PERINGATAN DIREKTUR EKSEKUTIF INDEF: - Jika Deflasi Terus Berulang Bisa Berdampak Buruk

Jakarta-Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan jika terjadi deflasi terus-menerus maka akan berdampak buruk, salah satunya mendorong PHK besar-besaran, devisa negara menurun, hingga berpotensi menyebabkan resesi.

NERACA

Oleh karena itu, Pemerintah harus dengan cepat melakukan langkah mitigasi deflasi agar tidak berkelanjutan. "Cara mengatasi deflasi. Agar kondisi perekonomian suatu negara tidak semakin parah," ujar Esther, Selasa (2/7).

Adapun cara mengatasi deflasi pertama yakni dengan mengimplementasikan kebijakan moneter, yang  merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral (Bank Indonesia) dengan menambahkan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Kedua, menerapkan kebijakan politik diskonto. Hal ini merupakan kebijakan dari bank sentral dengan menurunkan tingkat suku bunga bank, sehingga masyarakat akan menarik tabungan dari bank.

"Menurunnya tingkat suku bunga akan membuat investor menarik sejumlah dana dan memilih mencari laba melalui bisnis konvensional. Sehingga jumlah uang yang beredar dalam masyarakat akan bertambah," tutur dia.

Ketiga, cara mengatasi deflasi adalah lewat penerapan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi disinflasi.

Bentuk kebijakan berupa pengelolaan dan pembuatan strategi agar kondisi perekonomian menjadi lebih baik. Selain itu, pemerintah juga mengatur dan memperbarui pendapatan dan pengeluaran negara. "Terakhir, cara mengatasi deflasi adalah dengan mengimplementasikan kebijakan non moneter atau kebijakan yang terjadi secara alamiah atas kesadaran tingkah laku masyarakat," ujarnya seperti dikutip liputan6.com.

Dampak Terhadap Masyarakat

Meski demikian, menurut dia, deflasi terus menerus tentunya memiliki dampak positif dan negatif terhadap masyarakat dan ekonomi Indonesia. Dampak positifnya, masyarakat mendapatkan harga barang yang murah, membiasakan hidup hemat bagi masyarakat. Nilai mata uang rupiah lebih menguat, dan munculnya kesadaran menabung bagi masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhan.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi 0,08 persen pada Juni 2024 jika dihitung secara bulanan, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,37 pada Mei 2024 menjadi 106,28 pada Juni 2024. Deflasi bulan Juni 2024 lebih dalam dibandingkan Mei 2024, dan merupakan deflasi kedua pada 2024.

Sementara, dampak negatifnya, yakni muncul kebijakan PHK besar-besaran, sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Akibatnya tingkat pengangguran meningkat. Kemudian, dampak negatif lainnya yakni pendapatan bisnis atau usaha menurun sebab harga barang menurun. "Kerugian yang dialami pemilik usaha menyebabkan cicilan kredit di bank macet," ujarnya.

Selanjutnya, devisa atau pendapatan negara menurun sebab tarikan pajak menurun sebagai akibat menurunnya pendapatan masyarakat. Parahnya jika deflasi terus menerus maka kegiatan perekonomian suatu negara bisa mengalami resesi dan kemerosotan.

Dampak negatif lainnya, "Produksi barang menurun karena permintaan dan daya beli terhadap barang yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja, yang mengakibatkan para investor menarik modalnya karena kegiatan jual beli lesu," ujarnya.

Penyumbang angka deflasi ini antara lain bawang merah dan tomat. "Deflasi bulan Juni 2024 lebih dalam dibandingkan Mei 2024, dan merupakan deflasi kedua pada 2024," ujar Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi, awal pekan ini. "Secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,51 persen, dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,07 persen," tambah dia.

Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar yakni makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi 0,49 persen dan memberikan andil deflasi 0,14 persen. Adapun komoditas utama penyumbang deflasi adalah bawang merah dengan andil 0,09 persen, tomat dengan andil 0,07 persen, serta daging ayam ras dengan andil 0,05 persen.

