NERACA
Jakarta - Rapat umum pemegang saham tahunan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp525 per lembar saham kepada pemodal yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada penutupan perdagangan tanggal 11 April 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dalam RUPST tersebut juga disetujui, pembelian kembali saham beredar di publik sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dimana biaya yang akan dikeluarkan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham adalah maksimal Rp200 miliar. Dengan pembatasan pembelian saham kembali dengan harga maksimal sebesar Rp7.900 per saham. Pembelian kembali saham direncanakan akan dilaksanakan paling lama 18 bulan terhitung setelah Perseroan memperoleh persetujuan dari rapat.
Pada saat yang sama, RUPST juga menyetujui pengalihan saham hasil pembelian kembali melalui penarikan kembali sejumlah 104.130.700 lembar saham treasuri hasil buy back sampai dengan tanggal 28 Maret 2023, dengan cara penurunan modal disetor dan ditempatkan Perseroan.
Selain itu, RUPST menunjuk Rachel Fiona Stack sebagai direktur independen perseroan, dengan masa jabatan mengikuti sisa masa jabatan direksi perseroan saat ini, yaitu sampai dengan RUPS tahunan untuk tahun buku 2023 yang akan diselenggarakan di tahun 2024. Sepanjang tahun 2022 kemarin, perseroan telah membuka 10 gerai baru dan telah menentukan 7 lokasi baru untuk pembukaan gerai sebelum lebaran 2023. Pembukaan gerai tersebut akan dilakukan antara Maret hingga awal April 2023. Dua gerai yang telah dibuka tersebut terletak di REVO Town Mall Bekasi dan Pollux Mall Chadstone, Cikarang, Jawa Barat.
Kemudian lima gerai berikutnya akan dibuka di The Park Semarang, Uptown Mall Semarang, Sleman Mall Jogjakarta, Discovery Mall Kuta dan Plaza Balikpapan. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, LPPF membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,45 triliun. Angka ini naik 15,54% dari Rp3,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan LPPF terdiri dari penjualan eceran, penjualan konsinyasi, dan pendapatan jasa.
Secara rinci, penjualan eceran meningkat 8,83% menjadi Rp3,7 triliun, penjualan konsinyasi naik 26% menjadi Rp2,73 triliun, dan pendapatan jasa naik 30,77% menjadi Rp14,8 miliar. Selanjutnya, LPPF mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan dari Rp2 triliun menjadi Rp2,05 triliun. Adapun laba kotor meningkat 22,95% menjadi Rp4,4 triliun.
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…
Wujudkan perusahaan yang bersih, sehat dan transparan dengan praktek good corporate governance (GCG), PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) mengumumkan kesiapan…
NERACA Jakarta – Keseriusan pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk industri menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi PT…
NERACA Jakarta– Sampai dengan November 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun. Perolehan…