NERACA
Jakarta - PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) menjadi kali pertama tahun ini, emiten yang berencana melakukan penawaran umum terbatas saham (PUT) I atau right issue sebanyak 3.281.250.000 lembar saham bernominal Rp20 per unit dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektusnya yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Rencana aksi korporasi ini akan dimintakan persetujuan kepada pemegang saham perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) MINA yang akan dilaksanakan pada 21 Maret 2025. Perseroan memperkirakan bahwa penambahan modal dengan memberikan HMETD di dalam PMHMETD I akan memberikan pengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi Perseroan.
Kemudian tujuan dari PMHMETD I adalah pengembangan bisnis untuk mendukung pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, dan prospek usaha perseroan dan entitas anak ke depan. Dengan demikian, PMHMETD I dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi perseroan, para pemegang saham, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Sementara dampak dari pelaksanaan PMHMETD I tersebut bagi kondisi keuangan perseroan yaitu peningkatan aset dan ekuitas perseroan. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat struktur permodalan dalam menjalankan kegiatan usaha dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perseroan. Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD I, setelah dikurangi dengan biaya-biaya, rencananya akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan/atau penyertaan modal pada entitas anak yang dimiliki perseroan baik secara langsung maupun secara tidak langsung yang direncanakan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha dan mendukung kegiatan usaha.
Penggalangan dana di pasar modal di awal tahun sudah ramai, termasuk aksi korporasi yang bakal dilakukan MINA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sepanjang Januari 2025, korporasi menghimpun dana di pasar modal menembus Rp 12,3 triliun. Dana tersebut berasal dari emisi saham atau initial public offering (IPO) dan Efek Bersifat Utang (EBUS). “Sampai dengan 31 Januari 2025, telah tercatat delapan perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp 3,7 triliun,”kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna.
Sedangkan untuk emisi EBUS hingga saat ini telah diterbitkan 8 emisi dari 7 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 8,6 triliun. "Namun, masih belum ada perusahaan tercatat yang menggelar rights issue hingga 31 Januari 2025,"ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyebutkan, korporasi masih akan marak menjaring dana di pasar modal. Hal itu seiring dengan terdapatnya 18 perusahaan yang tercatat dalam pipeline sampai dengan 24 Januari 2025, dan 17 diantaranya merupakan beraset jumbo atau aset di atas Rp 250 miliar. Dari sisi sektor, Nyoman Yetna mengatakan, sebanyak enam perusahaan sektor barang konsumen primer, tiga perusahaan sektor industri, dan dua perusahaan sektor energi
Diikuti, dua perusahaan sektor kesehatan, dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor barang konsumen non primer, satu perusahaan sektor keuangan, dan satu perusahaan sektor transportasi & logistik. Pada periode sama, Nyoman Yetna mengatakan, ada tujuh perusahaan tercatat dalam antrean bakal melangsungkan rights issue di pasar modal Indonesia, yang terdiri dari tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor energi, dan dua perusahaan sektor kesehatan.
Kemudian BEI juga menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru, dan rata-rata nilai transaksi saham harian (RNTH) mencapai Rp13,5 triliun. Sementara itu, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025, BEI sempat menyebutkan peningkatan jumlah IPO ditargetkan menjadi 66 pencatatan pada 2025. (bani)
NERACA Jakarta -Dukung pertumbuhan bisnisnya di sektor panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan progres proyek energi panas…
NERACA Jakarta -Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan…
NERACA Tangerang– Dongkrak pertumbuhan penjualan, perusahaan pengembang Sinar Mas Land dan Hongkong Land meluncurkan NavaPark Business Suites, yakni kawasan business premium sekaligus grand-scale workspace yang merupakan…
NERACA Jakarta -Dukung pertumbuhan bisnisnya di sektor panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan progres proyek energi panas…
NERACA Jakarta - PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) menjadi kali pertama tahun ini, emiten yang berencana melakukan penawaran umum terbatas…
NERACA Jakarta -Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan…