PREDIKSI BPS: - Waspada Penurunan Produksi Beras di Tahun 2024

NERACA

Jakarta - Produksi beras pada Januari-Agustus 2024 diprediksi bakal turun dibandingkan periode sama tahun 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan, produksi beras berpotensi turun 9,52% menjadi 21,39 juta ton dari posisi Januari-Agustus 2023.

Data proyeksi BPS menunjukkan, grafik proyeksi produksi beras nasional akan anjlok tajam di bulan Juni 2024, dari posisi bulan April-Mei 2024, yang merupakan periode puncak panen. Produksi diperkirakan bakal naik lagi di bulan Juli hingga Agustus 2024.

Sementara itu, dalam rilis inflasi pada 1 Juli 2024, BPS menyebut terjadi kenaikan harga beras di tingkat eceran secara bulanan (month to month/ m to m). Terpantau, harga beras kembali bergerak naik setelah sempat melandai di bulan Mei 2024. Kenaikan harga juga terjadi pada gabah petani dan penjualan beras di tingkat grosir.

Harga rata-rata gabah di tingkat petani pada bulan Juni 2024 naik sebesar 5,64% secara bulanan dan 11,34% secara tahunan (year on year/ yoy). Harga ini adalah untuk gabah kering panen (GKP).

Sementara harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani juga mengalami kenaikan 2,75% secara bulanan dan 8,17% secara tahunan. Untuk harga beras, BPS mencatat, harga di tingkat penggilingan naik 0,80% secara bulanan dan 11,93% secara tahunan.

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah melaporkan terdapat penurunan luas panen, produksi gabah kering giling (GKG), dan produksi beras di periode Januari–Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama di 2023. Penurunan ini merupakan hasil perhitungan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS.

Lebih rinci, pada 2023 luas panen mencapai 7,82 hektare (ha) namun tahun ini hanya 7,24 ha atau turun 0,59 juta ha (7,52%). Lalu, produksi GKG turun dari 41,04 juta ton menjadi 3,91 juta ton atau turun 3,91 juta ton (9,54%). Terakhir, produksi beras susut dari 23,64 juta ton menjadi 21,39 juta ton atau turun 2,25 juta ton (9,25%). “Produksi beras nasional pada Juni, Juli, Agustus tahun ini diperkirakan masing-masing sebesar 2,02 juta ton, 2,19 juta ton, dan 2,67 juta ton,” kata Habibullah dalam rapat koordinasi inflasi daerah, Selasa (2/7).

Menurut data yang disampaikan Habibullah, untuk lokasi potensi luas panen Juni 2024 terbesar berdasarkan KSA ada di Provinsi Jawa Tengah seluas 125,05 ha, sementara kab/kota tertinggi di Karawang seluas 25,90 ha.

Lalu untuk bulan Juli 2024, dia melaporkan Provinsi Jawa Tengah masih memiliki wilayah produsen beras tertinggi mencapai sekitar 174,28 ha dan kab/kota tertinggi di Banyuasin seluas 22,88 ha.

Berikutnya untuk Agustus 2024. Disebutkan masih Jawa Tengah sebagai provinsi terluas untuk panen mencapai 173,00 ha dan kab/kota tertinggi pada Bone seluas 39,13 ha.

Habibullah pun menyarankan agar Bulog bisa segera melakukan penyerapan di wilayah-wilayah yang memiliki luas produksi tinggi. “Di sini ada beberapa kabupaten kota untuk dilakukan penyerapan oleh teman-teman dari Bulog,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya, menyampaikan sejumlah faktor penyebab defisit beras di musim tanam 2024.

Amran mengungkapkan, defisit produksi beras tahun ini disebabkan karena kelangkaan ketersediaan pupuk di pasaran. Ia menyebut kondisi defisit produksi beras menyebabkan Pemerintah harus melakukan kebijakan impor beras. "Kondisinya saat ini minus 4,7 juta ton yang berpengaruh terhadap kondisi pertanian ini. Kemarin pupuk kita tertinggi itu 50%, artinya tidak mungkin swasembada yang kita tunggu adalah berapa yg harus kita impor," ujarnya. 

Amran mengatakan, alokasi anggaran pupuk sempat mengalami penurunan. Anggaran harus mencukupi 4,8 juta ton pupuk, padahal kebutuhan pupuk mencapai 9,55 juta ton. "Harga bahan baku pupuk dunia naik 230% sehingga harganya naik. Dua minggu hujan berturut-turut setelah petani tanam hujannya hilang, bisa kita bayangkan100 ribu hektar ditanam El Nino datang dua minggu tiga minggu," katanya.

Amran menambahkan, persoalan lain yaitu perbaikan irigasi yang belum cukup hingga alat dan mesin pertanian yang kurang mendukung. Ia memaparkan pihaknya telah membuat program pompanisasi dimana program tersebut akan terintegrasi dengan waduk. agus

BERITA TERKAIT

LAPORAN DOING GOOD INDEX 2024: - Digitalisasi Sektor Sosial Pesat, Tapi Rentan Serangan Siber

Jakarta-Di tengah pesatnya digitalisasi sektor sosial di Asia, termasuk di Indonesia, organisasi sosial (orsos) rentan terhadap ancaman siber. Kerentanan ini…

DALAM 100 HARI KERJA: - Anggota KPPU Lakukan 8 Terobosan Sektor Utama

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan berbagai terobosan di delapan sektor utama yang menjadi fokus dalam…

PRESIDEN JOKOWI: - Semua Data Nasional Wajib di Back-Up

Jakata-Presiden Jokowi mengatakan pemerintah telah melakukan evaluasi menyeluruh usai peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS2). Jokowi juga meminta semua data…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

LAPORAN DOING GOOD INDEX 2024: - Digitalisasi Sektor Sosial Pesat, Tapi Rentan Serangan Siber

Jakarta-Di tengah pesatnya digitalisasi sektor sosial di Asia, termasuk di Indonesia, organisasi sosial (orsos) rentan terhadap ancaman siber. Kerentanan ini…

DALAM 100 HARI KERJA: - Anggota KPPU Lakukan 8 Terobosan Sektor Utama

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan berbagai terobosan di delapan sektor utama yang menjadi fokus dalam…

PRESIDEN JOKOWI: - Semua Data Nasional Wajib di Back-Up

Jakata-Presiden Jokowi mengatakan pemerintah telah melakukan evaluasi menyeluruh usai peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS2). Jokowi juga meminta semua data…