Ekonom: Sektor Konstruksi Jadi Prioritas Topang Ekonomi

NERACA

Jakarta - Ekonom Lucky Bayu Purnomo dari lembaga riset LBP Institute menilai bahwa sektor konstruksi masih menjadi salah satu prioritas untuk menopang perekonomian nasional.

"Sektor konstruksi pada 2021 itu trennya masih prospektif. Kita tahu bahwa negara berkembang dan negara maju itu konstruksi memang menjadi dasar dari pertumbuhan PDB, karena itu konstruksi tetap prospektif," ujar Lucky Bayu Purnomo yang juga pendiri lembaga riset LBP Institute ketika dihubungi di Jakarta seperti dikutip Antara, kemarin (19/11).

Kendati demikian, menurut dia, sektor konstruksi saat ini sedang mengalami tantangan untuk bertahan di tengah PDB yang sedang mengalami kontraksi akibat COVID-19."Cita-cita awalnya adalah melalui konstruksi dapat menghubungkan suatu kegiatan yang ekonomis dari satu tempat ke tempat yang lain, namun karena pandemi menjadi tertunda pengerjaan proyeknya," katanya.

Lucky menyarankan agar perusahaan konstruksi seperti PT Wijaya Karya (Persero) dan perusahaan konstruksi lainnya untuk mengatur ulang dana belanja modal (capital expenditure/ capex) dan belanja operasional (operational expenditure/opex).

"Permodalan harus dievaluasi kembali. Sumber modal dari perbankan, obligasi atau yang menimbulkan bunga serta tagihan, itu harus di restart karena bunga yang berlaku sudah berbeda dengan keadaan saat ini," kata Lucky.

Sementara itu secara terpisah, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings dalam rilis laporannya mengenai BUMN konstruksi menyatakan realisasi anggaran untuk sektor infrastruktur menjadi kunci pemulihan sektor konstruksi yang sempat terkena dampak sangat parah dari pandemi COVID-19.

Meski begitu, cepat atau tidaknya pemulihan akan bergantung kepada seberapa terkontrolnya kasus COVID-19 dan pelonggaran terhadap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Fitch Ratings meyakini BUMN konstruksi berada pada posisi yang baik untuk memenangkan kontrak baru pada 2021 mengingat predikatnya sebagai pemimpin pangsa pasar. Dengan begitu, BUMN konstruksi bakal mampu memperbaiki kinerja keuangan maupun operasional secara bertahap pascapandemi.

Sebelumnya, Center of Reform on Economics (Core) Indonesia optimistis industri konstruksi akan bangkit seiring dengan perkiraan keberadaan vaksin pada 2021."Tahun depan perekonomian akan pulih, banyak berita baik tentang keberadaan vaksin, baik dari luar negeri maupun Indonesia," ujar Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah, Senin (16/11).

Menurut dia, keberadaan vaksin COVID-19 merupakan senjata penting untuk menangani pandemi serta mendukung pemulihan ekonomi nasional."Ketika ekonomi pulih, sektor konstruksi akan mulai bangkit," ucapnya.

Ia menambahkan sektor konstruksi dan pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan karena konstruksi menimbulkan ekspansi ekonomi melalui efek berantai.

Sejumlah BUMN, lanjut Piter, dapat dijadikan sebagai motor penggerak untuk melaksanakan proyek konstruksi nasional. Ia menilai BUMN Karya seperti Wijaya Karya (WIKA) dan lainnya memiliki kemampuan keuangan yang cukup baik sehingga dapat melaksanakan proyek konstruksi dengan baik.

"Tekanan memang ada pada cashflow perusahaan konstruksi, namun mereka masih bisa laksanakan proyek, yang penting pembayaran tepat waktu agar tidak ganggu cashflow," katanya.

Secara terpisah Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai pengelolaan keuangan WIKA masih terjaga dengan optimal di tengah pandemi COVID-19.

Menurut dia, komitmen perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian menjadi salah satu faktor terjaganya keuangan WIKA, salah satunya tercermin dari rasio utang perseroan."Rasio utang WIKA masih terjaga, itu bagus dan menjadi perhatian di tengah pandemi ini," ujarnya.

Tercatat pada kuartal II 2020, rasio utang berbunga (gearing ratio) berada pada posisi 1,26 kali (dari maksimal level covenant 2,5 kali), menunjukkan bahwa WIKA akan tetap beroperasi dengan baik dan siap untuk menangkap peluang di masa mendatang. mohar

 

 

 

BERITA TERKAIT

Revisi PP No. 5 Tahun 2021 Libatkan Masyarakat

NERACA Jakarta – Pemerintah terus berupaya menjaga keberhasilan kinerja ekonomi dengan mewujudkan iklim investasi di Indonesia menjadi lebih baik lagi,…

TANTANGAN DI ERA DISRUPSI INDUSTRI PERS: - Dirjen Kominfo : Media Massa Harus Kreatif dan Inovatif

Jakarta - Media massa global tidak terkecuali Indonesia tengah mengalami disrupsi digital. Dimana perkembangan teknologi digital seperti media sosial (Medsos)…

BPS: 32 PROVINSI ALAMI DEFLASI - Sumatera Barat Terdalam pada Juli 2024

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami deflasi pada Juli 2024. Catatan deflasi terdalam…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

Revisi PP No. 5 Tahun 2021 Libatkan Masyarakat

NERACA Jakarta – Pemerintah terus berupaya menjaga keberhasilan kinerja ekonomi dengan mewujudkan iklim investasi di Indonesia menjadi lebih baik lagi,…

TANTANGAN DI ERA DISRUPSI INDUSTRI PERS: - Dirjen Kominfo : Media Massa Harus Kreatif dan Inovatif

Jakarta - Media massa global tidak terkecuali Indonesia tengah mengalami disrupsi digital. Dimana perkembangan teknologi digital seperti media sosial (Medsos)…

BPS: 32 PROVINSI ALAMI DEFLASI - Sumatera Barat Terdalam pada Juli 2024

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami deflasi pada Juli 2024. Catatan deflasi terdalam…