Guna memperkuat lini bisnisnya di sektor energi, emiten perdagangan batu bara dan energi, PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS) menyampaikan tengah mematangkan langkah strategis untuk mengakuisisi kontraktor batu bara yang telah memiliki kontrak dengan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Direktur Utama AIMS, Calvin Lutvi dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mentgatakan, aksi korporasi ini merupakan rencana ekspansi jangka panjang perseroan dalam memanfaatkan momentum kenaikan harga batu bara global serta prospek cerah industri batu bara di Indonesia yang masih menjadi tulang punggung kebutuhan energi nasional. “Kami menyadari bahwa dalam dunia bisnis, fleksibilitas dan adaptasi adalah kunci keberhasilan. Meskipun sebelumnya AIMS telah mengungkapkan rencana untuk bergeser ke industri entertainment lifestyle, tantangan ekonomi dan dinamika bisnis saat ini mendorong kami untuk mengubah rencana tersebut,”ujarrnya.
Kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini mengalami perlambatan, termasuk deflasi dan meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja, telah berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun secara signifikan. Oleh karena itu, lanjutnya, akuisisi grup usaha di bidang jasa kontraktor batu bara, pengangkutan batu bara, dan infrastruktur batu bara ini adalah langkah strategis yang diyakini akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan memperkuat posisi AIMS di industri energi.
Sebagai informasi, prospek bisnis kontraktor batu bara di Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan optimisme terhadap kinerja industri batu bara, didorong oleh tingginya permintaan untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Peningkatan kebutuhan dalam negeri terlihat dari proyeksi kenaikan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara tahun 2025 yang mencapai 229,3 juta ton, naik 4,05% dibandingkan target DMO tahun 2024 sebesar 220 juta ton. Kemudian harga batu bara global saat ini menunjukkan tren peningkatan yang signifikan, dipicu oleh keterbatasan pasokan global, konflik geopolitik, dan meningkatnya permintaan pasca-pandemi.
Data per kuartal I 2025 menunjukkan harga batu bara acuan berada di kisaran USD 145 - 165 per metrik ton, meningkat lebih dari 15% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini membuka peluang bagi AIMS untuk memperluas portofolio bisnis energi melalui akuisisi grup usaha di bidang jasa kontraktor batu bara, pengangkutan batu bara, dan infrastruktur batu bara yang sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan tambang batu bara.
Meski dunia bergerak menuju energi terbarukan, batu bara masih menjadi sumber energi utama untuk kebutuhan industri berat, listrik, dan manufaktur di Indonesia. Pemerintah juga telah menetapkan DMO untuk memastikan ketersediaan pasokan batu bara dalam negeri, yang menegaskan strategisnya peran batu bara untuk ketahanan energi nasional.
Torehkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan laba sebesar 6,06% dari Rp238,72 miliar menjadi Rp253,19 miliar di tahun 2024 menjadi optimisme…
Jakarta – Gotrade Indonesia memperkenalkan berbagai inovasi revolusioner dalam ajang Gotrade Prestige Summit 2025-The New Era of Trading Unveiled,…
Dorong peningkatan literasi aset crypto, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) menggelar program Pintu Goes to Office dengan tema Crypto Office…
Torehkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan laba sebesar 6,06% dari Rp238,72 miliar menjadi Rp253,19 miliar di tahun 2024 menjadi optimisme…
Guna memperkuat lini bisnisnya di sektor energi, emiten perdagangan batu bara dan energi, PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS) menyampaikan…
Jakarta – Gotrade Indonesia memperkenalkan berbagai inovasi revolusioner dalam ajang Gotrade Prestige Summit 2025-The New Era of Trading Unveiled,…