Jakarta – Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu subsektor manufaktur yang menjadi prioritas pengembangan untuk bertransformasi ke arah digitalisasi. Pemanfaatan teknologi industri 4.0 pada industri mamin bertujuan untuk memacu produktivitas secara lebih efisien dan berkualitas sehingga meningkatkan daya saing industri.
NERACA
Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika mengungkapkan, dalam hal percepatan transformasi digital, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyediakan fasilitas yang mencakup pelaksanaan self-assessment INDI 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dengan target 800 perusahaan pada tahun 2022 dan 2023, dan dilanjutkan dengan bimbingan teknis transformasi industri 4.0 bagi manager dan engineer, serta penerapan industri 4.0 secara bertahap.
Mengingat pentingnya transformasi digital pada sektor mamin, Kemenperin terus mengimplementasikan upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas. Hal ini agar industri mamin nasional mampu berkompetisi di tingkat global dengan mendorong penerapan teknologi industri 4.0 di sektor tersebut, baik pada tahapan produksi, distribusi, hingga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri.
Sebagai upaya untuk terus mendorong implementasi tranformasi digital tersebut, Kemenperin telah melakukan penunjukan lighthouse implementasi industri 4.0, bimbingan teknis transformasi industri 4.0 untuk sebanyak 455 SDM industri mamin, serta memfasilitasi kemitraan antara 800 SDM koperasi susu dengan industri pengolahan susu.
Selanjutnya, melakukan penerapan neraca komoditas terkait mamin melalui Sistem Nasional Neraca Komoditas (SNANK), piloting kemitraan dan digitalisasi di industri pengolahan susu, pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0, serta penyediaan insentif seperti super deduction tax untuk investasi yang ditujukan bagi inovasi teknologi, peningkatan kegiatan riset, dan penguatan kapasitas SDM industri.
Lebih lanjut, transformasi digital pada industri mamin diharapkan turut mampu mendukung keberlanjutan industri atau sustainability dan industri hijau yang saat ini sedang menjadi tren dunia. Upaya tersebut juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Perusahaan industri sudah menyadari akan pentingnya industri 4.0 dan mulai melakukan transformasi agar menjadi lebih efisien. Perusahaan industri mamin juga telah berupaya melakukan efisiensi energi dengan memperbarui teknologi yang lebih hemat energi, manajemen energi yang lebih baik, serta penggunaan energi terbarukan seperti solar panel dan biomassa untuk bahan bakar boiler,” ungkap Putu.
Saat ini sudah ada 10 perusahaan industri mamin yang telah mendapatkan sertifikasi industri hijau. Pemerintah terus mendorong pemanfaatan sumber daya lokal sebagai sumber energi bersih seperti implementasi biodiesel berbasis sawit dan reseach & development pemanfaatan biomassa untuk energi berkelanjutan.
“Berbagai kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mendorong daya saing industri mamin melalui transformasi teknologi, oleh karena itu kami juga berharap dukungan dan kerjasama dari para pelaku industri di tanah air,” ucap Putu.
Dalam mendorong transformasi digital pada industri mamin, Kemenperin juga mendukung kemitraan strategis antara Schneider Electric™ dan Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Salah satu poin dalam kerjasama tersebut di antaranya memperkuat kemampuan SDM di industri mamin untuk menghadapi era transformasi digital.
Menurut Putu, hingga saat ini hampir semua industri mamin sudah melakukan automasi, terutama pada proses produksinya. Hal yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan SDM industri terus berkembang mengikuti tuntutan zaman. Untuk menjawab hal itu, Kemenperin berupaya untuk mendorong pelatihan manajer transformasi digital.
“Kami menargetkan akan ada 1.200 orang akan dilatih dalam program Training of Trainer (ToT) dan diharapkan menjadi manajer transformasi digital. Selanjutnya mereka akan bisa membimbing industri mamin yang ada dalam ekosistem tersebut,” tambah Putu.
Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman menyampaikan, produsen mamin membutuhkan teknologi yang dapat mengintegrasikan dan menyediakan visibilitas menyeluruh terhadap tiap siklus hidup sistem rantai pasok mulai dari suplai bahan baku, proses produksi, pengemasan, distribusi hingga sampai ke tangan konsumen. “Teknologi ini membutuhkan tenaga ahli yang terampil dalam pengoperasiannya. Sehingga saat ini pengembangan SDM menjadi fokus GAPMMI dalam mendukung para anggota kami,” jelas Adhi.
NERACA Jakarta – Realisasi anggaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 18 November 2024 yaitu sebesar Rp1,62 triliun atau 78,49 persen dari…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengonfirmasi sudah menerima proposal rencana investasi Apple sebesar USD100 juta atau sekitar Rp 1,58…
NERACA Jakarta – Kontribusi komoditas kelapa sawit mendominasi kinerja perekonomian Indonesia selama dua dekade terakhir. Minyak sawit telah digunakan untuk…
NERACA Jakarta – Realisasi anggaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) per 18 November 2024 yaitu sebesar Rp1,62 triliun atau 78,49 persen dari…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengonfirmasi sudah menerima proposal rencana investasi Apple sebesar USD100 juta atau sekitar Rp 1,58…
NERACA Jakarta – Kontribusi komoditas kelapa sawit mendominasi kinerja perekonomian Indonesia selama dua dekade terakhir. Minyak sawit telah digunakan untuk…