Lampung Selatan Ekspor Produk Turunan Kelapa ke Australia, Tiongkok, Belanda, dan Tanzania

NERACA

Lampung Selatan – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas  ekspor  produk turunan  kelapa  di  Lampung  Selatan,  Lampung. Produk yang diekspor tersebut merupakan produksi PT Sari Segar Husada  (Sungai Budi Group) untuk periode Agustus 2024 senilai USD1,50 juta atau setara Rp25,30 miliar. Produk-produk tersebut akan dikirim ke Australia, Tiongkok, Belanda, dan Tanzania.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, Indonesia mempunyai potensi luar biasa untuk produk kelapa dan dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi.  Artinya, jika dikelola lebih serius, Indonesia  akan menjadi eksportir kelapa terbesar di dunia.

"Saya hari ini bahagia dan bangga karena akan melepas ekspor produk olahan kelapa ke Australia, Tiongkok, Belanda, dan Tanzania. Jika potensi ekspor kelapa dikelola lebih serius, ekspor kelapa Indonesia akan lebih besar lagi," kata Zulkifli.

Zulkifli pun mengungkapkan, Indonesia perlu memanfaatkan riset untuk memaksimalkan potensi  komoditas-komoditas pertanian. Beberapa komoditas yang dimaksud, antara lain, kelapa, cokelat, kopi,  lada, dan cengkeh. 

Melalui riset, akan dihasilkan bibit unggul. Setelah itu, dapat dibentuk klaster wilayah untuk memaksimalkan kualitas komoditas.

"Indonesia punya potensi besar untuk kelapa, coklat, kopi, lada, dan cengkeh. Komoditas-komoditas ini bisa menghasilkan devisa besar jika diurus dengan baik dan dibuat klaster. Oleh karena itu, nanti saya  mengusulkan perlu ada lembaga riset yang menghasilkan bibit unggul dan dibagi klaster, misalnya Lampung yang cocok untuk kelapa," kata Zulkifli.

Zulkifli melanjutkan, bibit unggul hasil penelitian akan dibagikan kepada petani. Selain itu, petani mendapat pelatihan untuk mengelola kelapa agar lebih maksimal. "Selanjutnya, petani diberi pelatihan menanam, memetik, serta mengolah tanaman agar menghasilkan produk unggulan yang luar biasa,"imbuh Zulkifli.

Zulkifli juga mengapresiasi PT Sari Segar Husada dan karyawan-karyawannya yang terus berupaya memajukan perekonomian, khususnya daerah Lampung. "Apresiasi diberikan untuk Sari Segar Husada (Sungai Budi) beserta karyawan-karyawannya sebagai pahlawan Indonesia. Kuncinya kerja sama,   pemerintah bertugas membantu dan mendukung. Nantinya, pelaku usaha yang usahanya semakin maju akan menyerap lebih banyak tenaga kerja dan membayar pajak lebih besar," jelas Zulkifli.

Indonesia saat ini merupakan produsen sekaligus eksportir utama produk kelapa dan turunannya. Potensi ekspor kelapa Indonesia tidak hanya berupa produk turunan minyak kelapa seperti santan dan kelapa parut, tapi juga briket arang dan karbon aktif berbahan tempurung kelapa yang memiliki permintaan pasar tinggi. Hal ini  karena potensinya menjadi produk substitusi arang kayu dan tidak merusak alam sehingga ramah lingkungan.

“Produk turunan kelapa sangat luar biasa. Kita harus berhenti mengekspor kelapa mentah yang tidak banyak memberikan nilai tambah. Saat ini kita mulai mengekspor nata de coco, briket arang, dan  tempurung kelapa. Produk-produk ini semakin diminati karena kualitasnya," jelas Zulkifli.

Terkait kelapa, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga secara progresif meningkatkan jumlah populasi wirausaha baru Industri Kecil, dan Menengah (IKM) berbasis kelapa. Beberapa program yang dijalankan oleh Kemenperin antara lain menggelar program pelatihan untuk terus meningkatkan jumlah populasi WUB IKM seperti di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan menyampaikan bahwa pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan keberlangsungan usaha pelaku IKM termasuk IKM kelapa. Keberadaan IKM memiliki peranan yang penting dalam memperkuat perekonomian nasional, terutama dalam perluasan kesempatan berusaha dan bekerja hingga ke pelosok daerah.

Kelapa dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai jual tinggi. Agar dapat meningkatkan nilai tambahnya, perlu dilakukan pengembangan produk kelapa yang bernilai ekonomi, salah satunya minyak goreng kelapa dan VCO, melalui pemberdayaan kelompok IKM di Kabupaten Lombok Timur. Minyak goreng kelapa juga menjadi alternatif di tengah tingginya harga minyak sawit, selain itu memiliki kekhasan aroma dan rasa yang lebih harum dan lebih bening.

Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar ke-2 di dunia setelah  Filipina. Total luas wilayah perkebunan kelapa Indonesia mencapai 3,3 juta hektare (ha) dengan kapasitas produksi yang mencapai 2,8 juta ton per tahun.

Pada Januari—Mei 2024, ekspor produk kelapa Indonesia mencapai USD564,38 juta. Nilai ini naik 4,45  persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Negara-negara tujuan ekspor utama ekspor produk kelapa Indonesia adalah Tiongkok dengan pangsa sebesar 17,62 persen, Malaysia (16,18 persen), Belanda (11,30 persen), Amerika Serikat (8,57 persen), serta Sri Lanka (6,50 persen).

BERITA TERKAIT

Pertamina NRE Manfaatkan Teknologi AI untuk PLTS

 Pertamina NRE Manfaatkan Teknologi AI untuk PLTS Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), subholding Pertamina yang fokus…

Pemerinah Pusat dan Daerah Bersinergi Tingkatkan Ekspor Perikanan

Pemerinah Pusat dan Daerah Bersinergi Tingkatkan Ekspor Perikanan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng pemerintah daerah hingga BUMN…

Maret 2025, Nilai Impor Capai USD18,92 Miliar

Maret 2025, Nilai Impor Capai USD18,92 Miliar Jakarta – Pada Maret 2025, impor Indonesia tercatat sebesar USD18,92 miliar. Nilai ini…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pertamina NRE Manfaatkan Teknologi AI untuk PLTS

 Pertamina NRE Manfaatkan Teknologi AI untuk PLTS Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), subholding Pertamina yang fokus…

Pemerinah Pusat dan Daerah Bersinergi Tingkatkan Ekspor Perikanan

Pemerinah Pusat dan Daerah Bersinergi Tingkatkan Ekspor Perikanan Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng pemerintah daerah hingga BUMN…

Maret 2025, Nilai Impor Capai USD18,92 Miliar

Maret 2025, Nilai Impor Capai USD18,92 Miliar Jakarta – Pada Maret 2025, impor Indonesia tercatat sebesar USD18,92 miliar. Nilai ini…