NERACA
Jakarta -Emiten farmasi diproyeksikan masih akan tumbuh di tahun depan, meskipun nilai tukar rupiah tengah ditekan dollar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir. BRI Danareksa Sekuritas dalam riset yang dirilis di Jakarta, kemarin menyebutkan, penjualan segmen obat resep diproyeksikan tetap menjadi motor penopang pertumbuhan kinerja keuangan tahun depan.
Obat resep diproyeksikan bertumbuh sebanyak 10%, khususnya datang dari obat generic.“KLBF juga mengantisipasi peningkatan kontribusi dari penjualan produk Biosimilar dan Onkologi yang diperkirakan mulai tahun 2026. Produk ini diproyeksikan berkontribusi sebanyak 20% terhadap total pendapatan penjualan obat resep,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Sabela Nur Amalina dalam risetnya.
BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan kenaikan pendapatan perseroan sebanyak 7,2% menjadi Rp 35,10 triliun tahun 2025, dibandingkan perkiraan tahun ini sebanyak Rp 32,65 triliun. Begitu juga dengan estimasi laba bersih diharapkan tumbuh 7,3% menjadi Rp 3,38 triliun tahun 2025, dibandingkan perkiraan tahun ini Rp 3,15 triliun. Perseroan diproyeksikan mampu untuk mempertahankan margin keuntungan kotor yang stabil sekitar 39,2% tahun depan.
Berbagai factor tersebut mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham KLBF dengan target harga Rp 1.800. Sedangkan sentiment positif terhadap performa laba bersih datang dari penguatan nilai tukar rupiha.
Terkiat realisasi kinerja keuangan KLBF hingga kuartal III-2024, BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan, realisasi pendapatan dan laba bersih perseroan sudah sesuai estimasi merefleksikan masing-masing 74,3% dan 71,4%. KLBF membukukan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 15,2% dari Rp 2,06 triliun menjadi Rp 2,37 triliun hingga akhir September 2024.
Manajemen KLBF dalam rilis laporan kinerka keuangan hingga kuartal III-2024 menyebutkan bahwa pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dari Rp 22,56 triliun menjadi Rp 24,23 triliun. Laba bruto juga meningkat dari Rp 8,90 triliun menjadi Rp 9,51 triliun. Perseroan juga mencatatkan kenailan laba sebeul pajak penghasilan dari Rp 2,65 triliun menjadi Rp 3,09 triliun. Kenaikan tersebut menjadikan laba periode berjalan perseroan bertumbuh adri Rp 2,07 triliun menjadi Rp 2,39 triliun.
NERACA Jakarta – Pangkas beban utang, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mengumumkan telah melunasi utang senilai Rp85 miliar kepada…
NERACA Jakarta- Ramaikan pasar kendaraan listrik, PT Indika Energy Tbk (INDY) bersiap membanjiri pasar bus listrik dengan mendistribusikan lagi sebanyak…
NERACA Jakarta- Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) go private kembali molor dari target. Pasalnya, para pemegang saham kembali…
NERACA Jakarta – Pangkas beban utang, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mengumumkan telah melunasi utang senilai Rp85 miliar kepada…
NERACA Jakarta- Ramaikan pasar kendaraan listrik, PT Indika Energy Tbk (INDY) bersiap membanjiri pasar bus listrik dengan mendistribusikan lagi sebanyak…
NERACA Jakarta- Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) go private kembali molor dari target. Pasalnya, para pemegang saham kembali…