinergi Dorong Dekarbonisasi

NERACA Bali – PT Pertamina Patra Niaga bersama PT Vale Indonesia Tbk menjalin kemitraan strategis dalam penyediaan bahan bakar ramah…

Proyek Co-generation PLTP 230 MW Siap Dongkrak Energi Bersih

NERACA Jakarta – Dalam upaya mewujudkan energi yang lebih bersih dan efisien, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan…

Pengembangan Hidrogen Hijau Akselerasi Target NZE Industri

NERACA Jakarta – Di tengah tantangan perubahan iklim, Indonesia berupaya mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) secara bertahap.…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga dan Vale Indonesia Bersinergi Dorong Dekarbonisasi

NERACA Bali – PT Pertamina Patra Niaga bersama PT Vale Indonesia Tbk menjalin kemitraan strategis dalam penyediaan bahan bakar ramah…

Proyek Co-generation PLTP 230 MW Siap Dongkrak Energi Bersih

NERACA Jakarta – Dalam upaya mewujudkan energi yang lebih bersih dan efisien, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan…

Pengembangan Hidrogen Hijau Akselerasi Target NZE Industri

NERACA Jakarta – Di tengah tantangan perubahan iklim, Indonesia berupaya mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) secara bertahap.…