Water Management, Salah Satu Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi

Water Management, Salah Satu Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi
Ogan Ilir – Dalam kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan pentingnya sistem irigasi yang andal sebagai salah satu kunci utama peningkatan produktivitas pertanian, khususnya tanaman padi.
“Irigasi, ini kata kuncinya water management. Irigasi yang paling baik kita pakai. Ini diperbaiki, dioptimalisasi, kemudian dirawat” terang Amran kepada Presiden Prabowo.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran melakukan tanam padi di lahan rawa yang sebelumnya hanya memiliki Indeks Pertanaman (IP) 100 kini telah menjadi IP 200, melalui intervensi teknologi pertanian, termasuk penerapan sistem water management yang efektif. 
Amran menyebutkan program optimalisasi lahan di Sumatera Selatan mencapai 105.000 hektare sawah dan ke depannya berpotensi menjadi satu juta hektar sawah. 
“Ini sebenarnya rawa, tempat buaya, Alhamdulillah dengan program kita menjadi 105.000 hektar, tapi potensi satu juta (hektar). Kalau katakan dua tahun selesai di sini saja bisa mengalahkan Jawa Timur.” tegas Amran
Amran menjelaskan, keberhasilan peningkatan indeks pertanaman ini menjadi perhatian internasional. Menteri Amran mengungkapkan bahwa negara tetangga seperti Malaysia hingga Jepang menunjukkan ketertarikan untuk mempelajari strategi Indonesia dalam meningkatkan produktivitas lahan rawa melalui pengelolaan air yang terintegrasi.
“Kemarin negara sahabat, Malaysia datang. meminta bantuan, sebagai kakak tertua katanya. Minggu depan Jepang ke sini, ingin mempelajari bagaimana meningkatkan produktivitas di lahan seperti ini,” jelas Amran.
Sebelumnya Amran juga menekankan pentingnya pengawasan harian terhadap capaian tanam. Pada kegiatan tersebut dilakukan penandatanganan kontrak kerja pemenuhan target LTT, Oplah, CSR dan Padi Gogo oleh para penanggung jawab wilayah.
 "Alhamdulillah, capaian bulan Maret meningkat dari 900-an ribu hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya. Ini capaian bagus, tetapi tidak boleh lengah," ujar Amran. 
Amran pun menegaskan, pemantauan terhadap LTT harus dilakukan secara harian untuk menjamin tercapainya target swasembada. "Kalau mau pangan terpenuhi, harus evaluasi harian, bukan bulanan," tambah Amran.
Amran menargetkan LTT minimal mencapai 1,6 juta hektare, dan menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam menjaga ritme tanam. “Kalau target tidak tercapai, kamu yang jadi target,” kata Amran, merujuk pada para penanggung jawab di lapangan yang harus lengser dari jabatannya jika target tidak tercapai.
Amran juga menyampaikan apresiasinya atas lonjakan serapan gabah oleh Bulog yang disebut meningkat hingga 2.000 persen dibandingkan periode sebelumnya. Data dari BPS, lanjutnya, menunjukkan bahwa capaian produksi saat ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. 
Amran juga menyoroti penindakan terhadap praktik mafia pangan yang telah menyeret lebih dari 20 tersangka.
"Presiden memerintahkan untuk berantas korupsi dan mafia. Kami bekerja untuk rakyat, berpihak pada rakyat kecil tanpa membedakan suku dan agama, demi tegaknya merah putih di sektor pangan," ujar Amran.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa perhatian Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian sangat besar. "Saya dan Pak Menteri sering mendapat telepon dari Presiden. Memang sektor pangan dan pertanian ini saling berkaitan. Beliau sangat concern terhadap ketahanan pangan kita, ketersediaan pangan bagi rakyat kita, bukan hanya beras tapi yang lain-lainnya juga.," ungkap Sudaryono atau biasa disapa Mas Dar.
Mas Dar juga menekankan pentingnya LTT. Karena menurutnya jumlah hasil produksi sangat ditentukan oleh luas panen, dimana keberhasilannya sangat ditentukan oleh proses-proses sebelumnya seperti pembibitan dan pembenihan, ketersediaan pupuk, dan irigasi yang memadai.
Sementara itu, Presiden Prabowo secara langsung ikut serta dalam proses penanaman padi menggunakan drone pertanian yang mampu menyebar benih secara efisien dan merata di area yang luas.
“Ini pertama kalinya saya mencoba mengendalikan tanam menggunakan drone. Kalau menggunakan tenaga manusia butuh waktu 25 hari untuk tanam 1 hektare, dengan drone bisa tanam 25 hektare dalam satu hari,” jelas Presiden Prabowo.
 

NERACA

Ogan Ilir – Dalam kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan pentingnya sistem irigasi yang andal sebagai salah satu kunci utama peningkatan produktivitas pertanian, khususnya tanaman padi.

“Irigasi, ini kata kuncinya water management. Irigasi yang paling baik kita pakai. Ini diperbaiki, dioptimalisasi, kemudian dirawat” terang Amran kepada Presiden Prabowo.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran melakukan tanam padi di lahan rawa yang sebelumnya hanya memiliki Indeks Pertanaman (IP) 100 kini telah menjadi IP 200, melalui intervensi teknologi pertanian, termasuk penerapan sistem water management yang efektif. 

Amran menyebutkan program optimalisasi lahan di Sumatera Selatan mencapai 105.000 hektare sawah dan ke depannya berpotensi menjadi satu juta hektar sawah. 

“Ini sebenarnya rawa, tempat buaya, Alhamdulillah dengan program kita menjadi 105.000 hektar, tapi potensi satu juta (hektar). Kalau katakan dua tahun selesai di sini saja bisa mengalahkan Jawa Timur.” tegas Amran

Amran menjelaskan, keberhasilan peningkatan indeks pertanaman ini menjadi perhatian internasional. Menteri Amran mengungkapkan bahwa negara tetangga seperti Malaysia hingga Jepang menunjukkan ketertarikan untuk mempelajari strategi Indonesia dalam meningkatkan produktivitas lahan rawa melalui pengelolaan air yang terintegrasi.

“Kemarin negara sahabat, Malaysia datang. meminta bantuan, sebagai kakak tertua katanya. Minggu depan Jepang ke sini, ingin mempelajari bagaimana meningkatkan produktivitas di lahan seperti ini,” jelas Amran.

Sebelumnya Amran juga menekankan pentingnya pengawasan harian terhadap capaian tanam. Pada kegiatan tersebut dilakukan penandatanganan kontrak kerja pemenuhan target LTT, Oplah, CSR dan Padi Gogo oleh para penanggung jawab wilayah.

 "Alhamdulillah, capaian bulan Maret meningkat dari 900-an ribu hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya. Ini capaian bagus, tetapi tidak boleh lengah," ujar Amran. 

Amran pun menegaskan, pemantauan terhadap LTT harus dilakukan secara harian untuk menjamin tercapainya target swasembada. "Kalau mau pangan terpenuhi, harus evaluasi harian, bukan bulanan," tambah Amran.

Amran menargetkan LTT minimal mencapai 1,6 juta hektare, dan menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam menjaga ritme tanam. “Kalau target tidak tercapai, kamu yang jadi target,” kata Amran, merujuk pada para penanggung jawab di lapangan yang harus lengser dari jabatannya jika target tidak tercapai.

Amran juga menyampaikan apresiasinya atas lonjakan serapan gabah oleh Bulog yang disebut meningkat hingga 2.000 persen dibandingkan periode sebelumnya. Data dari BPS, lanjutnya, menunjukkan bahwa capaian produksi saat ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. 

Amran juga menyoroti penindakan terhadap praktik mafia pangan yang telah menyeret lebih dari 20 tersangka.

"Presiden memerintahkan untuk berantas korupsi dan mafia. Kami bekerja untuk rakyat, berpihak pada rakyat kecil tanpa membedakan suku dan agama, demi tegaknya merah putih di sektor pangan," ujar Amran.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa perhatian Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian sangat besar. "Saya dan Pak Menteri sering mendapat telepon dari Presiden. Memang sektor pangan dan pertanian ini saling berkaitan. Beliau sangat concern terhadap ketahanan pangan kita, ketersediaan pangan bagi rakyat kita, bukan hanya beras tapi yang lain-lainnya juga.," ungkap Sudaryono atau biasa disapa Mas Dar.

Mas Dar juga menekankan pentingnya LTT. Karena menurutnya jumlah hasil produksi sangat ditentukan oleh luas panen, dimana keberhasilannya sangat ditentukan oleh proses-proses sebelumnya seperti pembibitan dan pembenihan, ketersediaan pupuk, dan irigasi yang memadai.

Sementara itu, Presiden Prabowo secara langsung ikut serta dalam proses penanaman padi menggunakan drone pertanian yang mampu menyebar benih secara efisien dan merata di area yang luas.

“Ini pertama kalinya saya mencoba mengendalikan tanam menggunakan drone. Kalau menggunakan tenaga manusia butuh waktu 25 hari untuk tanam 1 hektare, dengan drone bisa tanam 25 hektare dalam satu hari,” jelas Presiden Prabowo.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Produksi Minyak 2024 Capai 54,2 MBOPD

Produksi Minyak 2024 Capai 54,2 MBOPD Jakarta - Sepanjang 2024, Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina mencatat kinerja operasional migas positif.…

Pemanfaatan DAK Dongkrak Kapasitas Produksi Sentra IKM

Pemanfaatan DAK Dongkrak Kapasitas Produksi Sentra IKM Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus mengembangkan sentra industri kecil dan…

Kemenperin Gandeng JICA Dorong IKM Otomotif

  Kemenperin Gandeng JICA Dorong IKM Otomotif Jakarta – Industri otomotif selama ini telah memberikan kontribusi signfikan terhadap pertumbuhan ekonomi…

BERITA LAINNYA DI Industri

Produksi Minyak 2024 Capai 54,2 MBOPD

Produksi Minyak 2024 Capai 54,2 MBOPD Jakarta - Sepanjang 2024, Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina mencatat kinerja operasional migas positif.…

Water Management, Salah Satu Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi

Water Management, Salah Satu Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi Ogan Ilir – Dalam kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke…

Pemanfaatan DAK Dongkrak Kapasitas Produksi Sentra IKM

Pemanfaatan DAK Dongkrak Kapasitas Produksi Sentra IKM Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus mengembangkan sentra industri kecil dan…