Sementara terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah dengan dan inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen. Kemudian emas perhiasan, kentang, ketimun, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, ikan segar, dan kopi bubuk dengan andil inflasi 0,01 persen.

Lebih lanjut, Imam turut mencatat beberapa peristiwa penting pada Juni 2024 yang turut berpengaruh terhadap angka inflasi/deflasi. Salah satunya, kebijakan Badan Pangan Nasional yang menetapkan harga eceran tertinggi (HET) baru untuk komoditas beras kualitas premium dan medium, sesuai peraturan Bapanas Nomor 5/2024 yang berlaku sejak 5 Juni 2024.

"Harga eceran tertinggi bervariasi sesuai dengan wilayah, mulai dari Rp 12.500-13.500 per kg untuk kualitas medium. Dan, Rp 14.900-15.800 per kg untuk kualitas premium," tutur Imam. Peristiwa penting lain yang punya andil besar, yakni penerapan Hari Raya Idul Adha pada 17 Juni 2024, dengan penambahan hari cuti bersama pada 18 Juni 2024.

Bulan lalu BPS mencatat pada Mei 2024 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03 persen. Deflasi tersebut didorong oleh deflasi komponen harga diatur Pemerintah dan komponen harga begejolak. "Komponen harga diatur Pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,13 persen dengan andil deflasi 0,02 persen," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti, dalam konferensi pers BPS, Senin (3/6).

Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi komponen ini adalah tarif angkutan antarkota, tarif angkutan udara, dan tarid kereta api.

Amalia menjelaskan, deflasi Mei 2024 merupakan deflasi pertama setelah deflasi terakhir kali terjadi pada Agustus 2023. Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen.

Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil deflasi sebesar 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing 0,02 persen.

Komoditas lainnya yang memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen, tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen, kemudian tarif kereta api dengan andil 0,01 persen.

Selain itu, juga terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain emas, perhiasan, bawang merah, cabai merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.

Kelompok transportasi menjadi penyumbang andil deflasi kedua terbesar bulan ini. Deflasi kelompok transportasi tercatat sebesar 0,38 persen.

Kelompok transportasi menyumbang deflasi secara bulanan (mtm) sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yaitu tarif angkutan antar kota sebesar 0,03 persen, tarif angkutan udara 0,02 persen dan tarif kereta api sebesar 0,01 persen. bari/mohar/fba

 

BERITA TERKAIT

LAPORAN DOING GOOD INDEX 2024: - Digitalisasi Sektor Sosial Pesat, Tapi Rentan Serangan Siber

Jakarta-Di tengah pesatnya digitalisasi sektor sosial di Asia, termasuk di Indonesia, organisasi sosial (orsos) rentan terhadap ancaman siber. Kerentanan ini…

DALAM 100 HARI KERJA: - Anggota KPPU Lakukan 8 Terobosan Sektor Utama

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan berbagai terobosan di delapan sektor utama yang menjadi fokus dalam…

PRESIDEN JOKOWI: - Semua Data Nasional Wajib di Back-Up

Jakata-Presiden Jokowi mengatakan pemerintah telah melakukan evaluasi menyeluruh usai peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS2). Jokowi juga meminta semua data…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

LAPORAN DOING GOOD INDEX 2024: - Digitalisasi Sektor Sosial Pesat, Tapi Rentan Serangan Siber

Jakarta-Di tengah pesatnya digitalisasi sektor sosial di Asia, termasuk di Indonesia, organisasi sosial (orsos) rentan terhadap ancaman siber. Kerentanan ini…

DALAM 100 HARI KERJA: - Anggota KPPU Lakukan 8 Terobosan Sektor Utama

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan berbagai terobosan di delapan sektor utama yang menjadi fokus dalam…

PRESIDEN JOKOWI: - Semua Data Nasional Wajib di Back-Up

Jakata-Presiden Jokowi mengatakan pemerintah telah melakukan evaluasi menyeluruh usai peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS2). Jokowi juga meminta semua data…