Laba Bersih Harum Energy Anjlok 49,94%

NERACA

Jakarta -Di tahun 2023, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) mencatatkan laba bersih sebesar US$151,04 juta atau setara dengan Rp2,33 triliun, anjlok 49,94% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$301,75 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan HRUM sebesar US$925,52 juta atau setara dengan Rp14,28 triliun. Pendapatan tersebut naik tipis sebesar 2,33% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$904,43 juta. Pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$914,87 juta sementara pendapatan sewa tercatat sebesar US$10,64 juta.

Pendapatan sewa ini yang mengalami penurunan dibandingkan dengan 2022. Sementara itu, beban pokok tercatat sebesar US$543,11 juta atau setara dengan Rp8,38 triliun. Beban tersebut naik 49,64% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$362,94 juta. Alhasil, laba kotor tercatat sebesar US$382,40 juta setara dengan Rp5,90 triliun. Laba kotor ini anjlok 29,38% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$541,49 juta. Akibat beban yang membengkak tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ikut turun sejalan dengan laba kotor.

Per 31 Desember 2023, HRUM mencatatkan total kewajiban sebesar US$458,38 juta, melonjak dibandingkan posisi 2022 sebesar US$286,53. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek sebesar US$256,84 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$201,54 juta. Adapun untuk total ekuitas, HRUM membukukan total modal sebesar US$1,17 miliar per 31 Desember 2023, jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$992,27 miliar. Sementara itu, total aset tercatat sebesar US$1,63 miliar.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan untuk memproduksi batubara sekitar 6 juta ton. Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara seperti dikutip Kontan pernah bilang, perseroan memandang prospek bisnis batubara di tahun 2024 masih cukup baik. Harga batubara ditopang oleh permintaan komoditas energi tersebut yang cukup stabil, baik dari pasar domestik maupun ekspor yang membutuhkan sumber energi yang terjangkau.“Meskipun harga batubara berpotensi dapat mengalami sedikit koreksi pada tahun 2024, namun diharapkan koreksi harga tersebut tidak sebesar di tahun 2023,”ujarnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Proyek Panas Bumi di Lumut - PGEO Laporkan Progresnya Capai 93,49%

NERACA Jakarta -Dukung pertumbuhan bisnisnya di sektor panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan progres proyek energi panas…

Perkuat Likuiditas - Sanurhasta Mitra Right Issue 3,2 Miliar Saham

NERACA Jakarta - PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) menjadi kali pertama tahun ini, emiten yang berencana melakukan penawaran umum terbatas…

Tetapkan Harga Rp2.200 Per Saham - SRAJ Bidik Private Placement Rp524,16 Miliar

NERACA Jakarta -Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ)  berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Proyek Panas Bumi di Lumut - PGEO Laporkan Progresnya Capai 93,49%

NERACA Jakarta -Dukung pertumbuhan bisnisnya di sektor panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan progres proyek energi panas…

Perkuat Likuiditas - Sanurhasta Mitra Right Issue 3,2 Miliar Saham

NERACA Jakarta - PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) menjadi kali pertama tahun ini, emiten yang berencana melakukan penawaran umum terbatas…

Tetapkan Harga Rp2.200 Per Saham - SRAJ Bidik Private Placement Rp524,16 Miliar

NERACA Jakarta -Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ)  berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan…