NERACA
Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyatakan bahwa industri asuransi jiwa memiliki prospek pertumbuhan yang positif pada tahun ini melalui berbagai adaptasi terhadap regulasi-regulasi baru serta sejumlah inovasi dalam pengembangan produk.
Ia mengatakan bahwa pelaku industri asuransi jiwa saat ini tengah bersiap menghadapi implementasi aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 pada 2025 serta regulasi permodalan 2026, yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan industri.
Pelaku industri asuransi jiwa juga terus berkomitmen untuk memberikan pelindungan komprehensif dan efisien bagi masyarakat melalui penerapan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Asuransi Kesehatan dan implementasi mekanisme Coordination of Benefit (CoB).
“Kami optimistis bahwa langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan nasabah, tetapi juga memperkuat pertumbuhan industri asuransi jiwa secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Budi Tampubolon.
Optimisme AAJI terhadap prospek positif industri asuransi jiwa pada tahun ini juga didasarkan atas positifnya kinerja industri pada tahun lalu, menurut laporan keuangan yang belum diaudit (unaudited) dari 56 perusahaan asuransi jiwa di seluruh Indonesia.
Kinerja positif tersebut salah satunya terlihat dari total aset industri asuransi jiwa yang disampaikan oleh Kepala Departemen Keagenan AAJI Wianto Chen mencapai Rp616,75 triliun pada 2024.
“Total aset industri asuransi jiwa meningkat 0,7 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp616,75 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya 0,3 persen (yoy). Sementara itu, total investasi industri mencapai Rp541,40 triliun, naik 0,2 persen (yoy),” katanya.
Ia mengatakan bahwa salah satu sumber pertumbuhan investasi industri asuransi jiwa adalah investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat 11,9 persen yoy, dengan total kontribusi Rp205,03 triliun atau 37,9 persen dari total investasi.
Aset investasi industri asuransi jiwa lainnya adalah saham dan reksa dana, yang masing-masing berkontribusi sebesar 24,7 persen dan 12,9 persen dari total portofolio investasi.
“Industri asuransi jiwa terus memainkan peran penting dalam perekonomian nasional, salah satunya melalui peningkatan investasi di SBN, yang tidak hanya mendukung stabilitas industri tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan nasional,” ucap Wianto Chen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menekankan bahwa industri asuransi harus secara kolektif dan berkesinambungan untuk ikut meningkatkan literasi asuransi pada masyarakat, mengingat rendahnya literasi merupakan tantangan paling utama bagi industri asuransi.
“Hal ini harus diiringi dengan perbaikan citra industri asuransi untuk dapat tetap terpercaya dengan menjunjung tinggi integritas dan perbaikan tata kelola,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono.
OJK memandang bahwa peningkatan literasi asuransi tersebut dapat menjadi salah satu langkah yang bisa dilakukan industri asuransi untuk meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia.
Selain itu, langkah lainnya, industri asuransi juga harus mulai menggarap pasar-pasar baru yang selama ini belum tergarap dengan optimal seperti masuk ke dalam ekosistem-ekosistem yang sedang berkembang. “Misalnya, dukungan kepada program-program pemerintah, dukungan terhadap digitalisasi, dan dukungan terhadap ekonomi hijau dan lain-lain,” kata Ogi.
Ia menambahkan bahwa industri asuransi harus mulai berpikir untuk mengembangkan bisnis di wilayah geografis di luar Jawa yang juga mempunyai potensi besar dengan mendirikan kantor-kantor pemasaran baru di wilayah tersebut. Hal ini menjadi langkah ketiga yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penetrasi asuransi.
NERACA Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah bersiap untuk mengantisipasi tekanan global pada 2025 dengan meningkatkan…
NERACA Jakarta - PT Asuransi Jiwa Sequis Life meluncurkan 3 produk asuransi, yaitu Sequis Q Heritage Income Protector yang dirancang untuk persiapan…
NERACA Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat realisasi penyaluran kredit untuk sektor UMKM sebesar Rp144 triliun pada…
NERACA Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah bersiap untuk mengantisipasi tekanan global pada 2025 dengan meningkatkan…
NERACA Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyatakan bahwa industri asuransi jiwa memiliki…
NERACA Jakarta - PT Asuransi Jiwa Sequis Life meluncurkan 3 produk asuransi, yaitu Sequis Q Heritage Income Protector yang dirancang untuk persiapan…