SDM Dinilai Jadi Tantangan Pengembangan Asuransi Jiwa Syariah

SDM Dinilai Jadi Tantangan Pengembangan Asuransi Jiwa Syariah 
NERACA
Jakarta - Perusahaan asuransi jiwa berbasis syariah PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) mengungkapkan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu tantangan pengembangan asuransi jiwa syariah. "SDM kita masih kurang, khususnya yang mengerti teknik soal syariah," ungkap Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono, seperti dikutip Antara, kemarin. 
 
Hal tersebut karena Program edukasi keuangan Syariah yang tersedia belum sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan industri. Maka dari itu, ia mengatakan Kompetensi SDM yang harus distandardisasi agar lebih memahami industri Asuransi jiwa Syarish. Adapun Prudential Syariah terus meningkatkan kemampuan SDM dengan berbagai pelatihan.
 
Selain itu, penyebab lain SDM masih menjadi tantangan pengembangan asuransi jiwa syariah yaitu mayoritas SDM di industri asuransi jiwa syariah berasal dari latar belakang keuangan non syariah. Pendidikan teknis asuransi juga cenderung berasal dari negara barat yang tidak mengenal asuransi syariah.
 
Tantangan lainnya yang menghambat pengembangan asuransi jiwa syariah, kata Paul, yakni literasi. Tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya 3,99 persen, jauh lebih kecil dari tingkat literasi asuransi pada umumnya. Umat Muslim pun masih memilih asuransi jiwa konvensional karena satu dan lain hal dibanding asuransi syariah.
 
Kemudian, regulasi dan perpajakan turut menjadi tantangan, dimana masih terbatasnya regulasi dan fatwa mengenai keragaman produk asuransi syariah. Menurut dia, tantangan regulasi dan perpajakan salah satunya didorong keterbatasan ragam produk investasi syariah di dalam dan luar negeri, aturan pajak yang belum terlalu jelas mengatur pajak atas surplus underwriting dan Dana Tabarru', serta aturan mengenai hukum waris yang belum ada.
 
"Kami dukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menambah regulasi dalam mengembangkan industri asuransi syariah di Indonesia," ucap dia. Terakhir, lanjut Paul, ekosistem pendukung menjadi tantangan lainnya dalam pengembangan asuransi jiwa syariah, yang meliputi data dan informasi, teknologi, kapasitas riset dan pengembangan.

 

NERACA

 

Jakarta - Perusahaan asuransi jiwa berbasis syariah PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) mengungkapkan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu tantangan pengembangan asuransi jiwa syariah. "SDM kita masih kurang, khususnya yang mengerti teknik soal syariah," ungkap Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono, seperti dikutip Antara, kemarin. 

Hal tersebut karena Program edukasi keuangan Syariah yang tersedia belum sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan industri. Maka dari itu, ia mengatakan Kompetensi SDM yang harus distandardisasi agar lebih memahami industri Asuransi jiwa Syarish. Adapun Prudential Syariah terus meningkatkan kemampuan SDM dengan berbagai pelatihan.

Selain itu, penyebab lain SDM masih menjadi tantangan pengembangan asuransi jiwa syariah yaitu mayoritas SDM di industri asuransi jiwa syariah berasal dari latar belakang keuangan non syariah. Pendidikan teknis asuransi juga cenderung berasal dari negara barat yang tidak mengenal asuransi syariah.

Tantangan lainnya yang menghambat pengembangan asuransi jiwa syariah, kata Paul, yakni literasi. Tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya 3,99 persen, jauh lebih kecil dari tingkat literasi asuransi pada umumnya. Umat Muslim pun masih memilih asuransi jiwa konvensional karena satu dan lain hal dibanding asuransi syariah.

Kemudian, regulasi dan perpajakan turut menjadi tantangan, dimana masih terbatasnya regulasi dan fatwa mengenai keragaman produk asuransi syariah. Menurut dia, tantangan regulasi dan perpajakan salah satunya didorong keterbatasan ragam produk investasi syariah di dalam dan luar negeri, aturan pajak yang belum terlalu jelas mengatur pajak atas surplus underwriting dan Dana Tabarru', serta aturan mengenai hukum waris yang belum ada.

"Kami dukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menambah regulasi dalam mengembangkan industri asuransi syariah di Indonesia," ucap dia. Terakhir, lanjut Paul, ekosistem pendukung menjadi tantangan lainnya dalam pengembangan asuransi jiwa syariah, yang meliputi data dan informasi, teknologi, kapasitas riset dan pengembangan.

BERITA TERKAIT

Pengguna Terus Naik, Muamalat DIN Perbanyak Fitur Baru

  NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terus mengoptimalkan aplikasi mobile banking Muamalat DIN dengan menambah beragam fitur…

Sambut Nataru, BI Siapkan Uang Layak Edar Rp133,7 Triliun

  NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyediakan uang rupiah layak edar senilai Rp133,7 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama…

Grup Modalku Raih Pendanaan US$25 Juta dari CJF

  NERACA Jakarta – Grup Modalku, platform pendanaan digital untuk UKM mengumumkan telah mengamankan investasi ekuitas senilai Rp 398 miliar…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengguna Terus Naik, Muamalat DIN Perbanyak Fitur Baru

  NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terus mengoptimalkan aplikasi mobile banking Muamalat DIN dengan menambah beragam fitur…

Sambut Nataru, BI Siapkan Uang Layak Edar Rp133,7 Triliun

  NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyediakan uang rupiah layak edar senilai Rp133,7 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama…

Grup Modalku Raih Pendanaan US$25 Juta dari CJF

  NERACA Jakarta – Grup Modalku, platform pendanaan digital untuk UKM mengumumkan telah mengamankan investasi ekuitas senilai Rp 398 miliar…