Kejar target pertumbuhan pendapatan 20% atau sekitar Rp150 miliar sampai Rp 200 miliar, PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) sebagai emiten penyedia jasa penyedia payment financial technology terus menambah merchant,”Tahun ini, perseroan juga menargetkan penambahan 10 ribu merchant baru,”kata Presiden Direktur Cashlez Worldwide Indonesia, Irianto Kusumadjaja di Jakarta, Senin (26/6).

Disampaikannya, perseroan senantiasa fokus pada peningkatan engagement terhadap UMKM agar semakin banyak UMKM yang diserap sebagai mitra. Untuk dapat mengoptimalkan proses tersebut, perseroan secara terus-menerus meningkatkan kerja sama strategis dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, Kemenparekraf, hingga Bank Pembangunan Daerah.

Kata Irianto, dengan dilakukannya kolaborasi tersebut, maka diharapkan ada kontribusi positif yang secara langsung dirasakan terutama terkait perolehan gross transaction value perseroan. Sepanjang 2022, CASH membukukan penurunan pendapatan sebesar 33,53% menjadi Rp128,97 miliar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp194,05 miliar.

Sementara itu, beban pokok CASH tercatat turun 36,94% ke posisi Rp99,09 miliar dari tahun 2021 sebesar Rp157,16 miliar. Alhasil, CASH membukukan pembengkakan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi Rp10,03 miliar dari sebelumnya sebesar Rp9,55 miliar.

Angka tersebut naik 5,01% dari tahun sebelumnya. Adapun baru-baru ini CASH merencanakan penggalangan dana melalui aksi private placement dengan jumlah maksimal 143.112.551 saham (143,11 juta saham). Nantinya, saham tersebut akan dijual dengan nilai nominal sebesar Rp12 per saham atau setara dengan 10% dari jumlah modal ditempatkan disetor perusahaan.

Dengan demikian, Cashlez akan mengantongi Rp1,7 miliar dari aksi ini. Manajemen CASH menjelaskan bahwa penambahan modal tersebut hanya dapat dilakukan setelah Cashlez mengantongi persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS), sesuai dengan ketentuan Pasal 8A Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2019.

Selain itu, dengan aksi korporasi tersebut akan terjadi perubahan komposisi pemegang saham yaitu Hasim Sutiono (17,50%), Andri Wijono Sutiono (17,46%), PT Mandiri Capital Indonesia (7,48%), dan Tee Teddy Setiawan (7,16%). Diikuti dengan masyarakat kepemilikan kurang 5% (41,31%) dan calon pemodal nantinya akan menggenggam 9,09% saham CASH.

Secara rinci, Cashlez menjelaskan setidaknya ada dua rencana penggunaan dana dari hasil penambahan modal ini, yaitu perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja dalam rangka pengembangan bisnis dan belanja modal perusahaan dalam rangka pengembangan bisnis untuk penambahan fitur produk dan perluasan cakupan pasar produk Cashlez.  Nantinya, penambahan modal ini akan dilaksanakan secara bertahap atau sekaligus dalam jangka waktu dua tahun terhitung, terhitung sejak tanggal persetujuan RUPSLB.